Share

Membalik Keadaan

Author: Wafa Farha
last update Last Updated: 2024-07-30 04:08:19

"Mas! Kamu diem aja, sih! Pokoknya, kalau kamu tetap rujuk dia, ceraikan aku!" Lala akhirnya kehabisan kesabaran.

Saat itu juga langkahku terhenti karena terkejut. Benarkah dia meminta cerai? Kalau begitu, apa Mas Sultan akan berubah pikiran? Memilih antara aku atau Lala?

“Sayang, tolong jangan begini!” Mas Sultan terdengar memohon dengan suara rendah.

Sampai sebegitunya dia ke pada perempuan bermuka dua itu. Pasti suamiku benar-benar sedang dimabuk cinta kepada istri mudanya. Ah, memangnya laki-laki normal mana yang tak suka daun muda? Seketika, aku jadi rendah diri. Jika membandingkan fisik antara aku dan Lala.

Perempuan muda yang memiliki lesung pipit di wajahnya itu benar. Aku sudah tua dan peot. Jelas saja, Mas Sultan tidak akan pernah lebih mencintaiku ketimbang perempuan muda.

Sesuatu yang membuatku memilih mundur saja saat tahu perselingkuhannya. Bukan memberinya pilihan, ceraikan aku atau Lala? Hatiku akan bertambah sakit ketika mendengar dari mulut Mas Sultan kalau dia memilihnya timbang aku.

Salahku, terlalu picik. Membiarkan gadis secantik Lala ke luar masuk rumah kami dan punya kesempatan bertemu Mas Sultan. Aku terlalu picik, sampai menyangka kedalaman cinta yang Mas Sultan tujukan padaku, membuatku berpikir bahwa dia hanya mencintaiku dan tak akan pernah jatuh cinta pada wanita mana pun. Termasuk Lala, yang kubiarkan menjadi editor konten.

Karena nyatanya, ada kesempatan tertentu mereka harus saling bertemu dan bicara tanpa diwakilkan padaku. Karena aku harus mengurus keperluan anak-anak dan dengan alasan mendesak, bahwa konten harus segera siap jika tak ingin perfomance akun Sultan Dewangga turun.

Entah, sudah berapa lama mereka bersandiwara dan bermain di belakangku. Kalau pun Mas Dewa bilang belum lama, dan baru beberapa minggu, aku tak percaya. Tak ada kata-kata dari seorang penipu yang bisa kupegang.

Hah! Sudahlah! Lupakan yang telah lalu! Tak ada gunanya mengingat-ingat itu semua. Sekarang yang terpenting adalah bagaimana mengahadapi masa depan. Agar aku, anak-anakku tetap baik-baik saja dan tidak kehilangan hak mereka, karena ulah betina yang telah berhasil merebut hati papa mereka.

Tidak, Rin! Kamu harus tenang. Jangan terbawa emosi labil pelakor itu! Jangan biarkan dia menang!

Sisi hatiku yang lain mengingatkan.

"Hentikan!" teriakku. Kekacauan yang mereka lakukan membuat darah ini semakin mendidih.

Setelah tak lagi ada suara, aku pun berbalik memperlihatkan bagaiamana ekspresi muak karena sikap kekanak-kanakan dan egois di antara dua orang dewasa itu.

"Apa kalian punya otak?!" tanyaku yang habis sabar.

"Apa?" Mata Lala melebar, lalu tersenyum konyol menatapku laiu bergantian ke arah Mas Sultan. "Kamu lihat kan, Mas? Wanita seperti itu yang mau Mas rujuk? Dia berani mengatai Mas lho. Pria yang masih suaminya dan harusnya ditaati," provokasinya.

"Heh." Aku memiringkan senyum merespon ucapan betina itu.

"Kenapa? Aku salah? Kalau kalian punya otak, seharusnya tidak bertengkar di sini! Tempat di mana Afif sedang berjuang keras untuk tetap bisa hidup!" tandasku.

"Dia terus memanggil-manggil papanya, Mas!" Ucapanku, membuat Lala mencebik.

"Hem, terus saja anaknya yang diperalat!" decihnya.

Aku tak peduli dan terus bicara. Sudah cukup aku mengalah selama ini, dan tidak lagi mau kalah.

"Dan kamu masih juga sibuk menyenangkan betina ini!?" makiku yang sudah sangat ingin melampiaskannya sejak lama.

"Apa?! Kamu bilang aku betina, Mbak?! Lalu kamu apa? Bahkan babi saja tidak memakan anaknya sendiri, tapi kamu, Mbak! Apa masih pantas memaki orang lain dengan ...."

"Cukup, La! Diamlah! Kamu terus meletup-letup sejak tadi!" bentak Mas Sultan.

Waw. Ini membuatku terkejut. Seketika Lala terdiam. Kasihan sekali melihat raut wajahnya sekarang.

"Tega, kamu, Mas. Membelanya di depanku," rengeknya dengan mata berkaca-kaca.

Tak lama, Lala berjalan menjauh dengan langkah cepat setengah berlari. Aku sampai terperangah melihatnya.

"La!" seru Mas Sultan. Dia pasti tak ingin Lala pergi.

Namun, yang membuatku memicingkan mata, berpikir keras dan tak mengerti adalah pria itu tidak mengejarnya. Dia hanya memanggil. Apa itu cukup?

Apa itu artinya, mereka akan bercerai? Semudah ini kah keadaan berbalik?

Bersambung ....

Hai, Kak. Jangan lupa tinggalkan komentar, ya. 🥰

Baca judul Salah Kamar yuk. Dijamin seru. 😍

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Ending

    Sultan seperti orang linglung sejak setahun terakhir. Kabar mengejutkan yang dia dapatkan benar-benar membuatnya syok dan frustasi. "Saya ingin mengabarkan bahwa ... Em, Ibu Lala sudah meninggal dunia," ucap sipir hati-hati membawa kabar buruk itu. "Ap -apa?" "Operasi yang dilakukan tak berjalan lancar, bahkan menemui kegagalan. Ibu Lala dinyatakan meninggal bersama janin yang masih berada di dalam perutnya."Tubuh pria itu luruh. Sultan menyesal karena tidak mengetahui penyakit Lala, padahal Lala juga adalah istrinya. Dia bahkan memaksa wanita itu menjalani kehidupan berat di penjara. Laki-laki itu terus nenyalahkan diri sendiri di dalam penjara.Sultan yang saat itu hanya diizinkan melihat mayat Lala pun menangis histeris. Ketika tubuh Lala dikebumikan, Sultan benar-benar kehilangan harapan. Tidak ada lagi sosok Lala yang dicintainya. Pun Lala membawa pergi calon buah hati mereka yang selalu dinantikan oleh Sultan. Dia bahkan berpikir kalau kehadiran anak itu akan menggantikan so

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Sepadan

    Sultan merenung di dalam selnya. Pikiran pria itu masih terus bercabang hingga membuat kepalanya pusing setiap waktu. Bola matanya yang tampak cekung karena kurang tidur. Wajahnya seketika berubah kurus dan terlihat tua karena tak terurus. Memikirkan nasib ibu dan adiknya yang harus hidup tanpa dirinya, memikirkan nasib anak-anaknya yang kini tinggal bersama Ririn, dan juga Lala yang juga sedang dipenjara.Dulu Sultan menjadi orang pertama yang pasang badan untuk ibu dan adiknya. Pun untuk istri dan anak-anaknya. Akan tetapi, sekarang dia tampak tak berdaya dan hanya bisa berdiam di pojokan sel penjara.Meski Ririn sudah mencabut laporan atas tuduhan penculikan yang dilakukan oleh Lala dan ibu angkatnya, tapi Sultan dan Lala harus menjalani masa tahanan lima tahun sesuai dengan aturan yang tertulis di pasal 279 KUHP tentang pernikahan diam-diam tanpa izin dari pihak istri sah. Tak ada yang bisa dilakukan. Sultan pasrah dan tidak mau menyewa pengacara untuk meringankan hukumannya. Ka

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Lala Menggila

    Selepas kepergian David, Lala uring-uringan. Imbasnya dia jadi mengamuk kepada aparat yang sudah menahannya dan membuat aparat menyeretnya dengan paksa ke dalam sel. "Lepaskan saya! Lepaskan! Tempat saya bukan disini!" teriak Lala yang dipaksa masuk ke dalam sel oleh polisi. "Kalau Bu Lala tidak bisa tenang, kami akan memanggil dokter dan meminta dokter menyuntikkan obat penenang!" bentak aparat kepolisian wanita yang bertugas menjaganya."Nggak! Kalian mana ngerti gimana hidup gue hancur? Dia malah terus mengejek. Dia mantan yang ga tau diri. Udah miskin, gak bisa kasih ini itu ke pacarnya kaya pacar orang, eh belagu, hidup lagi! Apa salah kalau gue milih putus! Eh sekarang dia datang seolah- olah gue dulu penjahat!" Lala berteriak seperti orang gila tak peduli pada ancaman petugas. Malah bagus obat penenang itu, dia memang ingin tenang sekarang. Kesadaran hanya membuat perempuan itu tersiksa lahir dan batinnya. Terlebih sudah lebih seminggu tak ada kabar dari Sultan. Permintaan b

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Nasehat Mantan

    Sultan terperangah mendengar ucapan Dea. Gadis itu segera melanjutkan ucapannya sebelum Sultan semakin syok."Tapi, tenang aja, kata dokter Aditya Mama baik-baik aja. Cuma syok karena waktu itu aku bilang kakak dipenjara," lanjut Dea."Jadi Aditya yang menolong Mama?" lirih Sultan. Tak menyangka jika pemuda yang mereka benci justru adalah orang yang akan merawat salah satu dari keluarganya. Dea mengangguk. Ia tak bisa menangkap penyesalan di wajah sang kakak. Yang jelas, Sultan begitu karena sang mama ambruk di rumah sakit. Lelaki itu lalu meneteskan air mata. Merasa bersalah atas ibunya yang kini harus terbaring di rumah sakit karena memikirkannya. Aditya yang semula berdiri di ambang pintu bersama aparat pun masuk dan duduk di samping Dea."Bagaimana kabarnya Mas?" tanya Aditya. Pria itu harus mengumpulkan banyak keberanian jika ingin bersanding dengan wanita yang dicintainya yang tak lain adalah saudara perempuan narapidana di hadapan. Sultan bergeming. Kemudian menatap Aditya.

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Korban Lain

    "Kita juga perlu restu dari Mbak Ririn agar berani melangkah lebih serius lagi," lanjut Aditya.Ririn tersenyum melihat wajah Dea dan mengatakan, "De, apa pun yang menjadi pilihan kamu, Mbak pasti setuju. Tapi, bukannya yang harusnya kamu dapatkan itu restu dari Mas Sultan?" tanya Ririn menegaskan. Apalagi sebentar lagi, Ririn hanya akan menjadi seorang ExWife bagi Sultan, kakak Dea. Yang artinya tak ada lagi ikatan antara dirinya dengan Dea seperti dulu. Dea mengangguk. "Iya, Mbak. Nanti aku dan Aditya juga bakal cari cara biar ibu dan Mas Sultan memberi restu untuk kami berdua."Gadis itu menoleh sekilas pada Aditya. Kabar ingin bersatunya mereka dalam mahligai pernikahan tentu adalah kabar membahagiakan untuk Ririn. Apalagi selama ini, mereka sudah terlalu dekat. Perempuan yang telah melahirkan tiga anak lelaki dari pria bernama Sultan itu selama ini yang getol nasehati Dea agar menjaga jarak dengan yang bukan mahram. Sementara David hanya diam saja. Lalu sesekali menimpali denga

  • Kubayar Lunas Tantangan Maduku   Antara David dan Ririn

    Sultan meminta waktu kepada polisi untuk istirahat sebentar sebelum diinterogasi. Pikirannya blank dan tidak bisa berpikir jernih untuk sekarang. Itu sebabnya dia tidak bisa melakukan sesi interogasi dan meminta waktu untuk menjernihkan pikirannya.Kepalanya seperti bercabang. Bukan hanya memikirkan cara mendapat pengampunan dari Ririn, tapi dia juga memikirkan nasib Lala yang sedang hamil. Andai bisa, Sultan rela mendekam di penjara selamanya asal Lala dibebaskan. Namun, hukum harus tetap berjalan. Lala adalah tersangka utama dan juga dalang dari penculikan itu. Artinya dia tidak bisa bebas meskipun sedang hamil.Ketika Dea sudah pulang, Sultan pun dipanggil lagi dan siap melakukan interogasi. Wajahnya sangat kusut dan pikirannya berantakan. Tatapan matanya kosong dan lurus kedepan. Siap atau tidak siap dia harus ikut bertanggung jawab atas kesalahan Lala yang melakukan penculikan terhadap Ririn. Dia sebenarnya bisa mengelak, tapi rasa bersalahnya terhadap Ririn lebih besar dan memb

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status