“Duar...duar...duuarrr...buuummmm”. ledakan-ledakan kecil disusul dengan satu ledakan keras terjadi hingga menggoncangkan tempat itu dengan hebat. Para murid-murid sekte Budha Hidup terlihat langsung menyingkir secara teratur kalau tak ingin menjadi korban. Di arena pertarungan, Putri Kim Si Hyang dan ketua Jin Rulai terus bertarung dengan sengitnya.
Dengan jurus Embun Saljunya, Putri Kim Si Hyang berhasil melayani serangan-serangan maut yang dilancarkan oleh Jin Rulai, serangan-serangan keras dan dahsyat diuraikan menjadi lembut dan akhirnya pupus di tangan Putri Kim Si Hyang dengan jurus Embun Saljunya.
Memasuki jurus ke 15, Jin Rulai kembali mengangkat tangannya membentuk mudra, dan”Budha Menghentak Jagad, Heaa... wusshhhhh”. Bayangan budha raksasa mengerahkan lambang swastikanya merengsek kedepan, menyerang Putri Kim Si Hyang dengan hebat.
Putri Kim Si Hyang tak ingin kalah. Dengan melompat menjauh, Putri Ki
“Huh! Aku boleh mati disini, tapi aku tak boleh kalah, kita lihat siapa yang lebih dulu mengaku kalah”. Ucap Putri Kim Si Hyang lagi dengan tegas.Putri Kim Si Hyang membentuk kuda-kuda dan mengangkat kedua tangannya kearah langit”ggrrhhrr...gghrrr”. secara tiba-tiba saja keadaan alam yang tenang mulai bergemuruh, awan perlahan mulai berarak mendung”Cleeetarrr...glarrrr”. halilintar dan petir terdengar mulai membahana memecah langit. Keadaan alam yang terang kini sudah mulai gelap. Gulungan awan salju yang menutupi langit, secara perlahan terlihat mulai turun ketelapak tangan Putri Kim Si Hyang yang mengarah ke langit, gumpalan awan hitam itu mengeluarkan cahaya putih laksana salju yang secara perlahan semakin bersinar terang.Di tempatnya, Jin Rulai terlihat terkejut melihat betapa dahsyatnya jurus yang akan dipergunakan oleh lawannya, tak ingin kecolongan, Jin Rulaipun segera mengatubkan kedua tangannya dengan memejamkan kedua mata
Dunia persilatan di negeri para budha ini digemparkan dengan satu berita yang datangnya dari sekte Budha Hidup, berita yang menjadi pembicaraan hangat dimana-mana, baik oleh orang awam maupun orang-orang dari rimba persilatan. Bahkan disebuah tempat persinggahan yang tampak ramai disinggahi oleh para pengembara yang kebetuan melewati padang gurun pasir thar, terus bercerita tentang berita itu. Sebagian lain terlihat begitu tertarik untuk mendengarnya.“Berita apa itu teman?”. seorang pengunjung terlihat bertanya dengan penuh semangat.“Sekte Budha Hidup telah mengeluarkan tantangan resmi untuk Ksatria Pengembara, hal ini menyangkut kematian Pelindung Empat Arhat yang tewas ditangan Ksatria Pengembara”. Ucap seorang laki-laki diantara mereka lagi hingga memuat wajah-wajah ditempat itu berubah.“Apa! Pelindung Empat Arhat sudah tewas”“Benar, bahkan pelindung kanan dan kiripun sudah dipecundangi oleh Ksatria Pengemb
Pagi sudah datang sejak tadi, matahari mulai beranjak naik, sebuah bayangan biru berkelebat cepat diantara tebing-tebing batu diatas padang gurun pasir. Bayangan biru yang melesat bagaikan anak panah yang terlepas dari busur panah itu tiba-tiba berhenti, sosok tampan yang sudah tidak asing lagi bagi kita karena dia adalah pendekar kita, Bintang.Hampir semalaman Bintang mencari keberadaan putri Virgo, dan kini langkahnya sudah ada diantara tebing-tebing batu yang tinggi menjulang. Langkah Bintang terhenti saat sesuatu mengusik pendengarannya. Ketajaman pendengaran Bintang dapat mendengar sesuatu dari kejauhan.Tak mau menunggu, Bintangpun kembali berkelebat cepat kearah asal suara. Langkah Bintang tiba diantara tebing-tebing terjal tinggi, semakin dekat Bintang semakin mendengar jelas suara yang tadi didengarnya. Tak perlu menunggu lama bagi Bintang untuk menemukan asal suara, hingga ;”Aaahhh”. Bintang terhenyak saat melihat pemandangan yang ada dihadapanny
“Ingin menyerangku,,... Hahaha... Silahkan coba kekuatan Perisai Lonceng Emas tahap ke-4 ku”. Ucap lelaki tua itu lagi yang memiliki Perisai Lonceng Emas yang begitu terkenal dengan kekuatan pelindungnya.“Perisai Lonceng Emas”. ucap Bintang perlahan, Bintang pernah mendengar nama Perisai Lonceng Emas sebagai salah satu kesaktian yang hebat yang dimiliki oleh kuil shoulin, hal ini diketahui Bintang dari gurunya pendeta Thio Sam Hong, dari beliau Bintang mendapatkan pengetahuan yang luas tentang ilmu beladiri hebat yang ada didunia persilatan, khususnya di dataran tengah. Perisai Lonceng Emas merupakan satu dari empat ilmu tangguh yang pernah diciptakan oleh bodhidarma.Tapi walau sudah mengetahui nama besar Perisai Lonceng Emas, Bintang justru semakin penasaran untuk menundukkan ilmu hebat itu dengan Tendangan Tanpa Bayangannya, kali ini tak tanggung-tanggung lagi, jurus Tendanga
Malam kembali menyelimuti alam, tidak seperti malam-malam sebelumnya, malam itu bulan tampak bersinar redup, awan tebal tampak hampir menutupi permukaan langit hingga Bintang-bintang tampak dengan malu menyembunyikan diri mereka menemani sang bulan.Diantara tebing-tebing batu yang tinggi, sebuah nyala api unggun terlihat menyala didalam sebuah lorong goa batu yang ada diantara tebing-tebing terjal itu. Sesosok wanita terlihat duduk berpangku lutut dengan sesekali menambahkan ranting kering untuk menjaga api unggun yang ada dihadapannya tetap menyala. Menilik wajahnya, wanita cantik ini tak lain adalah Jodhaa Bai adanya.Sesekali terlihat wajah cantik Jodhaa Bai menatap kearah depan, mencoba menembus kegelapan malam yang membentang dihadapannya.“Sejak sore dia meninggalkanku, apakah dia pergi begitu saja.”. batin Jodhaa Bai dengan perasaan mendongkol. Sesaat Jodhaa Bai terlihat termenung mengingat peristiwa tadi sore. Setelah Bintang menyelamatkan d
Sekte Budha Hidup baru saja dilanda petaka, saat Dewi Kecapi Salju datang ke sekte tersebut dan membuat kekacauan, untunglah Budha Hidup sanggup menundukkannya, tapi kekacauan yang telah dibuat Dewi Kecapi Salju telah membuat puncak emas budha, tempat sekte Budha Hidup hancur berantakan.Patung Sang Budha Raksasa terlihat berdiri kokoh di puncak emas budha, patung itu dikelilingi oleh sebuah bangunan megah yang menjadi tempat kediaman sekte Budha Hidup. Sekte ini juga memiliki penjara yang letaknya tidak jauh dari puncak budha emas, penjara yang berdiri disebuah padang pasir yang berada dikaki kaki bukit puncak emas. Penjara ini menjadi tempat bagi para pengikut sekte Budha Hidup yang tidak setia ataupun membangkang pada aturan sekte. Penjara Penebus Dosa. Demikianlah nama tempat ini disebut. Pelindung Bumi, Yan she ma yang menjadi penanggung jawab di penjara sekte Budha Hidup ini.Saat ini 2 orang rahib terlihat tengah melesat cepat menuruni puncak emas menuj
Beberapa hari berlalu sudah saat Bintang memutuskan untuk menuju ke puncak emas budha tempat sekte Budha Hidup berada ditemani oleh sosok cantik Jodhaa Bai. Dalam beberapa hari ini sudah belasan kali Jodhaa Bai mencoba untuk meracuni Bintang, tapi tak satupun dari racunnya yang berhasil, rencananya yang ingin menjebak Bintang untuk ditangkap dan dibawa kehadapan Budha Hidup. Tapi rupanya takdir mengatakan lain, Bintang justru memintanya untuk mengantarkan dirinya kehadapan Budha Hidup guna menyelidiki tentang keberadaan istri tercintanya, Putri Kim Si Hyang. Jodhaa Bai punya rencana lain yang telah dipersiapkannya.Selama ini semua pengikut sekte budha hormat menghormatinya karena dirinya memiliki hubungan yang khusus dengan sang ketua, tapi dibelakang semua itu, semua orang meremehkan kemampuannya. Karena itulah Jodhaa Bai ingin membuktikan dirinya dengan membawa Ksatria Pengembara kehadapan sekte Budha Hidup.Malam itu mereka kembali harus bermalam saat melewati sebu
Lalu secara rinci Jodhaa Baipun menceritakan tentang tertangkapnya Dewa Kecapi Salju dan Putri Virgo ditangannya dan kini sudah berada di tahanan di Penjara Penebus Dosa.“Aku tak perduli... akan aku selamatkan mereka”. Ucap Bintang mantap.“Hahaha... mungkin saja kau memiliki kemampuan untuk melepaskan mereka, tapi kau takkan bisa menghilangkan pengaruh pengaruh segel budha itu dari mereka”. ucap Jodhaa Bai lagi tersenyum.“Huh! Akan kupaksa Budha Hidup untuk melepaskannya”.“Haha... Budha Hiduppun takkan mampu membuka segel itu”. Ucap Jodhaa Bai lagi hingga membuat wajah Bintang kembali berubah.“Lalu siapa yang bisa membukanya?”. tanya Bintang lagi dengan cemas.“Aku... hanya aku!”. ucap Jodhaa Bai lagi dengan penuh kebanggaan.Bintang sadar kalau saat ini tidak ada yang bisa dilakukannya kecuali mengikuti siasat permainan yang dimainkan oleh Jodhaa Ba