Home / Fantasi / Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura / Pertarungan Dua Siswa Bodoh

Share

Pertarungan Dua Siswa Bodoh

Author: Yasu Hayashi
last update Last Updated: 2025-07-19 01:59:45

"Wangi mawar ini..." Arthur terperanjat saat melihat Elixia Ross bersandar di lemari loker, tangannya menyilang di dada.

"Kau masih belum puas ya?" Hardik Elixia, tatapannya dingin, ekspresinya datar.

"Aku tidak paham maksudmu!" Balas Arthur cepat, melangkah berusaha melewati Elixia.

"Kamu mau kemana?" Elixia menahan Arthur, telapak tangannya seakan menusuk saat mencengkram.

Arthur segera menarik tangannya dari cengkraman Elixia. Gadis berambut merah tersebut mengambil sesuatu dari saku seragamnya. Sebuah kertas terlipat dua, dia membukanya, menunjukan sebuah kalimat tantangan pertarungan. Menuduh Arthur yang memasukan surat tersebut ke lokernya.

"Aku tidak paham maksudmu!" Hardik Arthur, berusaha melangkah pergi.

"Dasar pecundang, larilah pengecut!" Sindir Elixia, pusaran angin bertiup kembali dari arah tubuh Elixia.

"Di ruangan ini? Tapi tidak sekencang kemarin," gumam Arthur, menganggap bahwa kemampuan Elixia dipengaruhi kekuatan tiupan angin di sekitarnya.

"Baiklah, tuduhan tak berdasarmu cukup menggelitikku... Ikuti aku!" Arthur kembali menabuh genderang perang.

Tangan kedua siswa tersebut terkepal, berjalan menembus lorong demi lorong. Sampailah mereka pada ruangan kosong.

Pertarungan akan segera dimulai...

Tak ada ancang-ancang, Elixia segera melancarkan tendangan yang sama seperti pertarungan di hari sebelumnya. Arthur kali ini bergerak menyamping menghindari serangan, tendangan Elixia meleset.

"Belum!" Pekik Elixia, diikuti tendangan berputar bagai angin topan. Tidak kena! Arthur memundurkan kepalanya, hanya menyerempet dagu.

"Pukulan Naga Terbang!" Arthur melompat rendah, hendak membalas dengan pukulan.

"Bruuukkk!" Dia Mendadak tersungkur, tak sadar apa yang terjadi. Elixia menyeringai, senyumnya menusuk.

"Tendangan cepatku, otakmu terguncang!" Matanya menatap ke bawah tajam, seolah berada di level yang lebih tinggi.

"Kena!" Tak sadar, Arthur mencengkram pergelangan kaki Elixia. Dia menarik Elixia seraya berdiri kembali, tangannya masih mencengkram.

"Mau apa kau?" Teriak Elixia. Arthur memutar-mutar tubuh Elixia lalu melemparnya, tubuhnya menghantam tembok. Retak, debu berhamburan.

"Boleh juga," Elixia segera berdiri dengan sigap, pijakannya stabil.

"Pukulan Badai Mawar Membelah Bumi!" Exilia melompat, berputar dan menari lagi di udara.

"Jurus ini lagi... Lemah! angin di ruang ini lebih kecil," Arthur tersenyum mengejek, merasa paham rahasia jurus Elixia.

Terkecoh! Elixia tidak melayangkan pukulan, dia melewati Arthur, melesat dengan cepat, kini ada di belakangnya.

"Bersujud!" Hardiknya, Elixia menarik kebelakang dua tangan Arthur, mendorong punggungnya dengan lutut hingga tersungkur.

...

Tiba-tiba, Exilia merasakan wangi bunga lain, anggrek musim semi. Wanginya memancarkan aura bahagia, gembira dan menyenangkan.

"Tidak, kenapa sekarang?" Gumamnya, merasakan langkah kaki mendekat, menguarkan aroma penuh semangat.

"Seorang senior membully anak baru," Sindir seseorang di dekat pintu masuk.

Livia Orchid, wakil ketua geng Flawless! Dia melenggak-lenggok, suara alas kakinya berirama riang. Rambutnya bergoyang pelan, anggun namun mematikan.

"Kalian bukan yang pertama kulihat bertarung hari ini," sindirnya.

"Hanya anak kecil yang bertarung tanpa alasan jelas," Livia terus mendekat. Elixia mengepalkan tinjunya, namun kakinya serasa sulit bergerak—Menyimpan hasrat yang sulit terwujud.

"Apa maksudmu?" Geram Elixia.

"Lima pertarungan orang bodoh dalam satu jam, apakah itu wajar?" Timpal Livia, berenergi

"Aturan pertarungan di lapangan kau tahu kan?" Jelas Livia, kalimatnya beretorika.

"Ya, sampai pingsan atau... Mati," jawab Elixia lirih.

"..."

"Nyalimu bagus juga anak baru," sarkas Livia, mengangkat dagu Arthur dengan ujung jarinya.

"Gara-gara sebuah surat kan? Konyol!" Sindir Livia, melepaskan sentuhannya pada Arthur.

"Semua pertarungan mengarah ke adu domba, ini pasti ada yang tidak beres," lanjut Livia, kakinya mondar mandir, jarinya memukul-mukul pipi.

"Benar juga, loker siswa hanya bisa dibuka lewat sidik jari," timpal Elixia, matanya menyipit.

"Aku memaafkanmu," celetuk Arthur, bersiul seraya mengalihkan pandangan dari Elixia.

"Kalian tidak bosan bertingkah bodoh? ikuti aku!" Lerai Livia, kakinya melompat-lompat kecil, langkahnya ringan.

"Urusan kita belum selesai," ancam Elixia kepada Arthur, keduanya saling memalingkan muka, berjalan mengimbangi kecepatan Livia.

Tiba-tiba aura samar muncul, perlahan menjadi utuh. "Kalian sebenarnya serasi," goda Leona, mendadak muncul di depan Arthur dan Elixia, sambil meluncur kikuk menirukan cara berjalan Livia yang berada di depannya."

"Sejak kapan kamu di situ?" Geram Elixia.

"Kapan berhenti bikin kaget?" Timpal Arthur.

"Setidaknya aku bisa bikin kalian kompak kesal padaku," goda Leona, lagi.

"Kami?" Tatapan Arthur dan Elixia bertemu. Mereka saling menunjuk diri masing-masing, lalu segera memalingkan muka kembali.

"Kita sudah tiba!" Seru Livia, semua terkesiap.

Livia segera melekatkan kedua telapak tangannya pada tembok dengan gambar bunga teratai. Melakukan gerakan memutar ke kiri lalu ke kanan. "GRRRKKK!" Tembok rahasia terbuka, markas rahasia geng Flawless. Livia dan Elixia segera melesat masuk.

"Wanita dulu!" Seru Arthur, memalingkan muka hendak menatap Leona. Ternyata dia lenyap.

"Baiklah!" Gumam Arthur, membulatkan tekad dan melangkah masuk.

...

"Satu langkah lagi, kamu mati!" Secepat cahaya aura panas melingkupi, cakar seseorang tergantung di leher Arthur. Nyaris mencabik-cabiknya.

Diana Sun, ketua geng Flawless dengan rambut kuning bercahaya. Tatapannya tajam seperti Elang mencari mangsa, auranya membuat keringat mengucur deras. Apa yang akan dilakukannya?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura   Keintiman Arthur Dan Leona

    Arthur menatap Livia yang dengan telaten menyuapinya. Di belakangnya, tampak Eleana dan Leona sedang mengobrol layaknya cucu dan nenek. Di belakangnya lagi, tampak Diana sedang memperhatikan dengan tatapan seolah tidak ingin momen tersebut hilang. Tiba-tiba Arthur menyadari sesuatu."Elixia... Dimana Elixia?" Seru Arthur, bangun dari tempat tidurnya, melepas kain putih yang menyelimutinya."Arggghhh!" Arthur mengerang kesakitan, merasa terlalu memaksakan tubuhnya."Tenang, biar aku ceritakan semua yang terjadi!" Livia bangkit dari tempat duduknya, tangannya hampir menyentuh tubuh Arthur yang sebagian dililit perban.Livia pun mulai menceritakan semua yang terjadi pada Arthur. Mulai dari penculikan dan penyelamatan Leona, serangan mendadak Elixia, perdebatan kecurangan Darksky, perginya Elixia bersama Valerina dan kondisi geng Flawless.***Arthur menghela nafas, tatapannya tajam, tangannya terkepal, auranya yang bagaikan aliran air kini berubah bagaikan panas api. Namun, tubuhnya mas

  • Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura   Ramalan Konyol

    Diana terlihat mondar-mandir ketika seorang tim medis datang ke markas Flawless."Tenanglah kak, jangan panik seperti itu!" Pinta Livia, nada suaranya terasa penuh rasa khawatir."Semua yang kutakutkan terjadi... Elixia dan afiliasi, kita kehilangan mereka semua... Valerina, aku akan membunuhmu!" Keluh kesah dan amarah berkecambuk di hati Diana."Nona Diana, aku ada informasi penting!" Ucap tim medis, segera setelah bertemu Diana dan Livia di depan ruang pengobatan."Apalagi... Tidak adakah berita baik hari ini?" Geram Diana, masih terus mondar mandir."Tubuh petarung Darksky itu terus mengeluarkan kabut hitam," ucap tim medis tersebut.Livia segera beranjak menuju kamarnya, tak lama dia kembali membawa sebuah buku. Livia membuka halaman demi halaman buku tersebut, kepalanya bergerak beraturan mengikuti tiap lembar yang terbuka."Dewa cahaya terluka parah, dewi musik menghampirinya dan mengalirkan hawa murninya." Livia tampak membaca sebuah kalimat pada buku tersebut."Kau percaya pad

  • Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura   Ketakutan Diana

    Diana terperangah saat melihat kabut hitam membumbung dari tubuh Brian. Kabut tersebut perlahan menghilang ditiup angin, namun terus menerus keluar dari tubuh Brian."Kalian, masuk lewat jalan belakang menuju kamar jenazah... Jaga jangan sampai ada yang tau... Kita buat kejutan sore ini!" Ucap Livia kepada beberapa siswa yang membawa tandu.Diana dan Livia segera masuk ke dalam aula, dengan pakaian berantakan dan bau-bau tak sedap menguar di udara. Tampak siswa Skywhip berjajar menyambut kedatangan mereka, sebagian menutup hidung, sebagian menatap sinis, sebagian melakukan keduanya."Reputasi Flawless telah hancur...""Mereka berlutut dipermalukan sekolah lain...""Membunuh, menuduh, tidak terbukti pula...""Dua anggota utamanya menjadi buronan...""Memalukan sekolah kita."Seluruh siswa terus mencibir Diana dan Livia. Diana dan Livia mengabaikan mereka, mengalihkan pandangan seraya berjalan memasuki lorong menuju markas Flawless."Elixia... Apakah kau akan meninggalkanku seperti Val

  • Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura   Dark Flawless

    Di lorong ketiga kuil sembilan dewa, muncul seorang wanita dengan rambut panjang hingga menyapu lantai, memakai jubah putih dengan aksen merah, bagian pergelangan tangannya longgar. "Kau Helena... Wasit pertarungan Arthur dan Edmond yang menghadangku!" Seru Elixia seraya menunjuk ke arah wanita tersebut. Masih terbayang jelas saat Elixia berlari ke arah Arthur yang terkapar di arena, Helena menghadang Elixia karena dianggap melanggar aturan pertarungaan satu lawan satu. Kini wanita tersebut menatap Elixia dengan tatapan yang sama, sinis dan meremehkan. "Dia wasit death battle... Kau ingin menghapus sistem pertarungan, namun bekerjasama dengan wasit pertarungan?" Sarkas Elixia, matanya menyipit menatap Valerina yang berada di sisinya. "Helena!" Seru Valerina, singkat. Helena segera mengambil sesuatu dari balik jubahnya, sebuah tablet dalam genggamannya. "Sebagai wasit dia memiliki informasi jadwal pertarungan," jawab Valerina, tersenyum penuh misteri. Elixia menatap sinis Valerin

  • Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura   Half Truth

    Valerina berhasil mengejar Elixia di perbatasan kota, berlari sejajar dan saling menatap."Kau ingat saat kita berlari bersama di hutan belakang sekolah? Ayo ikuti aku!" Seru Valerina, penuh rayuan. Valerina segera mendahului Elixia, berlari melewati perbatasan kota, area penginapan warga, hingga terhenti di lokasi pertarungannya dengan Elixia pada hari sebelumnya. Elixia mengikutinya dari belakang.Di siang hari daun-daun kering tampak sangat jelas, berguguran dari pohon tua di sisi tangga menuju kuil. Tidak terasa adanya kehidupan, hanya bau kematian menguar di udara."Terimakasih sudah membantu, tapi aku tidak pernah memaafkan semua kekejamanmu!" Tegas Elixia, menaiki anak tangga pelan bersama dengan Valerina."Hahahaha! Apa yang membuatmu berfikir aku kejam?" Valerina tertawa, nada kematian berpadu dengan suara renyah daun kering yang terinjak."Sudah berapa orang bersalah kau bunuh untuk meningkatkan kekuatanmu?" Tanya Elixia, sorot matanya penuh kecurigaan."Satu orang!" Jawab

  • Ksatria Yatim Dan Gadis Tanpa Aura   Pelarian Elixia

    "Brian sudah mati... Tuduhan Elixia tidak terbukti!" Lorens berseru, seisi arena bergemuruh, sorakan dari arah penonton memenuhi udara."Tidak mungkin," Elixia bergumam, tubuhnya berputar perlahan melihat ke sekelilingnya."Kau membunuh petarung kami di luar pertarungan resmi dan saat dia lengah!" Protes perwakilan dari Darksky, menunjuk ke arah Elixia."Hukuman mati adalah balasan setimpal..." Tambah perwakilan dari Moonhaven."Gadis ini sudah melakukan hal memalukan... Baiknya kita permalukan dulu dia!" Giliran perwakilan dari Darkmoon mencerca Elixia."Permalukan dia... Permalukan dia..." Seluruh penonton bersorak, bahkan dari kerumunan Skywhip banyak yang ikut berteriak.Livia segera melompat ke arena."Tunggu dulu... Jurus Elixia tidak akan membunuh jika kondisi Brian tidak terluka!" Livia mencoba membela Elixia, tatapannya ke arah Elixia seolah menyayangkan tindakannya."Enak saja! Jika temanmu tidak menggunakan jurusnya, Brian bisa kami obati..." Protes perwakilan Darksky. Liv

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status