Share

Talak

Penulis: Galuh Arum
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-29 12:16:20

"Apa yang harus dibanggakan dari perawan palsu seperti Mawar?"

Bayu bergeming. Sementara, Mawar menaik turunkan napasnya karena terkejut mendengar ucapan Asti.

Kedua orang itu begitu takut jika orang tua mereka tahu. Bayu menutupi semua karena tidak ingin sang ibu malu karena Mawar adalah gadis pilihan sang ibu.

"Ko, Teteh jahat sama Mawar?" 

"Eh, jangan sok drama. Di sini yang jahat kamu, bukan aku. Enak saja cari pembelaan."

Mawar menangis tergugu, sedangkan Bayu mencoba menenangkan Asti. Pertengkaran mereka sampai ke telinga Ayumi dan kedua orang tua Bayu.

"Ada apa ini?" tanya ayah mertua Asti.

"Asataga, Asti. Kamu bikin ulah lagi?"

Asti mengerjapkan mata. Mengapa sekarang ibu mertua terkesan ingin membuat dirinya seolah selalu salah?

Asti memindai sekelilingnya. Mawar berlindung pada Ibu mertuanya. Ayah mertua masih memandang Asti menunggu jawaban.

"Asti hanya melakukan apa yang menurut Asti benar. Sebagai istri kedua, bukan hanya bermanja pada suami. Jangan karena ditugaskan memilik anak, dia harus menjadi kesayangan? Kalau seperti itu, kenapa aku tidak diperlakukan sedemikian?"

Rahayu bingung dengan ucapan Asti. Bambang, suaminya menggeleng tidak percaya dengan ucapan Asti. Dirinya berpikir jika Asti memang sudah ikhlas menerima semua ini.

"Asti, bukannya kamu sudah ikhlas menerima poligami ini?" tanya Bambang.

"Pa, mana ada yang bisa ikhlas jika suaminya menikah lagi. Padahal, aku baik-baik saja. Hanya karena belum memiliki anak. Aa Bayu saja yang tidak mau cek, mana tahu siapa yang mandul di sini."

Bayu mengeram, dia tidak terima dengan ucapan istri pertamanya. "Jaga bicara kamu, Asti." 

"Bayu, wanita seperti ini masih kamu pertahankan?" Rahayu memanasi Bayu.

"Mi, diam. Jangan memanasi Bayu." Bambang bersuara.

"Kalian lihat saja, siapa yang mandul di sini."

Bayu menampar pipi Asti. Ayumi menangkap tubuh Asti yang hampir saja tersungkur. Bagaimana bisa Makanya menjadi kasar pada Asti.

"Asti Ningtias, hari ini, di depan kedua orang tuaku, aku menalak kamu!"

Deg.

Rasanya jantung Asti hampir copot. Bayu menceraikannya, demi perempuan jahat itu. Asti menatap sengit, dirinya tidak takut jika memang dia ditalak oleh Bayu.

Walaupun air mata membasahi pipi, wanita itu tidak gentar. Suatu saat dia akan tahu siapa yang salah. 

"Baik, Mas."

Asti bergegas ke kamar merapikan pakaiannya. Untuk apa berlama-lama, jika dirinya sudah di talak. 

Mawar tersenyum puas sambil melirik ke ibu mertuanya. Wanita tua itu pun ikut tersenyum pada Mawar.

Mereka sepertinya sangat senang mendengar keputusan Bayu.

**

"Teh, mau kemana?" tanya Ayumi.

"Ay, kamu nggak denger, suamiku menalak aku?"

"Teh, Aa emosi."

Asti tidak peduli mau emosi atau tidak, kata-kata itu sudah keluar dari mulut suaminya. Tidak perlu marah, pikirnya jika memang keadaannya jika Bayu tidak pernah mau memeriksakan diri. 

"Seemosi orang, tidak akan pernah mengucapkan talak. Jika suami sudah seperti itu, maka sudah jatuh talak untukku."

Asti menarik kopernya keluar dari kamar. Mawar dan Rahayu masih saling pandang dengan senyum merekah. Sementara, ayah mertua Asti sangat menyayangkan keputusan Bayu.

Bayu bergeming ditempatnya. Kini, hanya emosi yang menyelimuti pria itu. Dia lupa jika dirinya sangat membutuhkan Asti. 

Asti menatap Mawar, dirinya berjanji akan membuat mereka semua menyesal, terutama Bayu.

Ayumi masih saja membujuk kakak iparnya. Dia sedih jika Asti harus kalah dari Mawar. Gadis itu tidak sudi  mempunyai kakak ipar seperti Mawar.

"Teh," panggil Ayumi.

"Maaf, Yum." 

"Teteh mau kemana sekarang?"

"Mau ke rumah Bapak sama Ibu."

"Ada uang, Teh?"

"Ada."

Ayumi memeluk erat sang kakak ipar. Tidak menyangka jika kejadian itu akan terjadi. Padahal, banyak rencana yang mereka ingin jalankan. Namun, semua berubah total. 

Asti melangkah gontai. Rasanya berat untuk pergi meninggalkan rumah itu. Kenangan bersama Bayu yang masih dia cintai. Namun, pria itu mengecewakan dirinya.

Ayumi menangis menahan sesak. Kepergian Asti membuatnya tidak betah di rumah. Apalagi, melihat Mawar yang sangat menyebalkan.

Gadis itu melangkah masuk ke rumah. Dirinya melihat Bayu masih duduk terdiam.

"Aa, jangan pernah menyesal dengan keputusan Aa."

"Yum, kamu anak kecil. Nggak usah sok tahu," ujar Mawar.

"Heh, pelakor. Nggak usah banyak bacot. Seneng, kan kamu Teteh pergi?"

Rahayu menghampiri Ayumi. Mencoba menenangkan sang anak. 

"Apa si, Mi. Nggak usah bela dia. Ayumi juga dari awal menolak. Mami nggak adil, Mami bilang mau bersikap adil, nyatanya Mami ingkar janji."

"Bukan begitu, tapi---"

"Udahlah, Mi. Ayumi muak dengan topeng-topeng yang ada di rumah ini."

Gadis itu melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya. Dengan emosi, Ayumi menendang pintu kamar.

"Argh!"

***

'Aku harus kemana? Kalau aku pulang, pasti Ibu dan Bapak sedih. Bagaimana ini?' Asti bergumam dalam hati.

Asti kembali berjalan menyusuri tempat itu. Sepertinya dia akan mencari kontrakan untuk tinggal. 

Wanita itu tidak ingin pulang ke rumah orang tuanya. Gegas dia berjalan cepat menghampiri rumah kontrakan sahabatnya Dina.

"Assalamu'alaikum."

"Walaikumsalam, masuk."

Sebelumnya Asti sudah menelepon Dina. Kebetulan di samping kontrakannya kosong. Dan Asti hendak mengontrak di sana.

"Ya Allah Asti, kurang ngajar banget Madu kamu itu."

"Iya, Aa Bayu marah saat aku menyinggungnya. Padahal aku tidak bilang jika dia mandul."

"Ih, si Bayu kebangetan. Bodoh jadi lakik."

Dina sudah kenal juga dengan Bayu. Wanita itu terus saja mengumpat suami Asti. Janda muda itu trauma dengan pernikahan, makanya sejak dulu tidak mau menikah lagi.

Apalagi melihat kasus temannya. Dirinya semakin trauma.

"Udah, jangan dipikirin. Hempas aja."

"Iya, untung aja masih ada tabungan. Tapi aku butuh kerjaan juga, lama-lama tabungan habis." Asti mengungkapkan kegelisahannya.

"Iya sudah nanti aku tanya tempat kerjaku, ya."

"Iya, makasi."

Dina mengajak Asti untuk menemui ibu kontrakan. Asti tidak ingin merepotkan Dina dengan menumpang padanya. Selama ini dia selalu menyisihkan uang pemberian Bayu. 

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ruqi Ruqiyah
naaahhhh baru dech Asti lihat dunia yg lain selain dunianya yg monoton.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Sebuah Akhir Kehidupan

    Selesai sidang perceraian, kemudian Asti bersama sang kakak langsung pulang ke kampung. Perjalanan jauh membuat dia merasa lelah hingga tertidur pulas.Sesampainya di rumah, sang ibu sudah menunggu kabar dari Asti. Dia sangat menghawatirkan sang anak. Namun, bersyukur mereka kembali dengan baik-baik saja."Bagaimana sidangnya, Nak?""Baik, Bu. Asti ke kamar, ya. Sudah lelah.""Iya, ibu faham."Sang ibu melihat Asti begitu nelangsa. Kasihan dengan nasib yang sama menimpa sang anak. Padahal ia sudah berdoa agar anaknya tidak mendapat hal serupa dengannya. Namun, takdir berkata lain.Wanita tua itu menghampiri Fajar ingin bertanya tentang sidang itu."Jar, tadi bagaimana?""Ya, begitu. Bayu tetap mau rujuk.""Edan sekali anak itu. Jangan sampe Asti luluh, Jar.""Nggak, kok, Bu kayanya."Wanita tua itu mengehela napas panjang. Berharap Asti tidak kembali pada Bayu.Sementara, di kamar Asti memandang lang

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Sesak Menyelimuti Dada

    Masalah dengan mantan sekertarisnya belum juga selesai. Riska terus saja meneror dirinya. Sampai detik ini hingga membuat dirinya sering mengalami sakit kepala dan susah tidur.Ia menyesal sudah bermain dengan api. Beranggapan mendapat teman bicara malah ia tertipu daya oleh gadis licik itu. Berulang kali Riska datang, tetapi ia selalu mengusirnya. Bayu benci air mata palsu, sama seperti Mawar yang selalu datang mencari belas kasihnya.Riska mendatangi Bayu di ruang kerjanya dengan mengajak kedua orang tuanya untuk meminta pertanggungjawaban dari pria itu. Sudah sebulan lebih, Riska mendapat penolakan dari Bayu, tetapi ia tak gentar mendekatinya.Kali ini, dia datang bersama kedua orang tuanya. Bayu sudah merasa lelah dengan kejaran Riska. Ia mempersilahkan kedua orang tua itu duduk."Ada apa kamu bawa kedua orang tuamu?" tanya Bayu dengan nada sinis."Saya ingin Bapak bertanggungjawab atas saya. Saya hamil anak Bapak, jadi Pak Bayu harus tanggung

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Tidak ada kata Maaf

    Beberapa kali Riska mencoba menghubungi Bayu, tetapi pria itu sama sekali tidak menggubrisnya. Pria itu tak ada gairah untuk bangkit, ia memilih mengambil cuti dari kantor untuk menyendiri.Tekadnya bulat untuk kembali meminta Asti kembali. Tubuhnya kini menjadi kurus karena sudah beberapa hari ia menolak makan. Ayumi sang adik sampai bingung mau berbuat apa."Aa, kalau nggak makan, mana ada tenaga buat nyusul Teh Asti.""Yum, Aa nggak nafsu makan." Lagi, Bayu menolak asupan makanan dari Ayumi.Ayumi menggeleng melihat tingkah sang kakak. Sejujurnya dia memang kasihan pada Bayu, tetapi semuanya memang kesalahan dia.Gadis itu bergegas membukakan pintu rumah karena ada yang memencet bel. Ia terkesiap melihat siapa yang datang sepagi ini."Ngapain Mami sama Mawar datang?" Ayumi masih saja membenci Mawar."Mami mau ketemu Papa. Tolong Mami!""Siapa, Yum?" teriak sang ayah dari dalam.Pria tua itu melangkah menghampiri Ayumi

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Tidak Ada Lagi Kesempatan

    "Aa nggak mau cerai, apa alasan kamu meminta cerai, Ti?" Perasaan Bayu tidak enak saat mendengar Asti meminta perceraian padanya. Dirinya mungkin sudah menduga jika Asti menelepon dan sengaja Riska menjawab.Bukan hanya Bayu yang merasa sesak di dada, Asti pun merasakan apa dirasakan sang suami. Dirinya tidak menginginkan hal itu, tetapi akal sehatnya sudah tidak bisa menerima untuk kedua kalinya dikhianati.Perselingkuhan sang suami membuatnya muak. Apalagi dengan daun muda yang seharusnya sebagai adiknya."Bukti ini sudah cukup untuk melayangkan gugatan perceraian?" Asti memperlihatkan foto dalam ponsel miliknya yang dikirimkan Riska kemarin malam.Bayu merebut ponsel milik Asti, dan langsung menghapusnya. Asti kembali merebut benda pipih itu dari tangan Bayu. Emosi wanita itu memuncak saat tahu sang suami menghapus foto itu."Aa pikir dengan menghapus foto itu menyurutkan niat aku untuk bercerai dari kamu? Aa, cukup, ya buat Asti menderita seper

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Ceraikan Aku Mas

    Bayu terkesiap saat terbangun melihat Riska tidur di sampingnya. Dirinya mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi semalam bersama sekertaris mudanya. Namun, kepalanya malah terasa sakit.Pria itu melihat jam di tangan, gegas dia memakai baju. Teringat dirinya janji akan menemui Asti di kampung. Berulang kali Bayu mengusap wajah kasar dan mwnagacak-ngacak rambutnya."Pak Bayu mau ke mana?" Riska sadar Bayi sudah bangun."Apa yang terjadi semalam?"Riska memperlihatkan wajah sendu. Lalu, dia menangis tergugu di depan Bayu."Pak Bayu telah merenggut kesucian saya."Bayu mengusap wajah kasar. Dia merasa telah kedua kali mengkhianati Asti jika sang istri tahu, entah apa yang akan terjadi dengan hidupnya. Bayu berpikir kenapa bisa melakukan itu pada Riska?Gegas Bayu merapikan baju hendak pulang. Namun, Riska mencegahnya. Dia ingin Bayu bertanggungjawab atas apa yang telah mereka perbuat semalam."Pak, bagaimana dengan saya?"

  • Kubalas Madu Dengan Racun   Petaka Kedua (2)

    Beberapa hari Bayu disibukkan dengan pekerjaan kantor Hingga larut malam. Riska sebagai sekertaris pun ikut mendampingi Bayu dalam melakukan kegiatan di luar maupun di dalam kantor.Gadis itu sangat bersemangat, beberapa kali Bayu mengantarnya pulang karena memang sudah larut malam. Malam ini, dia pun kembali diantar sang bos ke rumah kontrakan miliknya."Pak, mampir dulu," ajak Riska."Sudah malam, Ka.""Baru jam delapan malam, Pak. Sebentar saja," bujuk Riska.Bayu berpikir tidak ada salahnya karena hanya sebentar di rumah Riska. Dia masuk mengikuti langkah gadis itu. Leher jenjang Riska membuat dirinya menelan Saliva. Sudah hampi dua bulan ini dirinya tidak bertemu sang istri, hingga membuat Bayu merindukan hasrat bersama sang istri."Duduk, Pak. Saya buatkan minum dulu," ucap Riska."Iya."Riska kembali ke ruang tamu beberapa menit membawa segelas kopi."Ini, Pak. Saya mau mandi sebentar, Pak Bayu istirahat saja dulu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status