Share

Kontrak Pernikahan Rahasia Sang Presdir
Kontrak Pernikahan Rahasia Sang Presdir
Penulis: Myafa

Bab 1

“Kita putus.”

Napas Nerissa memburu setelah menampar kekasih—yang sekarang tentu sudah menjadi mantan kekasih—di hadapannya. Kekecewaan dan rasa sakit menjalar di dalam hatinya, matanya kini sudah berkaca-kaca.

Tanpa banyak kata, Nerissa mengakhiri semuanya. Dia segera pergi dari tempat itu. Tak mau berdebat terlalu banyak dan membuatnya kehilangan energi.

Andai saja Nerissa tidak datang untuk mengantarkan bubur yang dibeli, tidak mungkin dia melihat pria yang dicintai melakukan hubungan intim dengan wanita lain di dalam mobil. Yang lebih menyakitkan lagi adalah wanita itu merupakan teman kantornya sendiri.

Nerissa segera masuk ke mobil dan melajukan mobilnya. Meninggalkan apartemen kekasihnya itu. Tak mau berlama-lama di tempat terkutuk itu.

Hari sudah malam, tetapi Nerissa tidak ingin langsung pulang ke rumah. Ia ingin mabuk!

Meskipun dia tidak bisa dan tidak menyukai minuman beralkohol, tetapi malam ini Nerissa ingin membiarkan dirinya berada dalam bawah pengaruh alkohol agar bisa melupakan rasa sakitnya diselingkuhi.

“Berikan aku apa pun yang bisa membuatku mabuk!” kata Nerissa pada bartender setelah mendudukkan dirinya di bangku bar.

Tanpa menunggu lama, Nerissa segera meminum minuman yang dipesannya. Dia meminum sambil menangis ketika mengingat bagaimana kekasihnya baru saja menghianatinya.

“Tega sekali dia!” Sambil minum, Nerissa terus bergumam. “Kenapa aku harus sakit lagi dan lagi?”

Nerissa merasa begitu malang nasibnya. Setelah diselingkuhi suaminya, kini dia diselingkuhi pacarnya. Pria mana lagi yang bisa dipercaya.

“Berikan aku satu gelas lagi.” Satu gelas masih belum membuat Nerissa menghilangkan rasa sakit hatinya.

Di saat yang sama, Naven menoleh ketika mendengar seorang wanita memesan minuman di sebelahnya. Sepertinya wanita di sebelahnya ini butuh alkohol untuk menenangkan diri, seperti dirinya.

Naven perlu menenangkan diri karena papanya yang sedang berada di rumah sakit, tiba-tiba memintanya untuk menikah. Sang Papa bilang, takut jika tidak bisa melihat anaknya menikah. Saat ini papanya juga melarang Naven menemuinya jika Naven tidak mau juga menikah.

Bukannya Naven tidak mau menikah. Dia mau saja menikah, sayangnya, sang kekasih yang merupakan artis papan atas, memiliki kontrak film dan mengharuskannya untuk tidak menikah dalam dua tahun. Jadi, jelas Naven tidak bisa mewujudkan permintaan papanya itu

“Semua laki-laki sama saja!” Tiba-tiba wanita di sebelah Naven berteriak.

Pria itu melirik sekilas dari ekor matanya. Wanita di sebelahnya sepertinya mulai mabuk. Tak mau ambil pusing, dia langsung memutar tubuhnya untuk menghindar dari wanita itu.

“Kamu!” Wanita itu tiba-tiba memukul Naven.

Naven yang sedang menikmati minumnya pun seketika terkejut dengan apa yang dilakukan wanita di sampingnya itu terhadapnya.

“Hai, Nona, kenapa kamu memukulku?” Naven memiringkan tubuhnya untuk dapat menghadap ke arah wanita di depannya.

“Kamu memang laki-laki kurang ajar.” Wanita itu terus berusaha memukul Naven.

Naven benar-benar tidak mengerti kenapa wanita di depannya itu memukulnya seperti itu. Padahal kenal saja tidak.

“Kenapa kamu tega selingkuh dari aku? Kenapa harus dengan temanku?” Wanita ini yang tadinya marah seketika berubah menangis.

Naven tentu saja merasa heran dengan wanita di sebelahnya itu. Baru saja dia marah-marah, tiba-tiba saja dia menangis.

Tetapi, justru lebih aneh lagi ketika wanita itu tiba-tiba menyandarkan kepalanya di dada Naven!

Hal itu membuat Naven merasa bingung dan tidak nyaman di saat yang bersamaan.

“Apakah kamu tahu jika aku sangat mencintaimu?” Kali ini, wanita itu tiba-tiba memeluk Naven.

Naven semakin dibuat terkejut. Dia berusaha mendorong tubuh wanita itu menjauh, tapi justru wanita itu mengeratkan pelukannya. Tentu saja apa yang dilakukannya itu menarik perhatian orang-orang di sekitarnya.

“Hai, Nona, tolong lepaskan,” bisik Naven berusaha menyadarkan wanita di depannya itu.

“Aku sudah percaya padamu. Aku yakin jika kamu berbeda dengan pria-pria lainnya. Tapi, kamu tega melakukan semua ini padaku.” Wanita itu kini menangis di dalam pelukan Naven.

Orang-orang melihat ke arah Naven. Dilihat dari tatapan semua orang, mereka pasti mengira jika dirinyalah yang menyakiti wanita ini. Awalnya, Naven ingin mendorong tubuh Nerissa, tapi dia tidak mau jadi bulan-bulanan orang.

“Iya, maafkan-maaf. Sudah lepaskan.” Naven pura-pura membelai rambut Nerissa sambil menjauhkan tubuh Nerissa.

Di sisi lain, seseorang melihat Nerissa sedang berpelukan dengan seorang pria.

Tadinya setelah Nerissa mengetahui perselingkuhannya, Harry mengejar dan mengikuti Nerissa untuk memberikan penjelasan pada Nerissa. Namun, dia justru mendapati Nerissa sedang memeluk seorang pria di bar.

“Bukankah itu Naven Alister Zorion?” Harry memerhatikan pria yang bersama dengan Nerissa.

Setelah memastikan sekali lagi pria di sebelah Nerissa, senyum di salah satu ujung bibir Harry terangkat. Lantas, dia tidak akan melewatkan kesempatan ini. Harry segera mengambil ponselnya dan memotret Nerissa bersama Naven.

Harry melihat hasil tangkapannya, lalu tersenyum puas.

***

Pagi harinya, Nerissa terbangun sambil memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Ini pasti efek dari minum-minum tadi malam, itu yang membuat Nerissa tidak menyukai minuman alkohol.

Saat membuka mata, dia melihat ke sekeliling, memastikan di mana dirinya berada. “Aku di kamar?”

Karena merasa berada di tempat yang aman, dia kembali memejamkan matanya. Namun, baru beberapa saat dia memejamkan matanya, tiba-tiba dia teringat akan sesuatu.

Terakhir kali yang dia ingat adalah berada di bar dan sedang minum.

“Bagaimana aku bisa pulang?” Dia bertanya pada dirinya sendiri sambil kembali membuka matanya.

“Kamu pulang diantar seorang pria.”

Suara temannya membuat Nerissa mengalihkan pandangan. Dia melihat teman sekantornya, Ana, datang membawakan secangkir minuman untuknya.

“Pria?” Nerissa bangun dari posisi tidurnya karena terkejut. Namun, dia langsung memegangi kepalanya lagi karena merasakan pusing.

“Iya, pria.” Ana kembali mengulang ucapannya.

“Siapa? Harry?” Nerissa menatap sang temannya lekat.

“Kamu mau tahu siapa yang mengantarkanmu pulang?”  Ana bertanya seraya mendudukkan tubuhnya di tempat tidur Nerissa.

Nerissa mulai penasaran ketika temannya itu justru main tebak-tebakan. Untuk saat ini dia hanya dekat dengan Harry. Tidak ada pria lain.

“Siapa? Cepat katakan!” Nerissa benar-benar begitu penasaran.

“Naven Alister Zorion.” Ana menyebut nama Presdir Zorion itu dengan lengkap.

Mata Indah Nerissa yang dihiasi bulu mata lentik itu langsung membulat sempurna. Bagaimana bisa dia diantar oleh Presdir tempatnya bekerja?

“Bagaimana bisa aku bertemu dengan Pak Naven di bar?”

Komen (11)
goodnovel comment avatar
Yana
Nerisa nerisa
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
dia kaget kok bisa aku di antar sama bos ku?????
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
makanya nerissa, jangan pernah minum-minuman keras.akhirnya dirimu mabuk dan tidak ingat apa-apakan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status