Home / Rumah Tangga / Ku Tentukan Takdirku / Bab 51– Selina Mulai Ceroboh

Share

Bab 51– Selina Mulai Ceroboh

Author: Mommy Sea
last update Last Updated: 2025-10-24 23:13:46

Sudah tiga kali dalam seminggu Selina datang ke rumah itu.

Awalnya ia selalu membawa alasan sopan: membahas kerja sama proyek baru, menitipkan dokumen untuk Raka, atau sekadar “silaturahmi kecil”.

Tapi Alya tahu — alasan itu hanya pembungkus hal yang jauh lebih busuk.

Pagi itu, matahari belum terlalu tinggi. Udara lembap setelah hujan semalam.

Alya sedang menata bunga di vas ruang tamu ketika suara mobil Selina berhenti di depan pagar.

Tanpa perlu menengok, Alya tahu itu mobil siapa.

Suara langkahnya pun khas — hak sepatu yang mengetuk lantai seperti irama kesombongan.

> “Alya sayang, aku datang tanpa kabar, nggak apa-apa, kan?”

Selina muncul di ambang pintu dengan senyum lebar dan aroma parfum yang terlalu menyengat.

Alya menatapnya sejenak, lalu tersenyum tipis.

> “Tentu. Rumah ini selalu terbuka… untuk siapa pun.”

Kalimat itu terdengar manis, tapi ada sesuatu di ujungnya — halus, namun tajam seperti ujung pisau.

Selina tak menangkapnya. Atau pura-pura tak peduli.

Ia be
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ku Tentukan Takdirku    Bab 62-Bisikan di Balik Doa

    Malam itu turun dengan tenang, namun hawa tegang di rumah keluarga Bagaskara masih tersisa. Raka duduk di ruang kerja, menatap layar laptop yang sejak satu jam terakhir tak juga berubah halaman. Pikirannya berantakan. Ia tahu ibunya mulai curiga, dan yang membuatnya muak adalah — Alya yang menanamkan bibit itu dengan wajah polosnya. Ia menutup laptop kasar, lalu berdiri dan berjalan ke jendela. Dari situ, ia bisa melihat halaman belakang yang diterangi lampu taman. Dan di sana — Alya duduk sendirian, di bangku kayu, dengan selimut tipis menutupi bahu. Tangannya menggenggam sesuatu — mungkin buku doa kecil milik ibunya yang dulu sering dipakai setiap malam. Raka mendengus, separuh kesal, separuh bingung. Bagaimana bisa perempuan itu masih terlihat begitu tenang setelah semua yang terjadi? Ia tidak tahu, bahwa ketenangan itu bukan kepasrahan. Itu adalah strategi. Alya memejamkan mata, mendengarkan desir angin yang lembut. Ia tahu Raka menatap dari jendela — bisa merasakan tat

  • Ku Tentukan Takdirku    Bab 61– Serangan Balik Halus

    Pagi itu, rumah keluarga Bagaskara terasa terlalu tenang. Cahaya matahari menembus tirai ruang makan, menyorot meja panjang dengan taplak putih yang tampak sempurna — tapi suasana di sekitarnya tidak seindah tampilan luar. Alya duduk di ujung meja, mengenakan gaun sederhana berwarna gading. Wajahnya tenang, tapi matanya menatap kosong ke arah cangkir teh di tangannya. Di seberangnya, duduk Raka, dengan ekspresi canggung, berusaha tampak biasa saja. “Kenapa kalian berdua diam terus?” suara lembut tapi tegas itu datang dari Ibu Raka, Bu Ratna, yang duduk di tengah meja, memperhatikan mereka berdua dengan pandangan tajam khas seorang ibu yang tahu lebih banyak dari yang dikatakan. Alya mengangkat pandangan perlahan dan tersenyum tipis. “Tidak apa-apa, Bu. Kami hanya sedang sama-sama sibuk akhir-akhir ini.” Raka menimpali cepat, seolah ingin menutup topik. “Ya, betul. Perusahaan lagi padat.” Tapi mata Bu Ratna tidak berpindah dari Alya. Ia menatap lebih dalam — melihat senyum lembu

  • Ku Tentukan Takdirku    Bab 60-Bayangan yang Selalu Tersenyum

    Malam itu, restoran langganan Raka tampak lebih sunyi dari biasanya. Lampu-lampu gantung berwarna tembaga memantulkan cahaya hangat ke meja tempat dua orang duduk saling berhadapan — Raka dan Selina. Suasana yang dulu terasa menyenangkan, kini penuh tekanan yang tak kasat mata. Raka sibuk menatap layar ponsel, wajahnya tegang. Selina menyandarkan tubuh ke kursi, memainkan sedotan minumannya, mencoba memancing reaksi. “Kenapa kamu kayak orang dikejar utang, sih?” sindir Selina setengah bercanda. Raka tidak menjawab. Matanya tetap terpaku ke layar, ke pesan terakhir yang baru diterimanya dari tim keuangan: > ‘File yang Anda berikan palsu. Kami sudah cek sumbernya. Perlu klarifikasi segera.’ Selina mencondongkan tubuh. “Raka?” Raka akhirnya meletakkan ponselnya, menarik napas berat. “Kayaknya ada yang salah sama laporan keuangan perusahaan. Aku curiga ada yang manipulasi dokumen.” Selina tertawa pelan. “Manipulasi? Siapa yang mau repot ngurusin itu?” Raka menatapnya, wajahnya k

  • Ku Tentukan Takdirku    Bab 59-Suara dari Balik Dinding

    Pagi itu, rumah terasa berbeda. Tidak ada percakapan hangat, tidak ada sapaan basa-basi. Hanya denting sendok dan suara langkah yang bergantian menggema di antara ruang makan yang terlalu luas untuk dua orang yang saling berpura-pura bahagia. Raka duduk membaca koran, matanya menelusuri halaman depan tanpa benar-benar membacanya. Alya di seberang meja, menyuap roti perlahan sambil menatap jendela. Cahaya matahari menembus tirai tipis, membentuk siluet lembut di wajahnya. Tenang. Tapi di balik tenang itu, ada sesuatu yang berdenyut — sebuah kesadaran baru. Raka yang dulu berkuasa kini tampak kecil di matanya. “Berangkat jam berapa?” tanya Alya ringan, tanpa menoleh. Raka menurunkan korannya. “Sebentar lagi. Kamu kenapa nanya?” Alya mengangkat bahu. “Cuma pengin tahu, biar tahu kapan bisa bersih-bersih ruang kerja kamu.” Nada itu datar. Tapi bagi Raka, itu seperti sindiran tajam yang menembus kulit. Ia menatap Alya beberapa detik — ada ketegangan yang tak terucap. Alya tidak mengh

  • Ku Tentukan Takdirku    Bab 58– Jejak yang Disembunyikan

    Malam itu, rumah terasa terlalu tenang.Alya duduk sendirian di balkon, angin malam meniup lembut ujung rambutnya yang terurai. Di tangannya, secangkir teh hangat sudah mulai dingin. Dari kamar, terdengar suara langkah Raka yang mondar-mandir. Lelaki itu tampak gelisah sejak sore — tapi pura-pura tenang setiap kali Alya menatapnya.Ia tahu, malam ini Raka sedang menimbang sesuatu.Sama seperti dulu — setiap kali ada hal besar yang disembunyikan, Raka selalu tidak bisa diam.Dan Alya, yang dulu tidak peka, kini membaca setiap gerak tubuh itu seperti buku terbuka.Ponselnya bergetar pelan di meja. Sebuah pesan masuk dari nomor anonim:> “File telah dikirim ulang ke alamat luar negeri. Jejaknya sudah terekam.”Alya menatap layar itu lama, lalu menekan tombol kunci.Ia tidak membalas. Tidak perlu.Semua sudah berjalan sesuai rencana.Keesokan paginya, Raka berangkat lebih pagi dari biasanya. Ia mengenakan jas abu-abu, rambutnya disisir rapi, tapi wajahnya tampak tegang. Alya hanya berdiri

  • Ku Tentukan Takdirku    BAB 57– JEBakan Pertama

    Ruang kerja Alya terasa lebih sunyi dari biasanya. Hanya suara detak jam di dinding yang terdengar berulang, seirama dengan degup halus di dadanya.Di atas meja, tumpukan dokumen yang tampak biasa ternyata menyimpan sesuatu yang jauh dari sekadar laporan bisnis — itu adalah jebakan pertama yang ia siapkan dengan sangat hati-hati.Sudah seminggu ia mengamati pola kerja Raka. Lelaki itu mulai gelisah, takut posisinya di perusahaan keluarga goyah setelah beberapa keputusan keuangan mencurigakan terbongkar oleh auditor internal. Alya tahu, rasa takut adalah cara paling halus untuk membuat seseorang menyingkapkan rahasianya sendiri.Ia menatap layar laptopnya, jari-jarinya menari cepat di atas keyboard.Sebuah file baru tercipta — “Daftar Aset Cabang Timur.”Di dalamnya, ada data yang tampak resmi dan valid: angka, tanda tangan digital, bahkan logo perusahaan. Hanya satu hal yang tidak nyata — nomor rekening fiktif di dalamnya.Alya menutup laptop, menarik napas dalam.“Jika kau benar-bena

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status