Share

3. Bertemu Lagi

Penulis: Ria Wijaya
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-21 11:20:32

Hembusan angin membelai lembut wajah cantik Vira, yang sedang duduk di kursi taman panti asuhan Kasih Bunda. Di depannya, segerombolan anak berlarian saling kejar-kejaran satu sama lain, mereka tampak tertawa bahagia, seperti tidak ada beban yang mereka pikul. Padahal, rasa sepi karena tidak memiliki orang tua, selalu menggelayuti hati mereka.

"Vira." Suara lembut Asih, membangunkan Vira dari lamunannya.

"Bunda, apa kabar?" Vira langsung memeluk Asih dengan erat. Ia begitu merindukan wanita yang sudah merawatnya dari sejak ia masih bayi ini.

"Alhamdulillah, baik. Kamu sendiri bagaimana?" sahut Asih seraya tersenyum.

"Alhamdulillah, Vira juga baik, Bunda."

"Syukurlah, Bunda sangat merindukanmu. Tapi, kamu tidak pernah mengunjungi Bunda."

Vira meringis memamerkan gigi putihnya. "Maaf, Bunda. Insya Allah lain kali Vira akan lebih sering datang ke sini."

"Iya, Bunda tunggu," sahut Asih seraya tertawa, lalu kemudian mereka berdua berjalan menuju teras samping rumah tersebut.

"Bunda, sekarang tempat ini jadi lebih indah," puji Vira yang mengedarkan pandangannya ke sekitar taman. Sudah dua tahun lebih Vira tidak mengunjungi panti ini, ada lumayan banyak perubahan di sini. Taman di sini tidak hanya ditumbuhi pohon buah dan bunga saja. Namun, ada danau buatan dan kolam renang yang mempercantik taman ini, dan juga ada wahana bermain yang lumayan lengkap untuk menambah suasana cerianya.

"Iya, ini semua idenya, Yusuf. Dia bilang agar anak-anak tidak bosan di dalam panti," sahut Asih yang tersenyum mengingat putra semata wayangnya.

"Mas Yusuf?" Ulang Vira takjub. Sedangkan Asih menganggukkan kepalanya mengiyakan.

"Lalu, bagaimana kabar Mas Yusuf

sekarang, Bunda? Apakah sudah menikah?" tanya Vira antusias.

"Dia baik, perusahaan juga semakin sukses sejak ia mengelolanya. Namun, sampai sekarang dia belum menikah, entahlah siapa yang ditunggunya, hingga membuatnya sampai saat ini belum memutuskan untuk menikah," sahut Asih bingung. Asih mengetahui bahwa Yusuf sudah mencintai seseorang wanita, namun siapa wanita itu, Asih tidak mengetahuinya. Lalu kemudian mereka berdua melanjutkan obrolan ringan.

Vira dan Yusuf, usia mereka hanya berjarak tiga tahun, oleh sebab itu dulu mereka sangat dekat, berbeda dengan anak panti yang lainnya, yang rata-rata sudah bersekolah.

Tempat yang dijadikan sebagai panti asuhan ini, adalah sebuah rumah besar milik Asih sendiri. Asih sebenarnya adalah anak tunggal dari seorang pengusaha, namun orang tuanya sudah meninggal cukup lama, dan pengalaman pahit hidupnya, membuat Asih mengabdikan hidupnya untuk merawat semua anak yatim piatu di sini.

Asih pernah menikah hingga tiga kali. Suami pertamanya adalah cinta pertamanya sendiri. Namun, dia kurang bertanggung jawab sebagai suami, bisa dikatakan dia adalah tipe lelaki yang malas bekerja dan malah mengandalkan kekayaan istrinya, hingga akhirnya orang tua Asih menyuruhnya untuk bercerai.

Lalu suaminya yang kedua adalah pria pilihan ayahnya, begitu pula dengan yang ketiga. Namun, kedua pria itu sama-sama brengseknya. Meski secara ekonomi mereka setara dengan Asih, namun kedua mantan suaminya itu tukang selingkuh. Dan, suaminya yang terakhir bahkan lebih parah lagi, dia bukan hanya bermain wanita saja, namun juga berniat mengeruk kekayaan orang tua Asih, hingga membuat perusahaan ayahnya Asih hampir bangkrut dan membuat ayahnya Asih terkena penyakit stroke dan akhirnya meninggal dunia.

Lalu tidak berselang waktu lama, ibunya Asih meninggal dunia. Setelah kejadian itu, Asih hanya tinggal sendiri dengan Yusuf, yaitu anak semata wayangnya dengan mantan suaminya yang terakhir.

Perjuangan Asih dulu sangatlah tidak mudah, ia harus mengokohkan kembali perusahaan peninggalan orang tuanya yang hampir bangkrut, beserta merawat anaknya sendirian.

Lalu di suatu hari, ketika Asih sedang berada di jalan. Asih yang merasa iba ketika melihat anak-anak jalanan yang sudah tidak memiliki orang tua, hidup terlunta-lunta di jalan, ia dengan tulus meminta anak-anak kecil itu untuk tinggal dengannya di rumah besarnya. Lalu kemudian Asih memperkerjakan beberapa orang untuk membantu merawat mereka.

Hingga beberapa waktu kemudian, Vira yang masih bayi, ia temukan berada di dalam kardus tepat di depan gerbang rumahnya, dengan hanya memakai pakaian serta bedongan tipis yang tidak cukup untuk menghalau dinginnya angin malam. Vira bayi yang menangis kencang karena merasa lapar dan kedinginan, membuat semua orang yang berada di dalam rumah langsung keluar dan menghampirinya.

Vira adalah bayi pertama yang ada di panti asuhan Kasih Bunda. Yusuf kecil yang melihat Vira yang masih bayi, ia merasa gemas dan lalu menganggapnya sebagai seorang adik, kedekatan mereka saat itu terus berlanjut hingga mereka remaja, dan tepat di usia delapan belas tahun, Vira akhirnya dipersunting oleh Lukman.

Ketika Vira menikah, Yusuf masih berada di luar negeri untuk melanjutkan studinya. Yusuf tentu terkejut mendengar kabar pernikahan Vira, namun ia juga tidak bisa pulang untuk menghadiri acara pernikahan tersebut, karena kabar itu terbilang mendadak.

"Assalamualaikum." Di saat sedang asyik mengobrol, suara seorang laki-laki memaksa kedua wanita itu untuk berhenti dari obrolannya. Asih dan Vira kompak berdiri untuk menyambutnya.

"Waalaikumsalam ... Yusuf, kamu sudah pulang, Nak? tanya asih lembut.

"Iya, Bu," sahut Yusuf seraya mencium tangan ibunya. Namun, ia membeku ketika melihat wanita yang berada di samping ibunya.

"Yusuf, masih ingat dengannya?" tanya Asih seraya menarik tubuh Vira lebih dekat dengannya. Namun, Yusuf tidak menanggapi, ia masih tertegun dalam diamnya.

"Kamu pasti sudah lupa," ujar Asih seraya tertawa. "Ini--"

"Vira," sahut Yusuf pelan, lalu kemudian ia menangkupkan kedua tangannya di depan dada. "Bagaimana kabarmu, Vira?"

Ada sorot aneh di mata Yusuf, namun tidak ada orang yang menyadari hal itu.

Vira melakukan hal yang sama seperti yang Yusuf lakukan. Sejenak Vira merasa terkejut, namun tidak lama kemudian ia tersenyum tipis, Vira merasa puas karena Yusuf semakin lebih baik dari yang diingatnya dulu.

"Alhamdulillah baik, Mas. Mas Yusuf sendiri bagaimana kabarnya?"

"Alhamdulillah, aku juga baik. Silakan dilanjutkan mengobrolnya, aku masuk ke dalam dulu," pamit Yusuf yang menganggukkan kepalanya singkat, lalu kemudian ia berlalu meninggalkan kedua wanita tersebut.

Setelah kepergian Yusuf, Asih menghela napas panjang. "Ternyata saat denganmu, ia juga menjaga jaraknya. Dia bahkan juga tidak ingin menjabat tanganmu, padahal kita juga bukan orang yang terlalu fanatik dalam agama," ujar Asih bingung dengan perubahan anaknya selama ini.

"Tapi, Bun. Bukankah ini justru lebih baik? Mas Yusuf 'kan menjalankan sesuai syariat, dia menjaga dirinya dari wanita yang bukan mahramnya. Lalu, apa yang membuat Ibu seperti keberatan?" tanya Vira bingung.

"Iya memang, Bunda juga menyukai hal itu. Namun, dia seperti terlalu berlebihan. Semenjak pulang dari luar negeri dia sangat jarang berinteraksi dengan perempuan, padahal dia perginya ke Singapura, bukan ke pondok pesantren yang membuatnya terbiasa menjaga jarak dengan perempuan."

"Tahu nggak, bahkan Bunda sampai mengira bahwa di sana ia 'belok'. Tapi, ternyata tidak." Lanjut Asih seraya tertawa.

"Ternyata dia hanya memang menjaga jarak dengan perempuan. Ada temannya yang bilang sih, Yusuf pernah bersikap seperti orang yang patah hati di sana, dan setelah itu ia langsung mengubah sikapnya terhadap perempuan. Entahlah, Bunda juga tidak tahu pasti bagaimana ceritanya, yang terpenting, Bunda akan selalu mendoakan yang terbaik untuknya."

Sedangkan di dalam rumah, Yusuf berjalan dengan sedikit linglung ketika menaiki tangga. "Aku tidak menyangka, kita akan bertemu lagi, Vira," gumam Yusuf seraya tersenyum getir.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kuizinkan Suamiku Menikah Lagi    53. KSML (End)

    Pagi yang begitu cerah, sungguh berbeda dengan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang sudah menyakiti dua wanita cantik yang saat ini tengah duduk di gazebo taman belakang rumahnya Daffa."Vir, kamu sudah tidak merasa mulas lagi?" tanya Della yang masih khawatir, sebab beberapa hari yang lalu Vira mengeluh mulas seperti orang yang akan melahirkan.Ya, saat ini Vira tengah mengandung sembilan bulan, dan kemarin sebenarnya adalah hari perkiraan Vira melahirkan, namun ternyata malah mundur dari jadwal, dan sampai saat ini Vira belum merasakan kontraksi lagi.Vira menggelengkan kepalanya. "Enggak, justru sekarang aku tidak merasakan sakit apapun, padahal dari sebulan yang lalu pinggulku rasanya mau copot karena pegal banget."Della tertawa, "masa sih?""Yee ... dibilangin nggak percaya. Ntar deh kamu rasain sendiri kalau sudah hamil tua, dan kata orang-orang tua sih itu memang hal wajar, sebab bayi sedang mencoba mencari jalan keluarnya, balas Vira yang teringat obrolannya dengan para

  • Kuizinkan Suamiku Menikah Lagi    52. Balasan Untuk Orang Yang Jahat

    Setahun kemudian...Bugh ... Bugh ... Bugh ..."Bang, ampun ... Bang! Ampun ...." Suara jeritan Lukman terdengar hingga meja penjaga, namun para penjaga itu seolah tuli dan tidak mendengar teriakan kesakitan Lukman.Mereka sengaja membiarkan Lukman dipukuli terlebih dahulu, lalu baru beberapa menit kemudian salah satu penjaga itu akan datang untuk menghentikan aksi penyiksaan tersebut."Ampun, Bang. Kumohon ampun ...." Suara Lukman semakin melemah, ia hampir mati karena lemas sebab dipukuli dengan brutal."Brengsek! Rasain kamu, siapa suruh kamu mengambil makananku!""Enggak, Bang. Enggak ... bukan aku yang mengambilnya," sahut Lukman seraya menangis. "Halah, sekali pencuri ya tetap pencuri!" teriak lelaki itu seraya memukul dan menendang Lukman kembali.Kejadian ini sudah seperti makanan sehari-hari untuk Lukman, ia selalu difitnah mengambil makanan bos penguasa bilik penjara yang ditempatinya, lalu kemudian ia akan dihajar habis-habisan, padahal makanan milik bos itu telah dicuri o

  • Kuizinkan Suamiku Menikah Lagi    51. Salah Paham

    Vira terus berlari tanpa mempedulikan tatapan para karyawan yang menatap heran, sebab Daffa mengejarnya dan terus memanggilnya."Vira, ... tunggu!" teriak Daffa terakhir kalinya sebelum Vira menutup pintu mobil."Kita jalan, Pak," ujar Vira seraya menghapus air mata yang menetes di pipinya."Tapi, Nya, Tuan Daffa terus memanggil, Nyonya.""Biarkan saja, atau Bapak ingin saya pulang sendiri?"Sang sopir yang takut jika dianggap mengabaikan Daffa, namun ia lebih takut jika Vira semakin marah hingga menyebabkan suatu kesalahan yang lebih fatal lagi."Baiklah, Nya." Mobil melaju dengan cepat, meninggalkan Daffa yang masih terus berteriak memanggil nama Vira.Sesampainya di rumah, Vira langsung pergi ke kamarnya, dan tak lupa ia juga mengunci pintu kamarnya. Vira terus menangis untuk menumpahkan semua rasa yang telah menghimpit dadanya.Di saat sedang menangis, Vira tiba-tiba saja ingat dengan perkataan Asih waktu itu, lalu apakah sekarang Vira boleh mulai merasa menyesal, karena tidak men

  • Kuizinkan Suamiku Menikah Lagi    50. Kemarahan Vira

    Keesokan harinya, Daffa merasa aneh dengan sikap Vira yang tiba-tiba saja berubah padanya. Ia hendak menyalahkan ibunya atas perubahan sikap istrinya. Namun sayangnya, ibunya tadi pagi-pagi sekali sudah berangkat kembali ke Singapura."Tck, ini pasti gara-gara sikap Ibu yang terlalu acuh, jadi Vira hari ini seperti menghindariku," gumam Daffa seraya mengguyur badannya dengan air.Saat ini Daffa sedang mandi, dan rencananya hari ini ia akan berangkat ke kantor.Vira yang tiba-tiba saja berubah menjadi pendiam, membuat Daffa bahkan tidak berani meminta jatah hariannya pada Vira, dan sontak saja hal itu membuat Daffa kesal."Huh! Padahal Vira sebentar lagi kedatangan tamu bulanannya, seharusnya kan beberapa waktu ini aku bekerja lebih keras lagi untuk membuatkan adik untuk Naura." Daffa tidak berhenti menggerutu, dan ia harus melampiaskan rasa kesalnya ini ke asistennya nanti.Setelah selesai mandi, Daffa langsung berganti pakaian yang sudah disiapkan Vira. Daffa tersenyum ketika melihat

  • Kuizinkan Suamiku Menikah Lagi    49. Gadis Yang Dibawa Ibu Mertua

    Sejak perjalanan dari Bali ke Jakarta, Vira sudah gugup, apalagi sekarang mereka sudah sampai tepat di depan rumahnya Daffa.Dan, pemandangan tidak mengenakkan terjadi ...."Kak Daffa ...." Seorang gadis cantik bertubuh semampai terlihat berlari menghampiri Daffa, bahkan ia juga hampir memeluknya, jika saja Daffa tidak menghentikannya."Stop! Ketahuilah batasan, kalau kamu bukan anak kecil lagi!" "Kak Daffa, kenapa masih sedingin ini sih ...." ujar gadis tersebut dengan manja. "Oh, ini pasti Kakak Ipar. Hai, Kak. Salam kenal, aku Lisa, adiknya Kak Daffa."Vira tersenyum canggung, dalam benak ia jelas kebingungan, sebab Daffa tidak pernah cerita kalau dia memiliki seorang adik."Bukan! Dia bukan adikku, dia hanyalah seorang pengganggu dari kecil," sahut Daffa serius, namun itu dianggap candaan oleh Lisa."Aaah, Kakak ini bisa aja. Kalau begitu ayo, kita masuk. Tante sudah menunggu kalian." Seolah tidak mendengar perkataan Daffa, Lisa tetap berjalan di depan dengan penuh percaya diri.

  • Kuizinkan Suamiku Menikah Lagi    48. Bulan Madu Sudah Berakhir

    Matahari semakin terik, namun Vira dan Della tampak tidak terganggu dengan cuaca panas saat ini."Del, aku rasa Ervan itu menyukaimu deh," ujar Vira yang mulai bisa melihat bahwa Ervan diam-diam sering mencuri pandang ke arah Della.Della mendesah, ia juga mengetahui kenyataan ini. Lebih tepatnya Della juga sudah mengetahui hal ini sejak lama."Kamu masih ingat nggak, dulu aku pernah cerita tentang cinta pertamaku," ujar Della dengan mata yang menerawang kenangan masa lalunya.Vira mengangguk. "Iya, cowok itu terlalu pendiam kan. Dan, meki dia terlihat menyukaimu, tapi dia tidak pernah menyatakan cinta padamu.""Iya, hingga akhirnya aku bertemu dengan Nicole. Dan bodohnya dia, dia baru menyatakan cinta setelah aku bersama Nicole."Vira tertawa, namun kemudian ia ingat sesuatu. "Eits, jangan bilang kalau itu Ervan ya? Astaghfirullah, kenapa aku juga baru ingat, cowok yang waktu itu kamu ceritakan, namanya juga Ervan bukan?"Vira sontak menepuk keningnya sendiri, bisa-bisanya ia lupa de

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status