Sosok yang satu lagi adalah sosok seorang wanita muda berparas cantik nan jelita dengan pipi merona merah yang terlihat mengenakan pakaian putih yang berlapis dengan pakaian sutra berwarna merah. Rambutnya yang panjang terlihat ditatanya dengan begitu indah dengan sebuah mahkota emas beruntai permata ungu tersampir dikeningnya yang indah, sepasang anting mutiara tersampir indah dikedua belah telinganya, dilehernya yang jenjang dan indah itu tersampir sebuah kalung berlian bermata ungu, bibirnya yang merah merekah begitu menggoda untuk setiap lelaki yang memandangnya, sosoknya yang begitu anggun dan cantik ditambah penampilannya yang begitu memikat, membuat sosok putri Liu-xue begitu mempesona. Mengenakan sebuah jubah indah yang melekat dipunggungnya.
Kehadiran kedua wanita ini tentu saja sedikit mengejutkan bagi Budha Hitam dan Dewa Api es.
“Huh! rupanya dua bidadari cantik yang datang” ucap Dewa Api es tertawa.
“Kalian orang-
HUTAN BELANTARA disebelah selatan Bukit Bayangan terlihat dipenuhi oleh pepohonan lebat yang tumbuh liar di kaki Bukit Bayangan sebelah selatan. Dari kejauhan terlihat ratusan mahluk lelembut yang berjalan semberawutan menuju ke Bukit Bayangan, yang menjadi komandan 500 orang mahluk lelembut itu adalah sosok Buto Ijo, dialah Gonggong, mahluk lelembut pengikut setia mak Jonggrang.Gonggong memang diperintahkan oleh mak Jonggrang yang kini berubah nama menjadi nyai Jonggrang untuk memimpin para mahluk lelembut untuk menyerbu Bukit Bayangan dari arah selatan, tugas mereka adalah untuk mengacau dan membuat huru hara di Bukit Bayangan.Langkah para lelembut dibawah pimpinan Gonggong, si Buto Ijo, tampak tiba disebuah dataran luas tanpa pepohonan hingga cukup luas untuk memandang. Tapi Gonggong tiba-tiba saja mengangkat tangannya sebagai tanda berhenti bagi para pengikutnya dibelakang. Ratusan mahluk lelembut tampak menghentikan l
“Dewa agung. Dewa agung siapa?” tanya Gonggong heran.“Ggrrr... Kalian tak perlu tahu, sebaiknya kalian segera tinggalkan tempat ini sebelum terlambat” ucap Dasamuka lagi keras.“Ggrrr... Jangan kau kira kami takut terhadap kalian, Raksasa Gunung Bromo” ucap Gonggong tak kalah keras.“Serangg!” Gonggong memberikan perintah kepada semua mahluk lelembut yang ikut bersamanya, maka ;“Grrrrr...... Grrrrr...... Grrrrr...... Grrrrr...”Ratusan mahluk lelembutpun dengan serentak maju menyerang kedepan.“Ggrr.. Wahai rakyatku, jadikan mahluk-mahluk lelembut ini sebagai santapan kalian.” ucap Dasamuka dengan keras yang langsung disambut erangan mengerikan dari para mahluk raksasa yang ada dibelakangnya.“Sudah lama rasanya kita tidak menyantap daging lelembut seperti mereka” ucap Dasamuka lagi.Bam...bam....bammmm.....Para mahluk raksasa
Seiring dengan munculnya kelimanya sosok wanita jelita ini, para prajurit yang tadi naik ke puncak Bukit Bayangan mulai turun dan langsung membentuk formasi perang. Formasi cangkang kura-kura, dimana 1.000 orang prajurit tampak membagi kelompok, setiap kelompok terdiri dari 100 orang prajurit, jadi semuanya ada 10 kelompok.Dan setiap 2 kelompok prajurit yang terdiri dari 200 orang prajurit, tampak langsung berdiri disetiap belakang wanita cantik tersebut, seakan-akan mereka berada dibawah komando kelima wanita jelita yang baru saja muncul.Kita lihat sosok wanita jelita yang berada paling ujung kiri, sosok seorang wanita berparas cantik nan jelita dengan pipi merona merah yang terlihat mengenakan pakaian putih yang berlapis dengan pakaian sutra beralur emas. Kulitnya mulus dan putih. Rambutnya yang panjang terlihat ditatanya dengan begitu indah dengan sebuah mahkota emas kecil bertahtakan diatas kepalanya dan dihiasi dengan sekuntum bunga teratai, sepasang an
Sosok terakhir yang berada di ujung kanan, adalah Sosok seorang wanita muda berparas cantik nan jelita dengan pipi merona merah yang terlihat mengenakan pakaian merah mewah layaknya seorang putri, mengenakan sarung tangan berwarna merah hingga sampai ke lengan, bibir dan rambutnya juga terlihat berwarna merah menyala, sebuah mahkota emas terlihat tersampir diujung rambutnya. Sosoknya begitu menggoda sangat cantik sekali tapi juga sedikit angker, dia adalah Babby Cherry si Putri Api.Sesuai rencana yang telah disusun oleh Ahisma, kelima istri Bintang ini akan memimpin 200 orang pasukan yang akan terbagi menjadi 2 kelompok. Hanya putri Kim saja yang terlihat duduk dengan kecapi ditangan.Di hadapan mereka, tampak pertarungan antara Budha Hitam melawan Roro Putri Srikandi, Dewa Api es menghadapi Liu-xue yang semakin sengit, ke-4nya seakan tak perduli dengan keadaan disekitar mereka.Budha Hitam menggunakan jurus andalannya, Jalan Menuju Nirwana, s
“Tak perlu khawatir, dinda Roro memiliki kungfu pengubah otot yang akan melindungi dirinya, sedangkan dinda Liu-xue memiliki jubah ajaib dipunggungnya.” ucap Ahisma lagi memberikan alasan.“Cepat siapkan!” perintah Ahisma lagi cepat.“Baik putri.” ucap para prajurit dengan cepat menyiapkan kain raksasa tersebut.Werrr !!! Weerrr !!! Werrr !!! Weerrr !!! Werrr !!!Lima kain raksasa dilesatkan terbang kebawah Bukit Bayangan.Settt !!! Settt !!! Settt !!! Settt !!! Settt !!!Selagi kain api raksasa terbang diudara, panah api sudah menyambarnya hingga kini lima kain terbang raksasa sudah siap menyambar apa saja yang ada dibawahnya.Bagi Roro, Liu-xue, Budha Hitam dan Dewa Api es, hal itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan, semuanya dapat dengan mudah menghindarinya, tapi ribuan prajurit yang sudah menyerang bagaikan air bah tak mampu untuk menghindar.“Akkhhh !!! A
“Aakhh !! aakhh !! aakhh !! aakhh !! aakhh!”Jerit maut para prajuritpun terdengar karena terpampang gulungan api yang dahsyat.“Badai pusaran angin, heaaa!” Roro Ajeng tak mau kalah, kipasnya mengayun, seketika saja gelombang Badai pusaran angin tercipta, bergabung dengan serangan pijar api tiada bertepi milik yuan, hingga Badai pusaran angin api tercipta.“Aakhh !! aakhh !! aakhh !! aakhh !! aakhh!”“Aakhh !! aakhh !! aakhh !! aakhh !! aakhh!”Korban semakin banyak berjatuhan, ada yang terpanggang, ada yang terlempar jauh entah kemana.Menyadari lawan kuat yang berada disebelah kiri, para prajurit berpindah menyerang kearah sebelah kanan, bergabung dengan pasukan yang sudah terlebih dahulu menyerang kearah yang sebelah kanan.Sosok Gwang dan Babby sudah menunggu.“Hujan Es Bulan, heaaaa!” Gwang melancarkan serangan dahsyat
DAHSYATNYA pertempuran yang terjadi dikaki Bukit Bayangan, tak lebih dahsyat dari duel pertarungan yang terjadi di Lembah Iblis, antara Bintang menghadapi Malaikat Gila. Pertarungan dua master Insting Dewa, membuat jalannya pertarungan benar-benar tak dapat terlihat oleh mata biasa, karena sosok Bintang dan Malaikat Gila berkelebat cepat melebihi kecepatan cahaya.Yang terlihat hanyalah kilatan cahaya yang menyambar cepat kesana kemari.Dhuarrr !!! Dhuarrr !!! Dhuarrr !!! Dhuarrr !!!Sesekali ledakan terdengar disana sini, akibat dahsyatnya pertarungan yang terjadi diantara keduanya. Entah sudah berapa jurus keduanya bertarung, keadaan alam didekat keduanyapun terlihat semakin menjadi, badai topan terbentuk hingga belasan banyaknya, alam sudah menjadi merah, kilat dan guntur silih bergantu menyalak memecah langit. Sungguh mengerikan apa yang terjadi.Entah sudah berapa keduanya bertarung, yang jelas tempat itu benar-benar menjadi sangat
Mahapatih Suryo Barata sendiri tampak bertarung dengan hebat dengan gusti prabu Blambang Sewu, jurus-jurus tingkat tinggi sudah dikerahkan oleh keduanya. Sementara yang lainpun sudah menemukan lawannya masing-masing, para prajurit Blambang Sewu sendiri tampak kerepotan menghadapi formasi cangkang kura-kura prajurit Setyo Kencana yang begitu disiplin, baik dalam pertahanan maupun menyerang.Para prajurit Setyo Kencana yang membentuk formasi cangkang kura-kura, dimana setiap kelompok terdiri dari 100 orang prajurit tampak tidak begitu kewalahan menghadapi kepungan ribuan prajurit Blambang Sewu yang berusaha mencari cela untuk menyerang mereka. Di jalan masuk menuju puncak Bukit Bayangan, tampak satu kelompok prajurit Setyo Kencana yang dengan gagah berani menghalau setiap serangan prajurit Blambang Sewu yang berusaha untuk masuk melalui jalan itu, ternyata taktik satu jalan yang tidak terlalu besar putri Ahisma berhasil menahan gelombang serangan prajurit Blambang Sewu