Share

Lebih Suka Daun Muda

Penulis: Wafa Farha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-30 04:07:18

"Sepertinya aku berubah pikiran," ucapku sambil manggut-manggut.

"Aku mau dirujuk, Mas." Kini tatapanku mengarah ke pada Mas Sultan.

Mendadak tak terima terlihat kalah di depan Lala. Wanita yang sudah memenangkan hati suamiku, sampai pria itu memilih berpaling. Andai tak melihat kesombongan dan sikap egoisnya, aku pasti memilih menjauh saja dari mereka. Toh, bukan hanya Lala yang salah. Mas Sultan-lah sumber segala kesalahan ini.

Kalau saja pria itu menjaga hati dan komitmennya dulu yang tak akan menduakanku sampai kapan pun, pasti perselingkuhan antara dirinya dan Lala tidak akan terjadi.

Namun, pelakor itu malah menunjukkan jati dirinya sebagai seseorang yang sengaja menunjukkan eksistensinya.

Lala menggeleng. "Nggak mungkin," ucapnya dengan suara yang nyaris tak terdengar olehku. "Kamu nggak mungkin minta dia rujuk kan, Mas!" Dicengkeram pakaian yang melekat di dada suami kami lalu menekannya, seolah tengah menunjukkan emosinya di sana.

Dia menolak mempercayaiku kalau Mas Sultan sudah meminta rujuk di Pengadilan.

Aku mana bisa melupakan wajah rasa bersalahnya saat meminta maaf dan berharap aku masih mau bertahan di sampingnya.

Melihat bagaimana wajah Lala, aku tersenyum puas. Ternyata begini rasanya melihat orang yang dibenci karena telah menyakiti, merasakan sakit di depan mata kita. Meski rasanya ingin menangis, sebab saat ini pria yang kucintai berdiri di antara dua wanita. Ya Tuhan, mataku ... tolong jangan sampai kamu menangis, walau sakit hati yang kurasakan sedang hebat-hebatnya sekarang. Aku ingin terlihat kuat di depan semua orang, terutama mereka yang memposisikan diri sebagai musuhku.

"Dia bohong kan, Mas?!" Suara Lala kali ini meninggi.

"Stt, La. Orang-orang memperhatikan!" tandas Mas Sultan sambil celingukan.

Heh, masih memikirkan orang? Dia seharusnya sudah tak punya muka lagi, setelah berselingkuh. Apalagi Sultan Dewangga seorang famous. Semua sudah melihatnya. Kenapa masih peduli pada pandangan orang-orang?

Sementara aku, berusaha tenang dengan menyilang tangan di dada. Di sini akulah yang didzolimi oleh pasangan tak berperasaan di depanku. Mereka yang dulu adalah dua orang paling kupercaya, bisa bersekutu menusuk dari belakang. Kenapa aku harus gentar?

Aku tak berbuat kesalahan apa pun. Tak peduli seberapa banyak fans berat Mas Sultan menghujat karena kami memutuskan bercerai. Mereka tak tahu apa pun, andai semua sebaik bayangan mereka, mana mungkin aku seperti ini. Membenci Mas Sultan dan memilih berpisah saja.

"Nggak! Mas bilang ke dia, kalau Mas bakal ceraikan dia dan gak akan pernah merujuknya lagi!" tuntut wanita tak tahu malu itu. Siapa sangka kalau dia punya kecemburuan yang besar.

Mas Sultan rupanya tak sabar. Pria itu menarik lengan istri barunya dan menjauhi tatapan orang-orang di sekitar. Punya malu juga ternyata. Tak mau kehilangan momen ini, langkah ini tertuntun mengikuti mereka. Jelas sekali raut tak suka di wajah Lala, kala suami kami memaksanya menjauh.

"Apa sih, Mas? Lepasin!" omel Lala. Mas Sultan tak peduli dan meneruskan perbuatannya.

Di koridor rumah sakit yang lumayan sepi dan jarang orang lewati, kami pun melanjutkan obrolan di sana. Di sana Mas Sultan menghela napas panjang, ia pasti lega karena tak akan ada mata-mata yang memperhatikan.

"Mas, kita rujuk aja, ya!" selaku santai. Tak peduli kalau saat ini Lala sedang dikuasai emosi. Justru itu membuatku makin senang, dan semangat untuk meningkatkan level kemarahannya yang merupakan bentuk pelampiasan sakit hatinya.

"Apa?!" Lala menoleh sambil berteriak tak suka. Mata bening yang sedari tadi sudah berkaca-kaca perlahan memerah karena amarah yang bertambah-tambah.

Rasakan itu. Sudah saatnya kebahagiaan yang sudah ia renggut dariku dan anak-anak berubah menjadi neraka. Aku bersumpah, akan membalas setiap sakit hati yang telah Lala datangkan untuk anak-anakku dan melindungi mereka sampai titik darah penghabisan. Tak peduli jika aku harus menjadi orang lain.

"Mas! Katakan yang kuminta tadi!" desak perempuan berkulit bening dengan lesung pipit di wajahhya itu.

"La, em. Kita bicarakan baik-baik! Jangan di sini!" Mas Sultan tak langsung menjawab permintaannya.

Melihat itu, kusunggingkan senyum semakin lebar.

"Ya, sudah selesaikan dulu urusan kalian, Mas. Setelah ini kamu temui aku. Itu kalau kamu benar-benar ingin rujuk," ucapku santai.

Ya Tuhan, kutahan gemuruh dan sakit hati dalam dada. Ternyata seperti ini rasanya berpura-pura. Meski tersiksa, rasanya senang dan puas melihat ja -lang itu menderita.

Kuayun kaki menjauh dari dua orang yang masih tampak bermasalah itu. Terserah. Itu urusan mereka.

"Mas! Kenapa Mas diam saja! Katakan sebelum dia pergi jauh! Katakan Mas tidak akan merujuknya! Aku mau Mas jatuhkan talak tiga untuk perempuan tua itu! Bukanya Mas lebih suka yang muda!" Perempuan gila itu terus berteriak.

Dia sepertinya lupa sedang ada di mana. Entah, sejak kapan gadis yang kukenal polos, lembut itu berubah jadi betina tak tahu malu seperti sekarang? Dia bahkan berani mengataiku perempuan tua dan sengaja pamer kalau Mas Sultan lebih menyukainya.

Tak apa. Lanjutkan saja, La. Dengan begitu aku tak akan lagi goyah untuk bisa rujuk dengan Mas Sultan, dan bisa memberi pelajaran dengan cara halus. Sehalus caramu merebut suamiku dulu, sampai aku tak tahu kalian menjalin hubungan. Padahal, hampir setiap hari kita ketemu.

Aku terus berjalan tak mengindahkan ucapannya. Dan Mas Sultan, tentu saja dia tak akan pernah menuruti Lala. Ini cara satu-satunya dia bisa mendapat maaf dari anak-anak kami, juga menyelamatkan harga diri serta kariernya sebagai konten kreator.

"Heh! Wanita tua! Jangan bangga dulu, kalau dia mau rujuk, itu bukan karena kamu yang sudah peot! Itu karena anak-anak kalian yang kamu peralat untuk menarik perhatian Mas Sultan!" teriak perempuan jahat itu.

Rupanya tak mendapat respon yang dia mau dari suami tercintanya, dia beralih kembali menyerangku. Sabar, Ririn. Sabar. Yang kamu lakukan sudah benar.

"Mas! Kamu diem aja, sih! Pokoknya, kalau kamu tetap rujuk dia, ceraikan aku!" Lala akhirnya kehabisan kesabaran.

Saat itu juga langkahku terhenti karena terkejut. Benarkah dia meminta cerai? Kalau begitu, apa Mas Sultan akan berubah pikiran? Memilih antara aku atau Lala?

Bersambung....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Ending

    Sultan seperti orang linglung sejak setahun terakhir. Kabar mengejutkan yang dia dapatkan benar-benar membuatnya syok dan frustasi. "Saya ingin mengabarkan bahwa ... Em, Ibu Lala sudah meninggal dunia," ucap sipir hati-hati membawa kabar buruk itu. "Ap -apa?" "Operasi yang dilakukan tak berjalan lancar, bahkan menemui kegagalan. Ibu Lala dinyatakan meninggal bersama janin yang masih berada di dalam perutnya."Tubuh pria itu luruh. Sultan menyesal karena tidak mengetahui penyakit Lala, padahal Lala juga adalah istrinya. Dia bahkan memaksa wanita itu menjalani kehidupan berat di penjara. Laki-laki itu terus nenyalahkan diri sendiri di dalam penjara.Sultan yang saat itu hanya diizinkan melihat mayat Lala pun menangis histeris. Ketika tubuh Lala dikebumikan, Sultan benar-benar kehilangan harapan. Tidak ada lagi sosok Lala yang dicintainya. Pun Lala membawa pergi calon buah hati mereka yang selalu dinantikan oleh Sultan. Dia bahkan berpikir kalau kehadiran anak itu akan menggantikan so

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Sepadan

    Sultan merenung di dalam selnya. Pikiran pria itu masih terus bercabang hingga membuat kepalanya pusing setiap waktu. Bola matanya yang tampak cekung karena kurang tidur. Wajahnya seketika berubah kurus dan terlihat tua karena tak terurus. Memikirkan nasib ibu dan adiknya yang harus hidup tanpa dirinya, memikirkan nasib anak-anaknya yang kini tinggal bersama Ririn, dan juga Lala yang juga sedang dipenjara.Dulu Sultan menjadi orang pertama yang pasang badan untuk ibu dan adiknya. Pun untuk istri dan anak-anaknya. Akan tetapi, sekarang dia tampak tak berdaya dan hanya bisa berdiam di pojokan sel penjara.Meski Ririn sudah mencabut laporan atas tuduhan penculikan yang dilakukan oleh Lala dan ibu angkatnya, tapi Sultan dan Lala harus menjalani masa tahanan lima tahun sesuai dengan aturan yang tertulis di pasal 279 KUHP tentang pernikahan diam-diam tanpa izin dari pihak istri sah. Tak ada yang bisa dilakukan. Sultan pasrah dan tidak mau menyewa pengacara untuk meringankan hukumannya. Ka

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Lala Menggila

    Selepas kepergian David, Lala uring-uringan. Imbasnya dia jadi mengamuk kepada aparat yang sudah menahannya dan membuat aparat menyeretnya dengan paksa ke dalam sel. "Lepaskan saya! Lepaskan! Tempat saya bukan disini!" teriak Lala yang dipaksa masuk ke dalam sel oleh polisi. "Kalau Bu Lala tidak bisa tenang, kami akan memanggil dokter dan meminta dokter menyuntikkan obat penenang!" bentak aparat kepolisian wanita yang bertugas menjaganya."Nggak! Kalian mana ngerti gimana hidup gue hancur? Dia malah terus mengejek. Dia mantan yang ga tau diri. Udah miskin, gak bisa kasih ini itu ke pacarnya kaya pacar orang, eh belagu, hidup lagi! Apa salah kalau gue milih putus! Eh sekarang dia datang seolah- olah gue dulu penjahat!" Lala berteriak seperti orang gila tak peduli pada ancaman petugas. Malah bagus obat penenang itu, dia memang ingin tenang sekarang. Kesadaran hanya membuat perempuan itu tersiksa lahir dan batinnya. Terlebih sudah lebih seminggu tak ada kabar dari Sultan. Permintaan b

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Nasehat Mantan

    Sultan terperangah mendengar ucapan Dea. Gadis itu segera melanjutkan ucapannya sebelum Sultan semakin syok."Tapi, tenang aja, kata dokter Aditya Mama baik-baik aja. Cuma syok karena waktu itu aku bilang kakak dipenjara," lanjut Dea."Jadi Aditya yang menolong Mama?" lirih Sultan. Tak menyangka jika pemuda yang mereka benci justru adalah orang yang akan merawat salah satu dari keluarganya. Dea mengangguk. Ia tak bisa menangkap penyesalan di wajah sang kakak. Yang jelas, Sultan begitu karena sang mama ambruk di rumah sakit. Lelaki itu lalu meneteskan air mata. Merasa bersalah atas ibunya yang kini harus terbaring di rumah sakit karena memikirkannya. Aditya yang semula berdiri di ambang pintu bersama aparat pun masuk dan duduk di samping Dea."Bagaimana kabarnya Mas?" tanya Aditya. Pria itu harus mengumpulkan banyak keberanian jika ingin bersanding dengan wanita yang dicintainya yang tak lain adalah saudara perempuan narapidana di hadapan. Sultan bergeming. Kemudian menatap Aditya.

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Korban Lain

    "Kita juga perlu restu dari Mbak Ririn agar berani melangkah lebih serius lagi," lanjut Aditya.Ririn tersenyum melihat wajah Dea dan mengatakan, "De, apa pun yang menjadi pilihan kamu, Mbak pasti setuju. Tapi, bukannya yang harusnya kamu dapatkan itu restu dari Mas Sultan?" tanya Ririn menegaskan. Apalagi sebentar lagi, Ririn hanya akan menjadi seorang ExWife bagi Sultan, kakak Dea. Yang artinya tak ada lagi ikatan antara dirinya dengan Dea seperti dulu. Dea mengangguk. "Iya, Mbak. Nanti aku dan Aditya juga bakal cari cara biar ibu dan Mas Sultan memberi restu untuk kami berdua."Gadis itu menoleh sekilas pada Aditya. Kabar ingin bersatunya mereka dalam mahligai pernikahan tentu adalah kabar membahagiakan untuk Ririn. Apalagi selama ini, mereka sudah terlalu dekat. Perempuan yang telah melahirkan tiga anak lelaki dari pria bernama Sultan itu selama ini yang getol nasehati Dea agar menjaga jarak dengan yang bukan mahram. Sementara David hanya diam saja. Lalu sesekali menimpali denga

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Antara David dan Ririn

    Sultan meminta waktu kepada polisi untuk istirahat sebentar sebelum diinterogasi. Pikirannya blank dan tidak bisa berpikir jernih untuk sekarang. Itu sebabnya dia tidak bisa melakukan sesi interogasi dan meminta waktu untuk menjernihkan pikirannya.Kepalanya seperti bercabang. Bukan hanya memikirkan cara mendapat pengampunan dari Ririn, tapi dia juga memikirkan nasib Lala yang sedang hamil. Andai bisa, Sultan rela mendekam di penjara selamanya asal Lala dibebaskan. Namun, hukum harus tetap berjalan. Lala adalah tersangka utama dan juga dalang dari penculikan itu. Artinya dia tidak bisa bebas meskipun sedang hamil.Ketika Dea sudah pulang, Sultan pun dipanggil lagi dan siap melakukan interogasi. Wajahnya sangat kusut dan pikirannya berantakan. Tatapan matanya kosong dan lurus kedepan. Siap atau tidak siap dia harus ikut bertanggung jawab atas kesalahan Lala yang melakukan penculikan terhadap Ririn. Dia sebenarnya bisa mengelak, tapi rasa bersalahnya terhadap Ririn lebih besar dan memb

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status