Home / Romansa / Kontrak Tanpa Cinta / Bab 6 - Luka lama, Janji baru

Share

Bab 6 - Luka lama, Janji baru

Author: Gywnee
last update Last Updated: 2025-07-01 11:48:58

Pagi itu, Alinea bangun lebih awal dari biasanya. Ia turun ke dapur dengan rambut masih sedikit berantakan, hanya mengenakan sweater panjang dan celana kain tipis. Cahaya matahari pagi masuk dari jendela kaca, memantul lembut di lantai marmer.

Ia membuka kulkas dan mulai menyiapkan sarapan—tanpa sadar, kebiasaan lamanya kembali muncul. Ia merasa lebih nyaman menjadi dirinya sendiri.

Saat sedang mengocok telur, suara langkah kaki terdengar dari arah tangga.

Leon muncul dengan rambut acak-acakan, kaus putih dan celana tidur. Tatapannya agak heran melihat Alinea yang sudah sibuk di dapur.

“Kamu masak?” tanyanya singkat.

Alinea menoleh, tersenyum. “Iya. Aku nggak suka sarapan instan tiap hari. Kamu mau kopi?”

Leon berjalan mendekat, lalu duduk di stool bar sambil menatap punggung Alinea yang sedang sibuk.

“Mau. Tapi jangan terlalu manis,” jawabnya. “Kamu bisa jadi istri sungguhan dengan cepat, ya.”

Alinea terk
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kontrak Tanpa Cinta   Bab 14 - Jejak dari Bayang-bayang

    Malam kembali turun dengan sunyi yang mencengkeram. Di kamar utama, Leon berdiri di depan jendela besar, menatap jauh ke gelapnya langit malam. Bayangan Alinea yang tertidur di ranjang hanya tampak samar oleh cahaya lampu tidur. Ia belum juga terlelap sejak menerima foto ancaman itu.Sementara itu, di ruang kerja rahasia bawah tanah yang hanya diketahui oleh Leon dan beberapa orang kepercayaannya, layar monitor memperlihatkan foto-foto pengawasan, data penyelidikan, dan satu gambar besar yang belum pernah Alinea lihat sebelumnya: foto seorang wanita muda yang hampir identik dengan Alinea. Nama di bawahnya: "Anastasia Rayendra"."Kau benar-benar kembali dalam bentuk yang lain…" gumam Leon lirih.Ia menutup map yang terbuka di hadapannya, bertuliskan: Kasus Penembakan 9 Tahun Lalu - Kematian Anastasia.Pagi HariAlinea berjalan ke ruang kerja Leon dengan secangkir kopi. Ia melihat suaminya yang tampak lelah dan tidak tidur semalaman. “

  • Kontrak Tanpa Cinta   Bab 13 - Luka yang tidak pernah sembuh

    Luka yang Tidak Pernah SembuhHujan turun deras malam itu, menghantam kaca jendela rumah Leon dengan irama yang menggambarkan kegelisahan di hati Alinea. Di dalam kamar yang luas dan sepi, Alinea duduk di sisi tempat tidur sambil memegang surat ancaman terbaru yang ia temukan di dalam laci lemari kerjanya. Surat itu tidak lagi ditulis dengan kalimat samar. Kata-katanya jelas, tajam, dan penuh kebencian.> "Kamu pikir dia mencintaimu? Kamu hanya mainan. Waktumu hampir habis, Alinea."Tangannya gemetar saat membaca ulang isi surat itu. Ancaman ini terasa sangat pribadi, seolah seseorang yang sangat mengenalnya dan menyimpan dendam mendalam sedang mengawasinya setiap saat. Rasa takut yang sudah lama ia tekan perlahan merayap lagi, mencengkram jiwanya seperti belenggu tak terlihat.Pintu kamar terbuka pelan. Leon masuk dengan wajah letih, rambutnya basah, dan dasi yang sudah longgar. Saat matanya tertuju pada Alinea yang pucat sambil memegang surat it

  • Kontrak Tanpa Cinta   Bab 12- Bayangan di balik darah dan nama

    Pagi itu, mentari nyaris enggan muncul dari balik kabut. Udara terasa dingin, bukan hanya karena cuaca, melainkan juga karena suasana yang menggantung tegang di dalam rumah keluarga Rayendra.Leon berdiri di depan jendela besar ruang kerjanya, memandangi taman yang basah oleh sisa hujan semalam. Namun pikirannya tidak berada di sana. Ia masih memikirkan mimpi buruk yang diceritakan Alinea, dan langkah kaki misterius di koridor. Semua terasa makin nyata, makin mengarah ke satu kesimpulan: ini bukan ancaman biasa.Bukan dari luar.Tapi dari dalam.Leon mengepalkan tangan. Ia sudah mencurigai ada yang tidak beres sejak Alinea menerima pesan misterius dengan nada mengancam. Namun kini, setelah suara langkah di malam hari dan jejak sepatu basah yang menuju koridor timur—bagian rumah yang jarang dilewati siapa pun kecuali beberapa anggota keluarga—kecurigaannya makin menguat.Pintu ruangannya diketuk.“Masuk.”Claudia melangka

  • Kontrak Tanpa Cinta   Bab 11 - Luka yang Belum Sembuh

    Langit pagi masih gelap ketika Alinea terbangun karena suara bisikan tak jelas dari lorong luar kamar. Ia menegakkan tubuh perlahan dari ranjang dan melihat Leon masih tertidur, tubuhnya setengah tertutup selimut, napasnya teratur. Pintu kamar sedikit terbuka—tidak biasa.Dengan langkah pelan dan hati-hati, Alinea keluar dari kamar, merapatkan cardigan tipisnya. Lorong rumah besar itu selalu sepi di pagi buta, tetapi kali ini ada sesuatu yang lain. Ia mendengar suara langkah pelan—bukan seperti langkah pelayan atau staf biasa.Langkah itu terdengar teratur… dan asing.“Hallo…?” panggil Alinea pelan, suara seraknya nyaris ditelan keheningan.Tak ada jawaban. Tapi pintu menuju ruangan penyimpanan yang biasa terkunci kini terbuka sedikit. Ia mendekat, jantungnya berdebar lebih cepat.Begitu jari-jarinya menyentuh gagang pintu, suara berat memanggil dari belakangnya.“Alinea.”Ia sontak menoleh. Leon berdiri dengan ramb

  • Kontrak Tanpa Cinta   Bab 10 - Bayangan Masa Lalu dan Luka yang Terbuka

    Hujan turun sejak pagi, menari-nari di balik jendela kamar utama rumah Leon Rayendra. Langit kelabu menggantung rendah, seperti mencerminkan suasana hati Alinea yang masih tak tenang sejak menerima pesan ancaman dari nomor tak dikenal.Ia duduk di tepi ranjang, menatap ke luar jendela dengan secangkir teh hangat di tangannya. Jemarinya menggenggam cangkir itu erat, seolah hangatnya bisa menenangkan gejolak yang menari di dalam dada. Tapi sehangat apa pun teh itu, tetap saja dingin menjalar di hatinya.Leon baru saja masuk ke kamar setelah menerima panggilan telepon dari pengacaranya. Ia memperhatikan Alinea dalam diam. Ada sesuatu yang mengganjal di dalam dirinya, rasa bersalah yang perlahan tumbuh sejak melihat wajah cemas perempuan itu malam sebelumnya.“Tehnya nggak bikin kamu lebih tenang, ya?” tanya Leon pelan, duduk di sisi ranjang. Suaranya lembut, berbeda dari biasanya.Alinea hanya menggeleng. “Kalau ancamannya datang

  • Kontrak Tanpa Cinta   Bab 9 - Jejak di Dalam Rumah

    Pagi itu mendung. Awan kelabu menggantung rendah di atas atap rumah keluarga Rayendra, menciptakan nuansa muram yang seolah mencerminkan apa yang tengah bergolak di dalam rumah itu.Alinea duduk di ruang kerja Leon, tangannya menggenggam secarik foto dari paket ancaman yang ia terima. Foto dirinya saat tengah duduk sendiri di balkon kamar—diambil dari kejauhan, tanpa ia sadari."Aku merasa seperti diawasi, Leon," gumam Alinea lirih.Leon berdiri di dekat jendela, menatap keluar, lalu menoleh padanya dengan rahang mengeras. "Aku juga merasakannya. Ada sesuatu yang tak beres di rumah ini. Dan aku yakin... bukan orang luar yang bermain."“Dari keluarga kamu sendiri?” Alinea tak bisa menyembunyikan getir dalam suaranya.Leon tidak menjawab. Tapi ekspresi wajahnya cukup menjelaskan.Ia mendekat lalu duduk di samping Alinea. “Mulai hari ini, kita akan pasang pengawasan sendiri di rumah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status