Share

Bab 7 Pertemuan Neisha Dan Aurel

Aurel menatap frustasi pada wanita yang ada di depannya. Wanita cantik dan anggun itu tidak menyangka jika ia akan menghadapi wanita yang keras kepala dan pandai berdebat.

Niat ingin semakin menghancurkan hati dan kepercayaan Neisha pada Arsen, tetapi nyatanya Aurel yang tersentak akan sikap mengintimidasi dari Neisha. Wanita itu sering kali mengeluarkan smirk yang membuat lawan bicara mati kutu.

"Sudah aku katakan jika aku tidak akan pernah melepaskan suamiku pada orang lain?" Mata Neisha benar-benar mampu membuat Aurel tidak berkutik kala mereka saling bersitatap.

Aurel tidak mau kalah, wanita itu akan selalu menyudutkan Neisha hingga ia mau menyerah pada cintanya.

"Asal kamu tahu, Arsen akan datang begitu Melodi menghubunginya. Suamimu itu sangat menyayangi Melodi," cibir Aurel yang membanggakan cintanya pada Arsen.

Jujur saja, Neisha merasa tidak rela dengan apa yang dikatakan oleh Aurel. Wanita itu pasti sedang menertawakannya sekarang. Sebab pernikahan yang hampir dua tahun itu belum juga kehadiran seorang anak.

Namun, Neisha tetaplah Neisha. Wanita itu belajar dari sakit hatinya untuk membuat sang lawan bicara menutup mulutnya. Sakit hati mengajarkan Neisha untuk bersikap dingin.

"Jadi, mas Arsen hanya akan datang jika Melodi yang menghubungi. Mengapa kamu bangga jika begitu?" sindir Neisha mampu membuat Deri nafas Aurel tersengal. Wanita di depannya tidak mudah dikalahkan.

Tanpa Aurel sadari, degup jantung Neisha pun berdetak tidak karuan. Wanita itu memantapkan hatinya dengan meremas ujung kemeja yang ia gunakan.

"Jika kamu hanya ingin bermaksud pamer tentang anak perempuanmu yang mampu merebut perhatian dari suamiku, aku akan pulang," tutur Neisha yang dengan senyum meremehkan pada Aurel.

"Dia peduli padaku." Tidak mau kalah, Aurel masih beradu argumen dengan Neisha.

"Karena anakmu." Tepat dan tidak salah, Aurel mengepalkan tangannya di kedua sisi. Berhadapan dengan Neisha mampu membuat emosinya meningkat.

Tangan putih Neisha terulur mengambil minuman yang dipesannya tadi. Meski Neisha berkata tanpa rasa gugup, tetapi ia sungguh sedih dengan kenyataan bahwa Arsen juga mementingkan Aurel dan juga anaknya.

Neisha melanjutkan kembali bicaranya setelah beberapa teguk minuman menyapa tenggorokannya. "Jika aku hamil mungkin anakmu tidak akan menjadi prioritas bagi suamiku lagi, bukan?" Sungguh Neisha tidak ingin membawa Melodi dalam percakapan ini. Wanita cantik itu hanya ingin mengerti saja.

Deru nafas yang sudah tidak teratur membuat Aurel semakin membenci Neisha. Seharusnya ia tidak mengajaknya bertemu hari ini jika pada akhirnya ia kalah telak.

***

Langit telah melukiskan keindahannya, sinar senja begitu cantik dengan warna orangenya. Semilir angin berhembus menemani seorang wanita yang berjalan kaki dengan santainya. Rambut yang berkibar karena hembusan angin menambah kecantikan wanita itu.

Setelah pertemuannya dengan Aurel, Neisha memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar. Jam baru saja menunjukkan pukul setengah lima sore. Menikmati pemandangan indah membuat Neisha bergumam, "Indahnya."

Kaki kecilnya lelah menelusuri jalan, wanita itu memutuskan duduk sebentar di kursi sebuah taman, tidak berapa lama ponsel miliknya bergetar.

'Di mana? Mengapa tidak ada di rumah?' Arsen mengirimkan pesan. Meski ini bukan yang pertama, tetapi semenjak perihal perceraian yang dikatakan oleh Arsen entah mengapa hanya dengan membaca pesan dari pria itu membuat Neisha tersenyum bahagia.

Jemari lentik Neisha menari di atas layar ponsel membalas pesan Arsen, 'Aku di taman kota. Sebentar lagi akan pulang,' balasnya.

Menatap langit luas dengan lengkungan senyum yang indah, Neisha kembali bergumam, "Tolong bantu aku mempertahankan rumah tangga ini. Meski ini hanya janji suamiku pada mendiang temannya, tapi melihat suamiku bersama yang lain rasanya hati ini sakit."

Neisha kembali dengan beban di hati yang terasa terangkat karena telah berhasil membuat Aurel tidak berkutik. Semoga wanita itu tahu posisinya. Berdiri dari kursi taman dan memutuskan untuk segera pulang menemui suami tercinta, tetapi secara tidak sengaja bahu mungil itu menabrak lengan kokoh yang membuatnya sedikit limbung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status