Setelah Bai Ruochen sadar akan tindakannya, dia merasa malu, karena memeluk Xiao Tian dengan refleknya.Wajahnya yang semula tampak lega, kini memerah. Ia segera melepaskan pelukannya dengan gerakan kaku, lalu menunduk sedikit, berusaha menyembunyikan ekspresi yang tidak biasa baginya sebagai Putri Suci.“Mengapa wajahmu terlihat merah? Apakah kamu sedang demam?” tanya Xiao Tian dengan dahi mengkerut.Suaranya datar dan polos, namun justru itulah yang membuat Bai Ruochen ingin mengutuk. Apakah orang ini benar-benar tidak mengerti perasaannya saat ini?Bai Ruochen menggertakkan gigi dalam hati. Tapi dia masih menampilkan senyuman yang bercampur dengan rasa malu. “Aku tidak apa-apa. Oh iya, ngomong-ngomong kemana kamu pergi selama ini?”Pertanyaan itu dilontarkan untuk mengalihkan rasa malunya, tapi nada suaranya masih menyiratkan kekhawatiran yang belum sepenuhnya hilang.“Aku dikirim ke tempat lain, untungnya aku beruntung bisa kembali lagi!” Xiao Tian tidak mengatakan yang sebenarnya
Kehendak Naga dan Phoenix menatap Xiao Tian. “Teman muda, kami akan pergi bersamamu. Kami akan menemanimu di akhir-akhir hidup kami. Walaupun kami hanya sebatas kehendak, kami masih bisa berguna jika teman muda menghadapi bahaya dari kultivator Raja Dewa Surgawi peringkat puncak.”Nada suara mereka tenang, tapi penuh tekad. Seolah mereka telah menyusun keputusan ini sejak lama. Tidak ada keraguan, tidak ada kerelaan untuk tinggal lebih lama di tempat ini. Hanya satu tujuan tersisa: menyertai Xiao Tian, dan menyaksikan dunia sekali lagi sebelum mereka benar-benar lenyap.“Benar, walaupun hanya satu kali pertolongan, setidaknya bantuan kami bisa menentukan jalan teman muda ke depannya.”“Kami tahu teman muda memiliki kekuatan garis darah yang sangat kuat, tapi kekuatan garis darah tidak bisa bertarung secara langsung. Jika bisa pun, akan ada resiko.”“Jangan menolak, sebelum kami lenyap sepenuhnya, setidaknya kami bisa mengawasi anak kami, dan kami bisa melihat lagi dunia luar saat ini.
“Teman muda, walaupun ini sangat berharga, tapi ini tidak berguna lagi untuk kami. Kami hanya kehendak yang tersisa, dan tidak akan lama lagi kami menghilang. Bahkan kami sempat ragu, apakah kami bisa menjaga telur kami sampai menetas atau tidak. Jadi, tidak perlu sopan, terima hadiah ini. Anggap ini adalah ketulusan kami karena teman muda siap menjaga anak kami.”Suara Naga itu tidak mengandung paksaan, hanya keikhlasan yang telah melalui ujian waktu. Tatapan mereka, meski samar, penuh keyakinan. Xiao Tian bisa merasakannya, bahwa setiap kata yang mereka ucapkan berasal dari sisa harapan yang ditanam jauh sebelum ia hadir.Mendengar ucapan Naga itu, Xiao Tian tidak memiliki pilihan lain. Dia hanya bisa menerimanya.Xiao Tian bukan tidak tertarik dengan harta sebanyak itu. Jika dia mengatakan dia tidak tertarik, itu bohong. Harta di gua itu jangankan kultivator Setengah Dewa, bahkan kultivator Raja Dewa, bahkan Kaisar Dewa akan berebut, bisa menciptakan badai pertempuran besar.Harta
Setelah selesai menstabilkan tempering tubuhnya, Xiao Tian menatap gumpalan cairan sumsum Naga dan Phoenix yang masih sebesar rumah. Tatapannya tidak sekadar penuh takjub, tapi juga penuh rasa hormat dan kesadaran akan tanggung jawab yang baru saja dipercayakan padanya.“Kedua senior, apakah kalian mengizinkan aku untuk menyimpannya? Sumsum Naga dan Phoenix sangat berguna untuk sumber dayaku, tapi tanpa izin kalian, aku tidak akan berani menyimpannya,” ucap Xiao Tian dengan sopan.Nada suaranya tulus dan tegas. Dia tidak tergesa-gesa. Dalam hatinya, dia tahu cairan itu bukan sekadar sumber daya, tetapi kehendak, sejarah, dan pengorbanan yang tidak bisa dibayar hanya dengan rasa kagum atau semangat untuk menjadi kuat.“Teman muda, aku mengumpulkan seluruh sumsum Naga dan Phoenix ini khusus untukmu. Dan asal kamu tahu, kebanyakan dari mayat Naga dan Phoenix ini, semuanya telah mencapai tingkat kultivasi Kaisar Dewa, bahkan ada beberapa yang telah mencapai Kaisar Dewa Tertinggi peringkat
Naga itu menatap dua gunung mayat ras Naga dan Phoenix. Udara di sekitarnya terasa lebih berat, seolah resonansi dari jiwa-jiwa yang tertinggal menyambut kedatangan mereka. Langit malam terasa lebih pekat, seolah ikut berkabung bersama kenangan yang terukir di balik tulang-tulang itu. “Teman muda, sumsum Naga dan Phoenix sangat berharga. Jika kamu memiliki keterampilan tempering tubuh, sumsum mereka akan menjadi sumber daya paling berharga untukmu. Selain itu, semua mayat ini masih menyimpan sedikit jejak jiwa, jadi kekuatan jiwa mereka bisa meningkatkan kekuatan jiwamu juga.” “Senior, apakah senior yakin aku boleh memurnikan sumsum mereka?” Xiao Tian tidak langsung bersemangat. Dia tahu betapa berharganya ini. Dia bukan orang yang tampak akan kekuatan, meskipun dia sangat ingin menjadi kuat. Nada suaranya tetap tenang, namun ada beban yang tertanam dalam pertanyaannya. Ia tidak sekadar bertanya untuk mendapatkan izin, tetapi menegaskan tanggung jawab yang siap ia emban. Pandangann
“Teman muda, apakah kamu puas dengan komposisi ini?” tanya Naga itu, suaranya dalam namun tenang, seperti gema dari masa yang tak terukur. “Kedua senior, aku sangat berterima kasih untuk ini. Hadiah kalian sangat berharga.” Xiao Tian membungkuk dengan hormat. Tidak hanya tubuhnya yang menunduk, tetapi rasa hormat dalam hatinya benar-benar mendalam. Ia tahu, hadiah yang diterimanya bukan sekadar benda, melainkan warisan lintas zaman yang memuat kehendak dua ras agung. Xiao Tian menatap telur itu, dia sedikit mengerutkan kening. “Tapi senior, jika aku ingin membawa telur kalian, aku belum memiliki tempat untuknya. Dunia cincin dewa tidak bisa menyimpannya. Jika aku menyimpan di dunia cincin dewa, jiwa dan jasadnya akan terpisah.” Pikirannya penuh pertimbangan. Telur itu bukan benda biasa. Ia mengandung nyawa, garis darah, dan kehendak dua ras tertinggi. Dunia cincin dewa, meskipun luasnya menyamai sebuah dunia mandiri, tetaplah ruang buatan yang terikat hukum tertentu. Bahkan jika ia
Leihuo Dashi tidak menjawab langsung. Suara api petir di tubuhnya masih mendesis. Namun, sorot matanya menyempit, lalu ia bertanya tanpa ampun. “Hmmp, peristirahatan atau kalian diam di kuil ini untuk menjaga telur itu?!” Keduanya saling memandang. Tak ada lagi amarah, hanya rasa terdesak dan kejujuran yang tak bisa ditunda. Tidak ada tempat bersembunyi dari mata garis darah seperti milik Leihuo Dashi. Naga itu kembali berbicara. “Kami memang menjaga telur itu, karena telur itu adalah anak kami berdua dan satu-satunya garis keturunan kami yang tersisa. Jadi kami harus menjaganya.” Kata-kata itu keluar dengan tekanan yang tertahan, tapi tak ada kebohongan di dalamnya. Nada suara Naga itu bukan mengiba, tapi mengandung beban panjang dari kehendak yang telah bertahan entah berapa lama di dalam kuil itu. Leihuo Dashi tersenyum sinis, senyum yang mengandung tekanan dari garis darah tertinggi, dingin, dan tak memberi ruang penolakan. “Aku bisa saja membunuh dan memurnikan kalian. Nam
“Apakah kuil sebesar ini hanya menyimpan satu telur saja? Sungguh mengecewakan!” Suara Xiao Tian terdengar datar, namun mengandung kekecewaan yang jelas. Tatapannya menyapu sekeliling ruangan dari tempatnya berdiri, menilai secara saksama apakah ada benda lain yang tersembunyi di balik kesunyian kuil tersebut. “Bocah, daripada tidak ada hasil, lebih baik kamu mengambil telur itu! Siapa tahu itu adalah barang bagus,” ujar Leihuo Dashi, suaranya bergema pelan dari dalam tubuh Xiao Tian. “Baiklah.” Xiao Tian melangkahkan kakinya memasuki kuil itu tanpa ragu. Namun, langkahnya terhenti sejenak ketika matanya menangkap sesuatu yang tidak sesuai dengan logika pengamatannya sebelumnya. Kuil yang dari luar tampak sederhana dan tidak besar, ternyata menyimpan dimensi internal yang tidak terjangkau oleh persepsi biasa. Ruangan di dalamnya sangat luas, tidak lagi bisa dikatakan sebagai aula. Bahkan jika seribu Istana Villa Hati Seribu Bintang digabungkan menjadi satu, ruangan ini tetap jauh
Xiao Tian mencambuk udara dengan telapak tangannya. Api dan petir berputar bersamaan membentuk pusaran. Ketika bilah hitam dan panah merah itu menyentuh pusaran, suara ledakan mengguncang udara. BOOOM!! Ledakan itu membuat riak besar di permukaan danau, dan kabut hitam naik dari dasar seperti uap kematian. Tapi dari balik kabut itu, muncul puluhan tombak cahaya yang meluncur secara serempak. Tombak itu tak berbentuk biasa, sebagian seperti ekor ular, sebagian lain seperti sayap serangga, dan semuanya mengandung aura pemutus jiwa. Xiao Tian mengatupkan giginya. Langkah Dewa petirnya kembali menyala. Tubuhnya membelah udara dalam lintasan zig-zag secepat kilat. Satu demi satu serangan itu dilewati dengan akurasi sempurna, tapi tetap ada tiga serangan yang meledak tepat di belakangnya, menciptakan gelombang kejut yang menyambar punggungnya. Xiao Tian terlempar sejauh puluhan meter. Tubuhnya berputar di udara, lalu menancapkan kakinya di atas formasi tak terlihat. Suara desingan keci