Share

Bab 7. Kejar Impianmu

Pak Broto terdiam sesaat setelah mendengar cerita awal dewi tersebut. Lalu menampilkan ekspresi wajah yang nampak sedih.

"maafkan ayah nak" jawab pak broto

dewi pun heran mendengar ayahnya yang tiba-tiba meminta maaf

"lho kok malah ayah yang meminta maaf? harusnya kan dewi yah"

"dewi sudah merahasiakan sejak lama dan juga tanpa izin ayah"

"dewi yang salah yah, bukan ayah" jawab dewi sambil memeluk sang ayah

Sambil mengusap-usap rambut dewi, pak Broto agak sedikit terisak

"seandainya kondisi ekonomi kita stabil, seandainya ayah lebih mampu lagi untuk menghasilkan uang yang lebih banyak lagi, kamu tidak perlu sampai menyita waktu muda mu untuk bekerja dewi"

"tapi apalah daya, ayah hanya seorang buruh pabrik yang mendapatkan upah bulanan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja"

"ayah tau kamu memiliki impian besar untuk sukses di masa depan, ayah bangga akan hal itu"

"namun disisi lain ayah juga menyadari bahwa untuk mewujudkan impian itu tidaklah mudah, karena kemungkinan hambatan terbesarnya adalah biaya"

dewi memotong jawaban sang ayah, sambil mulai menceritakan semua dari awal

"maaf yah, dewi juga menyadari tentang kondisi keuangan kita saat ini, maka dari itu dewi berinisiatif untuk membantu ayah secara tidak langsung meskipun resikonya ya seperti yang ayah sebutkan tadi, waktu dewi secara total terkuras untuk aktivitas yang padat setiap hari dan juga tanpa memperhatikan kondisi badan lagi"

"dewi sudah bertekad untuk menanggung resiko itu semua"

"dengan sedikit kenekatan dewi memberanikan diri untuk mencoba mencari dan melamar pekerjaan paruh waktu"

"dewi sempat putus asa karena ternyata mencari pekerjaan itu tidak segampang yang dibayangkan, apalagi melihat status dewi yang masih sebagai seorang pelajar"

"ditengah rasa kecewa itu entah kenapa seolah dewi mendapatkan petunjuk untuk mencoba lagi dan jangan gampang menyerah"

"akhirnya secara tidak sengaja, saat beristirahat disebuah warung yang kebetulan masih jam makan siang pada saat itu, warung nya tampak penuh oleh beberapa pekerja kantoran dan tampak juga terisi beberapa pramuniaga toko sedang makan siang disana"

dewi pun menyapa pramuniaga tersebut dan bertanya

"maaf mbak, mbak bekerja di toko pakaian yang diseberang itu ya?

"apakah masih ada lowongan kerja disana"

salah seorang pramuniaga tersebut yang tampak paling ramah bernama fitri, menjawab

"iya dek, kami kerja disana"

"nah kalo untuk masalah lowongan kerja, saya kurang tau masih butuh karyawan atau tidak"

"coba aja siapin lamaran nya dan temui langsung Pak Ardi, Bos toko disana"

"Pak Ardi orangnya baik kok, mudah-mudahan bisa diterima" jawab fitri panjang lebar diiringi anggukan 2 orang temannya

secercah harapan mulai tumbuh dibenak dewi

"baiklah mbak, besok sepulang sekolah saya coba mengajukan lamaran disana"

"terima kasih banyak mbak ya"

"oia, perkenalkan saya dewi mbak" sambil mengulurkan tangan kanan nya dengan ramah

"saya Fitri, ini Lia dan ini Ana" jawab fitri juga sambil memperkenalkan 2 teman yang duduk disebelahnya

" oke mbak, saya pulang dulu untuk mempersiapkan berkas lamaran yang mau saya antar besok kesana, sekali lagi terima kasih mbak, sampai ketemu lagi"

dewi pun akhirnya pulang kerumah dengan penuh semangat

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status