Share

43. TAMU PAGI HARI

Author: Rosemala
last update Last Updated: 2025-07-01 08:17:23

Pagi itu, setelah menumpang taksi dari pinggir jalan utama, Gladys dan Tyo berjalan beriringan menyusuri gang sempit yang becek akibat hujan semalam. Rumah-rumah padat penduduk berdiri rapat. Anak-anak berlarian tanpa alas kaki, suara ibu-ibu menjemur pakaian terdengar sayup dari balik pagar kawat.

Semua masih sama seperti sebelumnya. Hanya saja, mereka tidak akan menemui hal seperti itu kelak.

Mereka tiba di depan rumah tua itu. Rumah tua yang beberapa minggu menjadi tempat mereka bernaung. Atap seng yang sudah berkarat, dinding tembok yang retak. Gladys bahkan bisa mencium bau tanah basah yang akrab, bercampur dengan aroma kayu tua yang menyerap udara lembap.

Ini hari libur, karenanya mereka gunakan untuk pindah rumah.

Tyo mengetuk pelan pintu kayu yang mengelupas. Tak lama, daun pintu terbuka dan muncul wajah Lastri. Perempuan paruh baya itu langsung menyambut dengan senyum canggung.

“Kalian sudah pulang?” Suaranya pelan, seperti sedang menimbang sesuatu.

Gladys tersenyum dan menga
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Cahyaningsih Nuri
sptnya bu Lastri yg ngrawat Tyo waktu kecil..
goodnovel comment avatar
Lya
Aku tebak nih…ibu lastri itu ibu kandungnya lula bukan tyo,mungkin dia di bayar utk pura2 menjadi ibunya tyo,dan si lula dia tdk terima,,,mkana bilang ke gladys hidupnya penuh drama,gtu bukan ya hehe
goodnovel comment avatar
sevenseasof7
next......
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   98. PESTA

    Aula pesta itu seperti istana bercahaya. Kristal-kristal menggantung tinggi dari langit-langit berornamen emas, memantulkan cahaya hangat ke seluruh ruangan. Musik klasik mengalun lembut dari panggung mini tempat orkestra memainkan senar dan piano, mengisi udara dengan nuansa elegan. Lantainya mengilap sempurna, mencerminkan siluet para tamu yang lalu-lalang dengan gaun dan jas terbaik mereka.Gladys melangkah pelan di samping Tyo. Gaun berwarna ivory berpotongan sederhana membalut tubuhnya anggun. Kilau lembut dari bahan satin menyatu dengan kelembutan langkahnya. Rambutnya disanggul rapi dengan beberapa helaian dibiarkan terurai, memperlihatkan leher jenjangnya. Satu set perhiasan yang kemarin dibeli, menyempurnakan penampilannya malam ini.Sementara Tyo mengenakan setelan hitam klasik dengan dasi perak. Ia memegang tangan Gladys dengan mantap, seperti ingin memastikan bahwa mereka memasuki ruangan itu sebagai satu kesatuan yang tak bisa digoyahkan.Begitu mereka melangkah melewati

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   97. MUAL

    Begitu pintu mobil tertutup, Gladys buru-buru menutup mulutnya dengan satu tangan dan meremas perutnya dengan tangan yang lain. Wajahnya mendadak pucat, napasnya tersengal, seperti menahan sesuatu yang hendak keluar dari kerongkongan.Tyo yang duduk di sampingnya langsung menoleh cepat. “Gladys? Hei, kamu kenapa?” tanyanya panik. Tangannya segera bergerak memijat tengkuk istrinya dengan lembut, berusaha memberikan kenyamanan di tengah kepanikan yang mulai menyergap.Gladys hanya menggeleng pelan, matanya terpejam rapat. Bibirnya tak mampu mengeluarkan banyak suara, hanya rintihan lirih yang nyaris tak terdengar. Ia berusaha keras menenangkan gejolak hebat yang mengaduk lambungnya.“Aku nggak tahu,” gumamnya lemah. “Tiba-tiba rasanya mual banget...”Tyo segera meminta sopir mengambilkan kotak P3K kecil dari laci dashboard. Begitu disodorkan, ia mengaduk isinya dengan cepat hingga menemukan botol kecil berisi minyak kayu putih. Dengan sigap, ia membuka tutupnya, lalu mengoleskan cairan

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   96. FITTING

    Butik itu harum oleh aroma bunga segar dan parfum mahal yang menyatu dalam keanggunan ruangan. Dindingnya dipenuhi cermin besar dan lampu-lampu yang mengelilingi sekelilingnya, memantulkan bayangan Gladys yang berdiri kikuk di balik tirai beludru biru."Aku nggak mau yang terlalu heboh, Tyo. Yang simpel aja," gumam Gladys, menatap dirinya di cermin saat mengenakan gaun pertama yang diberikan sang desainer.Tyo duduk santai di sofa panjang, satu kaki disilangkan dan ponselnya tergeletak di pangkuan. Pandangannya tak pernah lepas dari tirai yang membatasi ruang ganti.“Kamu tahu kan, ini pesta keluarga besarku. Semua orang penting akan ada di sana. Dan ini perdana aku mengenalkanmu pada khalayak. Aku mau istriku jadi pusat perhatian. Kamu harus tampil paripurna malam nanti.”Gladys menghela napas pelan lalu membuka tirai. Ia melangkah keluar dengan anggun, mengenakan gaun panjang berwarna silver pastel, bertabur payet di bagian dada."Bagaimana?" tanyanya pelan, melirik Tyo melalui pant

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   95. SIKAP MANIS

    “Bintang!” bentak Tyo tajam, tangannya langsung menarik lengan lelaki muda itu dengan kasar. “Kamu pikir kamu sedang di mana, hah? Minta maaf sekarang juga!”Gladys terkejut. Wajah Tyo memerah karena marah. Jemarinya mencengkeram lengan Bintang begitu kuat hingga membuat lelaki itu terpaksa menoleh.Namun bukannya tunduk atau minta maaf, Bintang justru tertawa kecil, penuh ejekan.“Maaf?” gumam Bintang sinis. “Kenapa harus minta maaf? Ayolah, Kak. Jangan sekaku ini, aku tidak sengaja.”“Jangan main-main, Bintang!” suara Tyo meninggi. “Seperti kata Mama, bersikap sopanlah di rumah ini. Apalagi dengan istriku.”Lagi-lagi Bintang mendengus. “Mama?”“Ya, aku tahu kamu sulit dikendalikan. Tapi aku tidak suka sikapmu pada istriku. Cepat minta maaf padanya.”“Aku sudah bilang tidak sengaja, Kak. Kenapa kamu sereaktif ini? Apa kamu mengkhawatirkan sesuatu?”“Kamu….” Tangan Tyo yang mencengkeram baju Bintang tampak bergetar hebat. Wajahnya semakin merah.Gladys yang melihat itu, gegas menghamp

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   94. KENAPA DIA?

    Gladys menutup pintu kamarnya dengan terburu-buru. Napasnya tak beraturan, dadanya berdebar tak karuan. Ia bersandar di balik pintu, menahan tubuh yang nyaris limbung."Apa yang barusan terjadi?" bisiknya sendiri, nyaris tak bersuara.Wajah Bintang yang terlalu dekat, tatapan matanya yang tajam, dan jarak yang nyaris tak ada—semuanya membuat tubuhnya bergetar. Suasana ruang studio yang hening, cahaya temaram yang memantul dari kanvas... Tuhan, kenapa ia harus bertemu orang seperti itu?Kenapa harus Bintang?Kenapa lelaki itu melukis wajahnya? Seolah-olah ia punya hak.Bintang sangat menakutkan.Gladys berjalan tertatih menuju kamar mandi, dan tanpa melepas pakaian sepenuhnya, ia langsung menyalakan shower. Air hangat menyapu kulitnya, tapi tak cukup membilas rasa takut yang melekat di tubuhnya. Setiap tetes yang menuruni wajahnya justru memperjelas bayangan mata Bintang, tangan Bintang, aroma ruangan itu yang khas."Kenapa dia melukis aku? Kenapa dia bisa tahu ekspresi itu?" gumamnya

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   93. BERBAHAYA?

    Jantung Gladys berpacu liar. Dadanya naik turun, napasnya tercekat. Di depannya, Bintang berdiri hanya sejengkal. Sorot matanya tajam, menusuk, seolah menelanjangi seluruh ketakutan yang terpancar dari wajah Gladys. Kakinya gemetar, tapi tak ada ruang untuk mundur. Punggungnya telah membentur tembok dingin bertekstur kasar yang menempel erat pada bajunya."K-ka… kamu mau apa?" bisik Gladys lirih, mencoba mengendalikan suaranya yang bergetar hebat.Alih-alih menjauh, Bintang justru melangkah lebih dekat. Wajahnya maju, cukup dekat untuk membuat tubuh Gladys menggigil dan semakin menempel ke dinding. Aroma cat dan terpentin samar tercium dari tubuh Bintang, menyatu dengan udara ruangan yang dingin dan lembap."Kamu kenapa? Takut?" bisik Bintang pelan, namun suara itu lebih menakutkan daripada teriakan. Tatapannya seperti ingin menerkam, memerangkapnya dalam kebisuan yang mencekam.Gladys menahan napas. Dingin menjalari tubuhnya, meski peluh terus mengalir dari pelipis ke dagu. Ini terla

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status