Fu Yang melemparkan kotak emas itu, itu bukan kotak emas biasa, itu adalah artefak grandmaster Zuxian. Whooss— Saat Fu Yang membentuk segel tangan, kotak emas itu langsung membesar, sehingga ukurannya mencapai lebih 300 meter. Kotak emas itu sekarang berada di atas kepala Xiao Tian, jika kotak itu jatuh menimpa Xiao Tian, mungkin Xiao Tian akan diubah menjadi daging bubuk. Namun, alih-alih Xiao Tian takut, dia malah menyeringai melihat kotak emas itu. “Ini benar-benar barang bagus, sayang jika aku melewatkannya!” Shoot — Xiao Tian terbang ke atas menuju kotak emas itu. Tekanan yang luar biasa dari kotak emas itu tidak mempengaruhi kecepatan terbangnya, saat Xiao Tian tiba, dia tidak memukul kotak emas itu, dia menempelkan telapak tangan ke permukaan kotak emas itu. Lalu, sebuah kekuatan jiwa dari grandmaster Zuxian tingkat delapan meletus menyelimuti kotak emas itu. Buzz— Kotak emas itu terhenti di udara, ketika orang-orang bingung dengan apa yang dilakukan Xiao Tian, Xiao Tia
“Orang tua sepertimu tidak pantas mendapatkan penghormatan ku, dan kamu juga tidak memiliki kualifikasi untuk menyebutkan orang tuaku!” Boom— Xiao Tian memperlihatkan kultivasinya sebagai peringkat 14 alam Mulia. Orang-orang tidak menyangka bahwa Xiao Tian hanya memiliki ranah alam Mulia. Namun, detik berikutnya mereka sangat tercengang dengan kemampuan Xiao Tian meningkatkan ranahnya yang tidak pernah mereka lihat sepanjang hidup mereka. Xiao Tian mulai meningkatkan ranahnya, tanda api dan petir yang sangat mempesona muncul di dahinya, disusul dengan sayap api petir, lalu kedua matanya berubah, mata yang satu dipenuhi petir, dan mata yang satunya dipenuhi api. Kini, Xiao Tian memiliki ranah peringkat enam alam setengah Suci. Melihat kemampuan Xiao Tian meningkatkan ranahnya sebanyak delapan peringkat, tidak hanya orang-orang dari Klan Li, bahkan Fu Yang, dan Tetua Yan mengerutkan keningnya. Namun, Tetua Yan hanya terkejut, bukan berarti takut. “Bocah, kuakui kamu sangat hebat, b
“Bocah, kamu pandai memanfaatkan kesempatan,” ujar Leihuo Dashi dari dunia dantian Xiao Tian. “Ini salahnya, dia malah menggunakan serangan petir untuk melawan seseorang yang memiliki garis darah petir.” Li Shi yang melihat Xiao Tian berhasil membunuh Tetua Yan dan Fu Yang, dia bukan senang. Tetapi, justru semakin ketakutan. Xiao Tian yang memandang Li Shi dari udara, dia mengerti mengapa Li Shi memiliki ekspresi wajah seperti itu. Dia langsung menghampiri Li Shi. “Patriark Li, maafkan aku sudah memberimu banyak masalah.” “Dermawan Tian, aku ingin berbicara denganmu di tempat lain, apakah kamu bersedia?” Alih-alih menjawab permintaan maaf Xiao Tian, Li Shi justru membawa Xiao Tian ke tempat lain. Anggota Klan Li tidak mengerti mengapa Xiao Tian meminta maaf, dan mengapa Li Shi memiliki ekspresi yang menegangkan. Sementara para Tetua sedang berbicara satu sama lain, Li Shi sudah berada di tempat terpencil di wilayah Klan Li-nya bersama Xiao Tian. “Dermawan Tian, aku tahu ini ada
Xiao Tian menatap Lin Shi. “Patriark Li, aku akan meminta izin terhadapmu, setelah aku menaklukkan tanaman kaisar obat Suci, aku meminta untuk tinggal disini beberapa hari, dan aku juga meminta beberapa tanaman khusus, sebagai gantinya, aku akan membiarkan Patriark Li menembus alam Suci, dan mungkin itu bukan alam Suci peringkat pertama, tapi alam Suci peringkat tiga.” Mendengar itu, Li Shi sangat bersemangat, walaupun dia masih sedikit skeptis terhadap ucapan Xiao Tian, karena menerobos alam Suci bukanlah perkara mudah. “Dermawan Tian, apakah dermawan Tian bisa mempertanggungjawabkan perkataan itu?” “Patriark Li, tentu saja aku bisa mempertanggungjawabkannya, bagaimanapun, bukannya aku sombong, aku bisa membunuh Patriark Li dengan mudah, dan mengambil semua tanaman di tempat ini. Namun, aku tidak melakukannya, bukan karena aku baik dan tidak tergiur oleh hartamu, tapi aku masih memiliki moral untuk mendapatkan sesuatu yang aku inginkan,” tegas Xiao Tian dengan serius. “Apa yang d
“Haaah! Apakah kamu tidak mengerti? Baiklah, jika kamu tidak mengerti, aku akan menjelaskannya kepada manusia bodoh sepertimu.” Tanaman kaisar obat Suci sedikit terdiam sejenak. Dia seperti manusia yang bisa berkomunikasi dengan siapapun. “Manusia serakah, kami memang tanaman obat yang biasa disempurnakan oleh manusia. Namun, aku berbeda, aku memiliki kesadaran, memiliki perasaan, memiliki kebijaksanaan. Jika kamu memurnikan ku, kamu sama saja seperti iblis yang memurnikan manusia hidup-hidup. Tidak masalah jika aku tanaman kaisar obat Suci memiliki salah terhadap manusia, jika aku telah membantai ras manusia, membunuh siapapun tanpa pandang bulu, kamu ingin memurnikan ku wajar. Tapi, aku tidak pernah membuat masalah dengan manusia, jadi atas dasar apa manusia ingin memurnikan ku yang telah memiliki kehidupan seperti kamu?” ‘Kamu’ ‘Kamu….’ kata-kata itu terngiang-ngiang di telinga Xiao Tian, dia sedikit terdiam mencerna ucapan tanaman kaisar obat Suci. Whooss— Xiao Tian tiba-tiba
Xiao Tian dibawa ke suatu tempat oleh tanaman kaisar obat Suci, dia tidak menyangka bahwa kebun obat ini lebih luas daripada yang terlihat dipermukaan, luasnya mencapai beberapa ratus ribu mil. “Anak manusia, itu adalah tanaman yang kamu inginkan, aku harap kamu tidak kecewa dengan semua ini,” ujar tanaman kaisar obat Suci. Xiao Tian sangat tercengang, karena yang ada di hadapannya bukan tanaman biasa, semuanya selevel dengan kaisar obat Suci, hanya tanaman ini tidak memiliki kecerdasan sepertinya. “Kaisar obat Suci, ini lebih dari cukup. Aku sungguh puas.” Xiao Tian mengambil tanaman yang mengandung atribut kekuatan jiwa dengan jumlah banyak, lalu dia langsung memurnikannya di tempat. Semua tanaman yang mengandung kekuatan jiwa dilebur olehnya, lalu Xiao Tian mulai menyerap energinya. Kecepatan Xiao Tian berkultivasi jiwa membuat tanaman kaisar obat Suci berdecak kagum kembali. “Anak ini tidak hanya luar biasa dalam kultivasi beladiri, kultivasi jiwanya juga sangat berbeda deng
Setelah menyelesaikan semuanya, Xiao Tian menghubungi Li Shi, Li Shi langsung tiba, karena selama Xiao Tian berada di kebun obat, dia terus menunggunya di luar. Saat Xiao Tian bertemu Li Shi, dia bertanya dengan ekspresi tenang. “Apakah ada seseorang dari Sekte Xian yang datang?” Li Shi menggelengkan kepalanya. “Belum ada, mungkin berita kematian Tetua Yan belum sampai di telinga Kepala Sekte Xian. Dermawan Tian, sekarang apa yang akan kamu lakukan?” Whooss— Xiao Tian memberikan cincin dewa kepada Li Shi. “Di dalamnya ada pil Zuxian grandmaster tingkat 10 hingga tingkat 13, sekarang Patriark Li bisa berkultivasi terlebih dahulu, setelah berhasil menerobos alam Suci, Patriark Li bisa mengantarku ke Rumah Suci Immortal untuk melakukan tes.” Patriark Li tertegun mendengar ucapan itu, bukan karena Xiao Tian ingin pergi ke Rumah Suci Immortal, tapi pil yang Xiao Tian sebutkan. Dia menerima cincin dewa itu dengan tangan bergetar, lalu dia memasukkan kesadarannya ke dalam cincin dewa, s
“Tuan Muda, aku tidak memiliki dendam dengan Tuan Muda, jadi tolong jangan bunuh kami,” ucap orang paling kuat diantara anggota Klan Fu. “Hmm, bagaimana bisa kamu tidak memiliki dendam denganku, aku yang telah membunuh Patriark mu, jadi tentu saja kamu memiliki dendam. Terlebih lagi, aku membunuh orang-orang dari Sekte Xian, jadi sudah tidak ada tawar-menawar lagi!” Whooss— Xiao Tian mengibaskan tangannya, lalu orang-orang dari klan Fu langsung menghilang dari pandangan semua orang. Tidak ada ledakan, tidak ada riak, orang-orang hanya merasakan energi yang mengerikan, lalu orang-orang Klan Fu menghilang. Ssssttttttttttt… Semua orang menghirup udara dingin. Mereka sangat ngeri dengan kekuatan pemuda itu. “Mengapa dermawan Tian menjadi lebih mengerikan? Bahkan kekuatannya jauh lebih besar daripada ketika berhadapan dengan Tetua Yan.” Orang-orang dari Klan Li terus berbicara satu sama lain. Namun, mereka tidak ada yang berani bertanya langsung terhadap Xiao Tian. “Patriark Li, tid
Di sisi lain, di wilayah generasi tua, situasi jauh lebih tegang. Di sebuah dataran yang berbeda dari lahar sebelumnya, kekuatan yang saling berhadapan sudah terkumpul dalam formasi penuh. Pemimpin Paviliun Gerbang Kematian berdiri di garis depan, diapit oleh Pemimpin Rumah Suci Matahari Hitam dan Rumah Suci Langit Berdarah. Di belakang mereka, para tetua berdiri sejajar, auranya menggelegar. Mereka mengepung dua kelompok kecil: Pemilik Villa Hati Seribu Bintang dan Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi, bersama para tetua mereka yang terlihat jauh lebih sedikit. Gu Yang, Pemimpin Paviliun Gerbang Kematian, melangkah maju, senyum licik mengembang di wajahnya. “Gu Yang, apa maksudnya ini?” tanya Pemimpin Paviliun Bayangan Naga Abadi, suaranya tenang tapi tegas. Wajahnya tidak menunjukkan kepanikan, sebaliknya sangat tenang, seolah ia telah memperkirakan semua ini sejak awal. Gu Yang tertawa panjang. “Hahaha, orang tua... kalian telah hidup terlalu lama. Daripada menjadi makhluk tua
Di luar, tak satu pun tahu apa yang sedang terjadi. Mereka tidak memahami kekuatan itu, tidak mengenal kemampuan melahap selevel ini. Mereka hanya bisa menyaksikan monster darah sebesar gunung itu perlahan memudar—dari kokoh, menjadi transparan, lalu hancur menjadi aliran energi yang tersedot ke dalam cincin Xiao Tian. BAANG!!! Monster darah itu akhirnya meledak. Energinya terserap sepenuhnya ke dalam cincin Xiao Tian. Di saat yang sama— PLOF! PLOF! PLOF! Neo Jhinyu, Wong Hai, dan Xi Wangmu memuntahkan darah segar. Wajah mereka kini benar-benar seperti mayat hidup. Daging mereka menghilang. Hanya kulit keriput yang menempel pada tulang. Mata mereka nyaris keluar dari rongganya. Ketiganya menatap Xiao Tian dengan mata membelalak, tubuh mereka gemetar hebat. Rasa takut tak lagi bisa disembunyikan. Nafas mereka bergetar, dan langkah pun tak bisa lagi diambil. Teknik rahasia mereka—teknik yang telah mereka gunakan untuk membantai banyak kekuatan besar, bahkan menghancurkan beberap
Xiao Tian menatap monster darah itu tanpa berkedip. Tatapannya dingin, namun dalam hatinya bergemuruh rasa ingin membantai. Ia sangat ingin mengeluarkan pedang karat misterius yang selama ini setia bersamanya. Energi pekat dari monster darah itu adalah santapan sempurna bagi artefak itu. Namun, ia menahan keinginannya. Karena dia tahu, sekali pedang itu keluar, maka penyamarannya akan berakhir. Semua orang akan langsung mengenalinya, sebab pedang karat misterius bukanlah artefak biasa. Ribuan pasang mata sudah mengenalnya sebagai tanda tangan Xiao Tian. Dalam hati, dia berkomunikasi cepat. “Roh tua, tenang saja. Walaupun kamu tidak aku keluarkan, aku akan memastikan monster darah itu menjadi makananmu!” Jawaban belum terdengar, namun dari dalam cincin dewa, aura pedang karat misterius mulai bergemuruh antusias, seolah-olah mengerti maksud tuannya. Cincin itu bergetar ringan, mengeluarkan denyut lembut yang tak terdengar oleh siapapun kecuali Xiao Tian. Di sisi lain, Neo Jhinyu, W
Neo Jhinyu mencoba bangkit dengan membalas. Giginya bergemeletuk menahan emosi yang berbaur dengan rasa malu. “Sebenarnya siapa kamu? Aku tidak percaya kamu adalah anggota Villa Hati Seribu Bintang!” Xiao Tian mengangkat dagunya sedikit, mendengus dingin. Dalam sikapnya tidak ada tergesa. Suaranya tetap tenang, seolah ia adalah hakim yang akan memutuskan akhir hidup di hadapannya. “Siapa aku itu bukan urusanmu. Hal yang perlu kamu tahu adalah, tempat ini akan menjadi kuburanmu.” Mata Neo Jhinyu menajam. Ia tak bisa lagi berpura-pura tenang. Sorot matanya bergetar hebat, wajahnya memucat, tapi dari mulutnya meluncur teriakan terpaksa. “Sial, karena kamu menolak untuk mengampuni kami, maka walaupun kami mati, kami akan menyeretmu mati bersama!” Suara teriakannya menggema. Ia menatap Wong Hai dan Xi Wangmu, memberi aba-aba dengan pandangan yang sudah penuh keputusasaan. “Gabungkan teknik terkuat kita. Biarkan bajingan itu mati bersama kita!” Tanpa ragu, ketiganya langsung membaka
Dengan tenang, Xiao Tian mengangkat tangannya. Dari dalam tubuhnya, kilatan petir melingkar dan membentuk sebuah cambuk panjang yang mendesis ganas, memancarkan tekanan seperti binatang buas yang baru dibangkitkan dari tidur panjang. Cambuk itu tidak hanya bergerak, tapi mengaum—menggigilkan tulang-tulang siapa pun yang mendengarnya. Lalu, dia bergerak. Bagaikan singa kelaparan yang menerkam kawanan tikus. Slash! Slash! “EAAAAAAHHHHH!!” “EAAAAAAHHHHH!!!” “EAAAAAAHHHHH!!!” Jeritan demi jeritan mengoyak udara panas. Setiap kali cambuk petir menghantam tubuh lawan, bukan hanya luka yang tercipta—tetapi ledakan. Tubuh-tubuh meledak menjadi kabut darah, daging mencair, tulang hancur, dan jiwa terlempar sebelum lenyap. Tanah bergetar, udara terasa sesak karena aroma darah yang membumbung tinggi. Darah menyembur ke segala arah. Suara cambuk dan jeritan kematian membentuk orkestra kematian yang tidak bisa dilupakan oleh siapa pun yang mendengarnya. Bahkan para anggota Paviliun Bayang
Wajah Long Hotian menjadi sangat buruk. Ia tahu, kekuatan seperti ini bukan hal yang bisa mereka lawan. Ia mungkin bisa melarikan diri jika ingin, tapi anggotanya—termasuk Bai Ruochen—tidak akan selamat. Skenario ini adalah jebakan yang sempurna. Perangkap yang telah disusun dengan rapi, dan kini mulai dijalankan. Di tengah tekanan hebat itu, saat semua orang menahan nafas, dan sebagian mulai dilanda kepanikan— Xiao Tian melangkah maju. Langkahnya tenang, bahkan ringan. Wajahnya datar, tak menunjukkan rasa gentar sedikit pun. Setiap gerakannya tidak menciptakan gelombang energi besar, namun diam-diam menyalakan perubahan atmosfer. Seakan ruang mengenali bahwa sesuatu yang asing telah bergerak. “Akhirnya… kebetulan aku sudah pegal tidak bertarung. Kalian cukup untuk sedikit merentangkan otot-otot ku!” Semua pandangan tertuju padanya. Para anggota ketiga kekuatan besar mengalihkan fokus mereka. Namun alih-alih waspada, mereka justru tertawa keras—tawa mengejek, meremehkan, seolah k
Dataran tandus yang awalnya hening berguncang hebat, seperti ditarik dari inti bumi oleh kekuatan yang tak terlihat. Suara retakan menyebar di segala arah, angin berdesir memutar liar, menciptakan pusaran energi yang mencakar langit. Dua pusaran raksasa terbentuk dengan sempurna tepat di tengah-tengah dataran. Pusaran itu berputar perlahan, namun menyimpan kekuatan luar biasa yang seakan mampu menelan seluruh langit di atasnya. Salah satu pusaran memancarkan cahaya ungu keemasan, sinarnya berdenyut pelan seperti napas makhluk hidup. Sementara yang satu lagi menyala merah darah bercampur hitam pekat, menciptakan bayangan kelam yang menyebar hingga ke kaki para pengamat. Pemilik Villa langsung berseru lantang, suaranya bergema kuat di seluruh penjuru area. Nada bicaranya tidak terburu-buru, namun penuh otoritas. “Kalian generasi muda, memasuki pusaran sebelah kiri! Sedangkan yang berusia di atas empat puluh tahun, kalian memasuki pusaran sebelah kanan! Generasi muda dan generasi tua
“Kita harus bergegas. Paviliun Bayangan Naga Abadi sudah menunggu kita terlalu lama. Mereka akan ikut masuk ke area terlarang,” ucap Pemilik Villa dengan suara penuh wibawa. Salah satu Tetua bertanya pelan, nada suaranya hampir tenggelam di tengah gemuruh siaga kapal perang. “Tuan, apakah itu tidak menjadi pemborosan?” “Tidak. Paviliun Bayangan Naga Abadi ikut berkontribusi untuk merawat area terlarang ini. Lagipula lokasinya berada di perbatasan antara Villa Hati Seribu Bintang dan Paviliun Bayangan Naga Abadi. Jadi itu adalah hal wajar untuk berbagi kekayaan.” Jawaban itu membuat semua Tetua langsung diam. Tidak ada lagi pertanyaan. Semua langsung menaiki kapal perang. Satu per satu, formasi pelindung diaktifkan dan energi mengalir deras, menyelimuti seluruh badan kapal dengan lapisan perlindungan rapat. Kapal itu melesat menembus langit, meninggalkan jejak cahaya panjang di belakangnya. Sepanjang perjalanan, suasana dalam kapal dipenuhi bisik-bisik dan pandangan penuh rasa ingi
Xiao Tian mengikutinya dari belakang, langkahnya mantap namun tanpa suara, dan ketika burung raksasa itu terbang, pemandangan megah Villa Hati Seribu Bintang terbentang luas di bawah mereka. Gunung-gunung yang menembus awan jumlahnya tak terhitung. Ada air terjun spiritual yang jatuh dari puncak-puncak suci, padang rumput berbunga, hingga formasi-formasi terapung yang berkilauan di langit. Tiang-tiang cahaya spiritual menghubungkan langit dan bumi, dan setiap sudut wilayah itu menunjukkan kemegahan sebuah kekuatan yang telah mengakar selama ribuan tahun. Semua pemandangan ini tidak bisa dilihat oleh orang luar, hanya mereka yang berada di lingkaran inti Villa yang bisa menyaksikannya. Dari kejauhan, beberapa murid dan Tetua yang sedang beraktivitas di langit dan daratan melihat Bai Ruochen terbang bersama seseorang. Tatapan mereka langsung tertuju ke pemuda asing yang duduk di belakang Putri Suci. “Siapa pemuda itu? Beruntung sekali dia bisa duduk di belakang Putri Suci sambil menu