Share

BAB 47 PETAKA

“Ayo, Sayang, potong kuenya dulu biar Bunda Widya ikut mencicipi.” Arini membantu Naya memotong kue. Sepotong diberikan pada Rafa dan sepotong lagi untuk Widya. Setelahnya, Naya langsung duduk dan menikmati potongan kue miliknya.

“Mas Yuda jadi mencarikan rumah, Mbak?” Widya berbisik pelan sambil menikmati kue. Arini akhirnya menceritakan semua setelah kedatangan Diandra waktu itu.

Arini menggeleng cepat. “Aku tidak habis pikir dengan Mas Yuda, apa maksudnya datang dan pergi sesuka hati. Kalau denganku, aku sudah biasa saja. Tapi ‘kan kasihan Rafa, dia mulai mengerti dengan ayahnya.”

“Mungkin pengaruh dari ibu dan tunangannya waktu itu, Mbak?”

“Entahlah, Wid. Aku lelah dengan mereka. Aku sempat berharap perkataan Mas Yuda waktu itu benar-benar ditepati. Setidaknya, Rafa dan Naya bisa hidup berkecukupan. Tapi, ya begini. Dia datang dan pergi sesuka hati.”

“Mbak kenal dengan wanita yang kesini waktu itu?”

“Kenal.” Arini mengangguk. “Dia teman dekatku saat masih kuliah. Sebenarnya Diand
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status