Angin berhembus kencang, menaburkan pasir-pasir keudara, menerbangkan apa saja yang dilewatinya. Matahari terlihat bersinar terik siang itu, tapi hal itu seakan tak mempengaruhi sosok-sosok yang kini tengah saling berhadapan ditengah-tengah padang gurun pasir tersebut. Bukan hal yang asing lagi bila terjadi pertarungan di padang gurun pasir ini, walaupun terkadang karena masalah sepele. Tapi ada yang menarik dari sosok-sosok ini, dimana dibagian yang kiri adalah sekelompok para rahib dengan kalungan tasbih besar yang menggantung dileher mereka. Melihat sosok dan penampilan mereka, ke-4 rahib ini tak lain adalah Pelindung Empat Arhat dari sekte Budha Hidup.
Beberapa langkah di hadapan Pelindung Empat Arhat, berdiri pula sepasang muda-mudi yang tengah menggandeng kuda mereka. Yang satu adalah sosok pemuda tampan berpakaian putih berjubah biru, dengan rambut ekor kuda dan pandangan mata yang tajam membuat sosok pemuda ini terlihat tampan beribawa. Sebuah pedang besar berhulu see
Pelindung Empat Arhat sendiri terlihat mulai semakin kewalahan melancarkan serangan bertubi-tubi kearah lawannya, keringat telah membanjiri wajah dan pakaian mereka, tanpa mereka sadari, jurus Kijang Kelana yang dipergunakan oleh lawan mereka telah menguras tenaga mereka. Hingga tiba-tiba :”Mundur!” Tung Xi berteriak keras memperingatkan saudara-saudara perguruannya, dengan serta merta Pelindung Empat Arhat langsung melompat mundur. Hal ini digunakan Bintang untuk segera mengambil nafas seraya meredakan nafasnya yang memburu.“Ternyata nama besar Ksatria Pengembara bukanlah nama kosong”. ucap rahib Tung Cia, salah satu dari Pelindung Empat Arhat.“Sekarang kau akan merasakan kehebatan jurus Totokan Zen yang kami miliki” sambung Tung Xi lagi. Hampir bersamaan Pelindung Empat Arhat langsung memperlihatkan jurus-jurus Totokan Zen yang mereka miliki. Empat jurus totokan yang sangat berbeda satu sama lain.
Jubah biru dibagian punggung yang Bintang kenakan terlihat sobek cukup besar akibat serangan Geledek Zen tadi. Tapi satu keanehan terjadi, secara perlahan jubah yang sobek itu mulai menutupi sobekannya dan akhirnya kembali seperti sedia kala. Wajah ke-4 rahib Pelindung Empat Arhat ini terlihat berubah saat melihat hal itu.Perlahan tapi pasti Bintang mulai bangkit berdiri. Belum lagi hilang rasa terkejut Pelindung Empat Arhat ini, tiba-tiba saja sosok Bintang sudah mengeluarkan hawa putih disekujur tubuhnya, hawa putih yang secara perlahan mulai membentuk asap tipis yang keluar dari tubuh Bintang. Inilah Energi Putih dari Jurus Leluhur. Perlahan rasa sakit yang mendera dipunggungnya mulai hilang seiring dengan keluarnya asap tipis dari sekujur tubuh Bintang.“Jangan biarkan dia untuk memulihkan diri!”. ucap rahib Tung Xi memberikan perintah kepada adik-adik seperguruannya yang lain.“Benar, ayo kita serang kembali den
Jurus Bintang kali ini sangat berbeda dari jurus-jurus yang sebelumnya, gerakan Bintang terlihat begitu lemah lembut, hebatnya, angin yang berhembus kencang yang ada ditempat itu seakan mengikuti kemana gerakan Bintang bergerak. Jurus yang diperlihatkan oleh Bintang membuat serangan ke-4 Pelindung Empat Arhat ini berhenti, semuanya terpaku melihat keindahan jurus yang diperlihatkan oleh Bintang, bahkan sosok putri Virgo yang tadi khawatir melihat Bintang terdesak oleh serangan ke-4 Pelindung Empat Arhat kini balik menatap kagum.Tai Chi, sebuah jurus yang menyatu dengan alam, bergerak indah mengikuti semilir angin. Sungguh sebuah jurus yang sangat mengagumkan.“Jurus lemah seperti itu takkan bisa menahan Tasbih Dewa kami”. Ucap rahib Tung Xi lagi”Ayo kita serang!”.“Hyattt.....bettt...betttt...bettttt...betttt”. ke-4 Pelindung Empat Arhat kembali menyerang kedepan dengan Tasbih Dewa mereka. Tidak seperti sebelumnya, B
“Percuma jika kau mencoba memutuskan Tasbih Dewa itu, tak ada kekuatan yang mampu memutuskannya... Hahaha”. rahib Tung Xi dan ke-3 rahib yang lain tertawa melihat kemenangan yang mereka raih.“Sekali lagi aku ingin menyampaikan... Maukah tuan menerima tantangan ketua kami ?” ucap rahib Tung Xi lagi.Belum lagi Bintang menjawabnya,”Serrr”. tiba-tiba saja sebuah bayangan sudah berdiri dihadapan Bintang, rupanya dia adalah putri Virgo. Kemunculan putri Virgo tentu saja mengejutkan ke-4 Pelindung Empat Arhat yang memang sejak tadi kurang memperhatikan keberadaannya. Sosok jelita putri Virgo cukup membuat ke-4 Pelindung Empat Arhat ini saling meneguk liur masing-masing.“Nona... kami harap nona tidak ikut campur urusan sekte Budha Hidup”. Ucap rahib Tung Xi lagi dengan lembut.“Sekte Budha Hidup namanya sudah terkenal di dunia persilatan, tapi sayang para pengikutnya berjiwa pengecut”. Ucap putri Virg
“Cukup sudah.. Tidak perlu ada yang terluka lagi diantara kita”. ucap Bintang dengan tenang ke-4 Pelindung Empat Arhat kembali terlihat saling pandang satu sama lain.“Ayo kita kerahkan jurus larangan”. Ucap rahib Tung Xi lagi. Hingga mengejutkan yang lain”Nama kita sebagai Pelindung Empat Arhat bisa tercoreng bila harus kembali dengan kekalahan”. sambung rahib Tung Xi lagi. Menyadari apa yang dikatakan oleh kakak tertua mereka, maka ke-4 Pelindung Empat Arhat inipun langsung mengambil sikap. Berdiri berjejer dengan kuda-kuda kokoh.“Tap...tap...tap...tappp”. ke-4nya terlihat langsung menggabungkan telapak tangan mereka satu sama lain untuk menggabungkan kekuatan. Prana yang keluar membuat pasir-pasir yang ada disekitar mereka terangkat keudara. Secara perlahan membentuk sebuah wujud raksasa. Sosok Budha Rulai.Bintang sendiri terkesiap melihat kedahsyatan jurus yang akan dikeluarkan oleh ke-4 Pelindung Empat Arhat
Malam datang, rembulan tampak bersinar terang malam itu ditemani Bintang-bintang yang bertaburan di kaki langit hingga semakin menambah indahnya malam itu. Disebuah dataran berbatu yang ada di gurun thar, terlihat sebuah nyala api unggun menyala. Di dekatnya terlihat sepasang muda-mudi. Yang pemuda terlihat tenggelam dialam tapa bratanya, sedangkan yang wanita hanya tampak duduk memandanginya. Mereka tak lain adalah Bintang dan putri Virgo adanya.Setelah mengalami luka dalam yang cukup parah karena pertarungannya dengan Pelindung Empat Arhat, kini Bintang mencoba memulihkan luka dalamnya. Sementara putri Virgo hanya duduk tak jauh dari hadapan Bintang dengan tatapan penuh arti.“Hatinya begitu baik, bahkan mau menolong orang yang justru ingin membunuhnya”. Batin putri Virgo lagi dalam lamunannya menatap kearah Bintang.“Semakin mengenalnya, semakin aku tak kuasa untuk membunuhnya.. Ah, bagaimana ini”. Batin putri Virgo lagi, sesaat lamun
“Wushhh”. dengan sekali mengibaskan tangan saja, keempat kain yang menutupi mayat diatas tandu itu melayang hingga terlihatlah kini sosok Pelindung Empat Arhat yang sudah menjadi mayat. Semua terhenyak melihat hal itu, sesaat semua menatap kearah ketua mereka, ketua Jin Rulai masih terdiam ditempatnya.Seorang wanita berparas cantik tapi dingin terlihat maju kedepan memeriksa keadaan keempat mayat Pelindung Empat Arhat.“Apa yang membuat mereka tewas Jodhaa Bai?”. tanya ketua Jin Rulai lagi.“Sebelum kematiannya mereka telah menderita luka dalam yang sangat hebat, sepertinya telah terjadi pertarungan yang dahsyat sebelumnya”. Ucap Jodhaa Bai lagi.“Siapa yang melakukan ini Yan she ma!”. terdengar suara tajam dari ketua Jin Rulai.Yan she ma terlihat maju kedepan dan menyerahkan sebuah gulungan surat.“Kami hanya menemukan surat ini ditubuh rahib Tung Xi ketua”. Ucap Yan she ma
“Hamba Jin Rulai, ketua sekte Budha Hidup.... maaf kalau hamba tidak bisa menyambut nona dengan layak” ucap ketua Jin Rulai dengan tenang dan penuh wibawa“Kiranya ada maksud apa nona datang ketempat kami, mungkin hamba bisa membantu”. Ucap ketua Jin Rulai lagi.“Aku dengar ketua Jin Rulai telah menyebarkan tantangan bertarung untuk Ksatria Pengembara, apakah itu benar?”. ucap Putri Kim Si Hyang lagi“Itu benar”“Huh! Apakah ketua sudah merasa punya nyawa banyak hingga berani menantang Ksatria Pengembara”. Ucap Putri Kim Si Hyang keras dan tegas. Semua terkejut mendengar ucapannya, bahkan ketua Jin Rulai sendiri berubah wajahnya mendengar hal itu.“Kurang ajar, berani kau meremehkan ketua kami...!”. ucap Yan she ma dengan penuh kemarahan, tapi lagi-lagi ketua Jin Rulai menahannya.“Siapakah nona ini sebenarnya ? dan ada hubungan apa dengan Ksatria Pengembara?&rdquo