Share

90. TENANG!

Author: Rosemala
last update Last Updated: 2025-07-26 23:44:28

“Aku mau ke sana,” ujar Gladys sambil berdiri.

Tyo yang kaget segera meraih pergelangan tangannya. “Gladys, tenang.” Ia berusaha mengajak istrinya kembali duduk.

“Ini tempat umum, jangan terpancing, ya. Kamu harus tetap tenang.”

“Tenang?” Gladys memekik.

“Lihat semua barang yang dia pamerin, Tyo,” lirih Gladys, matanya membara. “Itu dia beli dengan uang hasil rampasan dariku. Dan kamu menyuruhku tenang?"

Tyo mengangguk. Tangannya tak melepaskan pergelangan tangan Gladys. Ditatapnya mata sang istri dalam-dalam, mencoba meredakan badai di hatinya.

“Aku tahu, Gladys. Tapi ini bukan waktu yang tepat. Kita di tempat umum, Sayang. Ada banyak pasang mata di sini. Jangan permalukan dirimu dengan melakukan hal yang akan menjatuhkan harga dirimu.”

“Tapi aku nggak bisa cuma diam.” Gladys menoleh lagi. Suara tawa Garnetha semakin menusuk telinga. “Rasanya sakit melihat perampok tertawa bahagia memamerkan barang rampokannya.”

Tyo menarik tangannya, memaksa Gladys menatapnya. “Gladys, lihat aku.”
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Kenzo Nova Yandi
jangan terpancing emosi Gladys
goodnovel comment avatar
sevenseasof7
woooo... ga salah tuh
goodnovel comment avatar
mendawati ginting
waduh..... yang sampah itu siapa ya?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   93. BERBAHAYA?

    Jantung Gladys berpacu liar. Dadanya naik turun, napasnya tercekat. Di depannya, Bintang berdiri hanya sejengkal. Sorot matanya tajam, menusuk, seolah menelanjangi seluruh ketakutan yang terpancar dari wajah Gladys. Kakinya gemetar, tapi tak ada ruang untuk mundur. Punggungnya telah membentur tembok dingin bertekstur kasar yang menempel erat pada bajunya."K-ka… kamu mau apa?" bisik Gladys lirih, mencoba mengendalikan suaranya yang bergetar hebat.Alih-alih menjauh, Bintang justru melangkah lebih dekat. Wajahnya maju, cukup dekat untuk membuat tubuh Gladys menggigil dan semakin menempel ke dinding. Aroma cat dan terpentin samar tercium dari tubuh Bintang, menyatu dengan udara ruangan yang dingin dan lembap."Kamu kenapa? Takut?" bisik Bintang pelan, namun suara itu lebih menakutkan daripada teriakan. Tatapannya seperti ingin menerkam, memerangkapnya dalam kebisuan yang mencekam.Gladys menahan napas. Dingin menjalari tubuhnya, meski peluh terus mengalir dari pelipis ke dagu. Ini terla

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   92.

    Gladys mengembuskan napas berat begitu pintu mobil tertutup rapat. Udara dingin dari pendingin ruangan menyapu wajahnya, tetapi tetap tak mampu menghapus panas yang menggelegak di dadanya. Ia menunduk, memejamkan mata, berusaha menenangkan diri.Bayangan semua sikap sok dan ucapan Garnetha tadi kembali bergulir. Luka yang nyaris kering itu kembali bernanah.Namun, luka itu tak sepenuhnya basah, karena Tyo berhasil menampar mereka dengan kenyataan. Masih terbayang jelas wajah shock Garnetha dan dua temannya yang nyaris tak percaya dengan kenyataan barusan."Siapa sebenarnya dia? Kenapa kamu bilang gembel, tapi dia punya blackcard dan kuasa mengusir kita, Garnetha?""Iya, ini memalukan. Kita diusir dari restoran elite! Kenapa kamu bilang dia gembel, Netha?""Kalian berisik! Aku juga nggak tahu! Setahuku dia memang gembel. Hanya mantan pengawal kakak iparku. Mana mungkin dia punya kartu itu!""Tapi kenyataannya seperti itu. Kita bahkan diusir di depan umum. Ini memalukan!""Aku akan lapo

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   91. GEMBEL

    “Keponakanku tersayang bersama suami sampahnya.”Gladys mengangkat kepala pelan, dan dadanya langsung berdegup kencang saat mendapati sosok Garnetha berdiri tak jauh dari mejanya. Bersama dua wanita berpakaian modis, Garnetha tampak sangat menikmati perannya sebagai pusat perhatian. Tatapannya menusuk, bibirnya tertarik ke atas dalam senyum sinis yang memuakkan.“Tidak menyangka bertemu kamu di sini, Nak,” lanjut Garnetha dengan kedua tangan dilipat di dada.Beberapa tamu mulai menoleh ke arah mereka. Suasana restoran yang semula tenang mendadak riuh bisik-bisik. Gladys ingin bangkit, menjawab, setidaknya membela diri, tapi Tyo lebih dulu menangkap tangannya di bawah meja. Cengkeramannya erat, menahan, memberi peringatan halus.“Jangan,” bisiknya cepat. “Jangan rendahkan dirimu ke level mereka.”Gladys mengepalkan rahang. Tapi matanya tak berpaling. Ia tak sudi membiarkan tatapan merendahkan Garnetha terus menyayat harga dirinya.Salah satu teman Garnetha mencondongkan tubuh ke arah m

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   90. TENANG!

    “Aku mau ke sana,” ujar Gladys sambil berdiri.Tyo yang kaget segera meraih pergelangan tangannya. “Gladys, tenang.” Ia berusaha mengajak istrinya kembali duduk.“Ini tempat umum, jangan terpancing, ya. Kamu harus tetap tenang.”“Tenang?” Gladys memekik.“Lihat semua barang yang dia pamerin, Tyo,” lirih Gladys, matanya membara. “Itu dia beli dengan uang hasil rampasan dariku. Dan kamu menyuruhku tenang?"Tyo mengangguk. Tangannya tak melepaskan pergelangan tangan Gladys. Ditatapnya mata sang istri dalam-dalam, mencoba meredakan badai di hatinya.“Aku tahu, Gladys. Tapi ini bukan waktu yang tepat. Kita di tempat umum, Sayang. Ada banyak pasang mata di sini. Jangan permalukan dirimu dengan melakukan hal yang akan menjatuhkan harga dirimu.”“Tapi aku nggak bisa cuma diam.” Gladys menoleh lagi. Suara tawa Garnetha semakin menusuk telinga. “Rasanya sakit melihat perampok tertawa bahagia memamerkan barang rampokannya.”Tyo menarik tangannya, memaksa Gladys menatapnya. “Gladys, lihat aku.”

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   89. RINDU TAK PERNAH HABIS

    "Bintang itu... saudara kandungmu?" tanya Gladys hati-hati saat mereka sudah dalam perjalanan. Mobil melaju dengan kecepatan sedang, melewati deretan rumah besar di kompleks elit itu.Tyo tak langsung menjawab. Pandangannya menerawang ke luar jendela, menatap pepohonan yang seolah berlari mundur. Tak satu kata pun keluar dari bibirnya.Gladys menunggu. Tapi karena tak kunjung mendapat respons, ia kembali bertanya, kali ini dengan nada lebih tenang namun penuh rasa ingin tahu."Kalian tidak terlihat dekat, dan sepertinya usia kalian terpaut jauh. Aku kira... dia keponakan atau sepupu."Tyo menoleh sekilas. "Dia mengganggumu lagi? Apa yang dia katakan? Nanti aku tegur sepulang kerja."Gladys mengembuskan napas pelan. Sejujurnya, Bintang belum sampai berbuat macam-macam, hanya sikapnya yang menyebalkan. Tapi tetap saja ada ketakutan tersendiri kalau suatu saat pemuda itu akan bertindak lebih dari sekadar sok akrab."Tyo, apa kalian benar saudara kandung?" tanyanya lagi, mencoba membunuh

  • Kuasa Rahasia Suami Dadakanku   88. ADAPTASI

    "Hei, jangan dandan cantik-cantik. Nanti banyak yang melirik."Tyo berdiri di belakang wanita yang sedang merias wajah di depan cermin. Ia lalu memeluknya dari belakang, menyandarkan wajah ke leher putih yang terbuka karena rambut wanita itu telah disanggul rapi."Tyo, geli..."Wanita itu memekik pelan saat Tyo menggesekkan rahangnya yang baru dicukur ke kulit lehernya."Makanya jangan terlalu cantik. Aku nggak rela banyak laki-laki menikmati kecantikan yang seharusnya hanya milikku."Kali ini, Tyo hanya mengecup dan menghirup dalam-dalam aroma vanila yang menyeruak dari kulit istrinya."Apanya yang terlalu cantik? Aku cuma poles tipis."Sungguh pun benar, Gladys memang hanya memakai riasan tipis pagi ini, sekadar agar wajahnya tidak terlihat pucat.Ya, ia sudah rapi pagi ini. Blus putih dipadu blazer krem dan celana panjang senada, membalut tubuhnya dengan anggun. Rambut panjangnya disanggul rapi model low bun ala pekerja kantoran yang praktis namun elegan. Ia ingin kembali bekerja a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status