Share

2. Hancurnya hati Anaya

Author: Nur hikmah
last update Huling Na-update: 2024-06-30 08:23:59

Anaya langsung menutup pintu mobil dan kembali masuk rumah dengan membawa tas kerja Raka dan lipstik yang ia genggam di tangan kanan.

Baru mau melangkahkan kaki menuju kamar mereka, sayup-sayup Anaya mendengar pembicaraan Raka dengan ibunya di dapur.

"Ma, mau sampai kapan Mama bersikap begini sama Anaya?" tanya Raka dengan wajah frustasi.

"Sampai kamu memberikan Mama cucu!" jawab Bu Yati santai.

"Ya ampun Ma, cucu lagi yang dibicarakan! Kami baru dua tahun Ma menikah, bukan puluhan tahun sampai Mama bersikap begini! Masih banyak di luaran sana yang belum punya anak hingga sepuluh tahun pernikahan santai-santai aja tuh, kenapa Mama malah yang misuh-misuh seperti itu?" ucap Raka tidak habis pikir.

"Itu orang lain Raka, bukan Mama! Mama saja dulu tiga bulan nikah langsung Mama hamil kamu, jadi wajar Mama menuntut cucu pada Anaya yang sudah menikah dua tahun masih belum hamil juga!" sahut Bu Yati tidak mau kalah.

Raka sampai menghela napasnya dengan kasar karena tidak tahu lagi mau bilang apa dengan sikap keras Mamanya.

"Itu semua beda, Ma! Mama sama Anaya tidak bisa disamakan karena kalian orang yang berbeda! Harus berapa kali sih Raka bilang kalau tidak semua wanita itu sama!" ucap Raka lagi pada ibunya.

"Halah, bilang saja Anaya itu mandul! Pokoknya Mama mau kamu memberikan Mama cucu, penerus keturunan keluarga Surya Dinata. Atau kamu nikah aja lagi agar bisa punya keturunan, toh laki-laki punya dua istri juga bukan hal yang tabu. Gimana Ka?" ujar Bu Yati dengan entengnya memberikan saran yang seperti itu.

Raka terkejut mendengar saran ibunya, sedangkan Anaya yang bersembunyi di balik dinding sama kagetnya mendengar kata keramat tersebut. Tubuhnya bergetar hebat, jantungnya berdetak lebih kencang, pelupuk matanya mulai memanas.

"Ma, sadarkah apa yang Mama katakan tadi? Bagaimana kalau Anaya mendengarnya Ma?" teriak Raka tanpa sadar pada ibunya.

"Kamu berteriak depan Mama? Jangan kurang ajar kamu Ka sama Mama! Begini-begini Mama ini yang melahirkan kamu dengan taruhan nyawa! Memangnya kenapa kalau kamu menikah lagi, hah! Laki-laki sah-sah saja punya istri lebih dari satu, Mama yakin kamu pasti bisa memberikan Mama cucu dari istri kedua kamu itu," balas Bu Yati dengan berteriak.

"Astaga Mama, harus bagaimana lagi Raka ngomong sama Mama untuk bersabar. Masih banyak cara agar Anaya bisa hamil Ma, kenapa juga Raka harus menikah lagi? Kenapa Mama bisa berubah seperti ini sama Anaya, Ma? Padahal dulu Mama yang merestui Raka menikah dengan Anaya," ucap Raka dengan suara yang mengecil karena sedih.

Anaya sudah menangis di balik dinding mendengar nada sedih dan frustasi suaminya atas perkataan sang ibu mertua.

"Kamu mau tahu kenapa Mama seperti ini Raka? Asal kamu tahu saja, kalau bukan karena ancaman Nenek kamu, Mama tidak akan pernah merestui kamu menikah dengan perempuan yang tidak jelas asal usulnya itu! Mama tidak sudi punya menantu seperti dia kalau bukan karena ancaman nenek kamu, Raka! Nenek kamu mengancam akan memberikan tanah warisan Papa kamu pada Pak RT untuk menjadi tanah wakaf jika Mama tidak merestui pernikahan kalian. Sekarang karena nenek kamu sudah meninggal, Mama sudahi sikap pura-pura Mama sama si Anaya itu," ujar Bu Yati mengeluarkan perkataan yang membuat tubuh Anaya luruh ke lantai.

Naraka syok mendengar perkataan Mamanya, tubuhnya lemas karena selama ini ibunya berpura-pura merestui pernikahannya dengan Anaya.

Dengan tubuh lemas, Anaya berjalan ke kamarnya dengan hati hancur. Ia masih belum percaya jika selama ini pernikahannya tidak direstui. Ibu mertuanya hanya berpura-pura menerimanya karena nenek masih hidup.

"Ya Tuhan, pantesan saja Mama baik sama aku saat nenek masih ada! Begitu nenek meninggal Mama langsung menunjukkan sikapnya padaku. Ya Tuhan, apa aku tidak pantas untuk menjadi bagian keluarga ini? Apa aku tidak pantas bahagia?" batin Anaya sambil menangis tanpa suara.

Ia langsung naik ke atas tempat tidur dan membungkus dirinya dengan selimut tebal. Raka yang masih syok mendengar pengakuan sang ibu langsung terduduk di kursi dengan pikiran yang entah kemana.

Karena menguping pembicaraan mereka, Anaya melupakan penemuan lipstik di mobil suaminya. Perempuan malang itu menangis dalam selimut menatapi nasibnya. Perkataan ibu mertuanya yang mengatai ia anak yang tidak jelas asal usulnya membuat Anaya sedih.

"Ya Tuhan, rasanya sakit sekali! Penolakan Mama membuat hatiku sakit, kenapa Mama tidak bisa memberikan hatinya sedikit saja padaku? Bukan salahku yang tidak punya orang tua, bukan salahku?" batin Anaya menggigit bibirnya sambil menangis.

Karena lelah menangis, Anaya tanpa sadar ketiduran dan terbangun ketika hari sudah gelap.

Raka yang syok langsung menuju kamarnya dan terkejut melihat sang istri sudah ada di kamar. Perlahan ia mendekati gundukan selimut dan menghela napas lega saat melihat tarikan napas yang teratur, yang menandakan Anaya tidur pulas.

"Mudah-mudahan Anaya tidak mendengarkan pertengkaran kami tadi! Tidak bisa aku bayangkan bagaimana perasaan Anaya saat mengetahui jika Mama tidak merestui pernikahan ini," gumam Raka dengan mengusap lembut punggung Anaya yang tertutup selimut.

Raka memutuskan untuk keluar rumah guna menenangkan hatinya. Ia pergi menggunakan mobilnya tidak tentu arah hingga kembali setelah satu jam mengendarai mobil yang tidak jelas arah tujuannya.

Keesokan harinya, Anaya terbangun seorang diri di atas tempat tidur. Karena lelah menangis membuat Anaya tidur sampai pagi. Ia, bergegas turun dan mandi karena akan pergi kerja. Ia bahkan melupakan makan malam dan penemuan lipstik di mobil sang suami.

"Kamu sudah bangun sayang? Tidur kamu nyenyak banget sampai Mas bangunin buat makan malam gak bangun juga! Nih, Mas bawakan sarapan!" tanya Raka saat masuk ke kamar Anaya sedang mengganti pakaiannya.

"Terimakasih banyak, Mas! Maaf, aku gak tahu kenapa bisa enak banget tidurnya! Kita makan sama-sama ya?" jawab Anaya dengan tidak enakan karena bablas ketiduran sampai pagi.

"Tidak papa sayang, Mas senang kamu tidurnya nyenyak! Mas sudah sarapan tadi sama Mama, kamu makanlah biar gak telat nanti ke sekolah," jawab Raka dengan tersenyum lebar.

Anaya mengangguk pelan, ia pun memakan sarapan yang dibawa suaminya dengan begitu lahap.

Mereka berdua pun berangkat kerja barengan dengan kendaraan masing-masing. Di persimpangan jalan, Anaya teringat jika ada sesuatu yang ketinggalan di kamarnya. Alhasil ia balik lagi ke rumah, sedangkan Raka terus saja ke kantornya karena jalan mereka beda arah.

Tangan Anaya yang akan membuka pintu rumah menjadi kaku saat mendengar sesuatu yang mengguncang jiwanya.

"Kamu tenang saja Amira, Tante akan pastikan Raka akan menikah dengan mu! Soal Anaya kamu tidak usah khawatir, wanita itu tidak akan bisa melarang Raka untuk menikah lagi. Dia tidak akan pernah bisa punya anak karena selama dua tahun ini Tante memberikannya jamu yang membuat rahimnya kering sehingga mau bagaimana pun wanita itu tidak akan pernah bisa punya anak! Hahahaha," ucap Bu Yati dengan tertawa bangga berbicara di telepon.

Prang!

Bersambung...

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   54. Salah lihat

    Puk! "Astagfirullah hal azim!!" seru Gendis terkejut saat bahunya di pukul dari belakang. "Ya ampun, kenapa pada kaget gitu? Mama kan gak kuat pukul bahu kamu," ucap Bu Darwin cemberut dengan ekspresi putrinya. "Ya, jelas aja kaget Mama! Akunya lagi liatin orang yang mirip Anaya sebelum Mama kagetin aku," sahut Gendis masih memegang dadanya. "Loh, dimana Anaya nya? Kok Mama gak lihat? Masa Anaya gak sapa Mama dulu?" cerca Bu Darwin celingak-celinguk lalu memasang wajah kecewa. "Ma, Gendis kan bilangnya orang yang mirip Anaya? Bukan Anaya nya langsung?" jawab Gendis menjelaskan agar Mamanya gak salah paham. "Owalah, orang yang mirip Anaya. Mama kirain beneran Anaya, tapi memang mirip banget ya?" ucap Bu Darwin sembari ikutan kepo. "Gak tau deh, Ma. Aku liatnya sekilas dari samping, terus ada dua orang yang ngikutinnya dari belakang. Mereka keluar dari arah praktek dokter spesialis kejiwaan yang ada di lorong itu? Di lorong itu kan hanya ada praktek dokter spesialis kejiwa

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   53. Mental Roxanne

    Anaya menjemput Roxy ke ruangan Dokter Gwen setelah menunggu selama satu jam di taman. Naren dengan setia mengikuti dari belakang untuk menjaga sang Nyonya. "Nyonya Anaya, Dokter Gwen ingin bertemu Nyonya sebentar," panggil perawat saat Roxy keluar dari ruang praktek tersebut. "Naren, tolong temani Roxy menunggu di luar!" pinta Anaya pada pria itu setelah mengiyakan panggilan perawat. Pria itu mengangguk kecil, Anaya pun masuk ke ruang praktek Dokter Gwen bersama perawat yang memanggilnya tadi. "Nyonya Anaya," panggil Dokter Gwen begitu Anaya berjalan menuju kursi di depan mejanya dengan logat Jermannya. "Dokter Gwen, apa ada yang ingin Anda sampaikan kepada saya?" tanya Anaya dengan bahasa Jerman yang fasih. "Saya harap pertanyaan saya tidak menyinggung Nyonya Anaya. Apa selama ini Nona Summer hidup sendiri tanpa pengawasan keluarga atau orang dewasa?" jawab Dokter Gwen sedikit sungkan lalu mulai bertanya pada Anaya. "Apa terjadi sesuatu pada anak itu, Dokter?" t

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   52. Mereka harus menikah!

    Dengan perut buncitnya yang sudah begitu nampak, Amira berjalan mendekati Bu Yati dengan wajah tidak percaya. Baginya ini mimpi yang selama ini ia impikan dan ia mulai pesimis jika Anaya tidak mau melepaskan Raka semudah ini. "Ma, ini bukan prank kan? Mereka benar-benar sudah bercerai?" tanya Amira lagi yang tidak mampu mengungkapkan kebahagiaannya. "Mereka memang sudah bercerai, aku tidak sengaja mengetahuinya seminggu yang lalu. Tapi sejak saat itu Raka tiba-tiba pergi dari rumah sakit saat aku akan membawanya pulang ke rumah. Aku sudah mencari ke rumah sekretaris nya tetapi tetap tidak menemukan Raka, aku takut Raka kenapa-napa di luaran sana," jawab Bu Yati sambil menangis terisak dengan menunduk. "Tidak kusangka anak laki-laki Nyonya bisa bercerai secepat itu tak lama sadar dari komanya? Apakah anda tidak sedang membual dan menarik simpati kami?" cibir Tuan Mahatma tidak mempercayai perceraian Raka. Baginya sungguh mustahil bisa bercerai secepat itu jika orang-orang y

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   51. Tuduhan Raka

    Anaya mendongak saat mendengar suara yang ia kenal menghampirinya dengan wajah tanpa dosa. Anaya menatap tidak suka saat Raka bertindak seolah-olah mereka masih bersama. Raka yang terlalu senang bisa bertemu dengan Anaya tidak menghiraukan tatapan tidak suka Anaya padanya. "Mas, apa mungkin kamu belum terima akta cerai dari pengadilan?" tanya Anaya ketus. Pertanyaan Anaya membangkitkan kembali kesadaran Raka yang menghujam jantungnya seketika itu juga. Rasa sakit dan kecewa akan tindakan Anaya kembali muncul menyiratkan aroma permusuhan yang kental di mata pria itu. "Kenapa kamu berubah, Anaya? Kemana perempuan lembut dan hangat yang dulu selalu membuatku bahagia itu? Apakah karena laki-laki ini?" tuduh Raka dengan menatap tajam Anaya dan Naren secara bergantian. Anaya mengerutkan keningnya mendengar tuduhan tidak berdasar Raka padanya. Matanya melihat suasana di sekitar mereka karena ia tidak mau membuat keributan di rumah sakit. "Anaya yang dulu sudah lama mati! Tud

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   50. Bertemu Raka

    Anaya menemani Roxy menjalani terapi di rumah sakit milik Liam pada pagi ini. Naren ditugaskan untuk mengantarkan keduanya oleh Liam, karena pagi ini pria itu akan bertemu klien dari Kesultanan Brunei. "Hati-hati bawa mobilnya, Naren! Saya tidak mau ada satu lecet di tubuh Ibu anak-anak saya termasuk pada Anne," pesan Liam dengan menatap tajam asisten pribadinya itu. "Baik, Sir. Saya akan menjaga Nyonya dan Nona muda dengan nyawa saya," jawab Naren dengan patuh. Liam pergi setelah berpamitan pada Anaya, Anaya pun juga pergi dengan Roxy tak lama setelah Liam. Di Mansion ini pelayan yang bekerja keluar masuk semuanya perempuan, hanya sopir dan penjaga yang berjenis kelamin laki-laki bekerja di bagian luar Mansion. Roxy masih merasa cemas dan berkeringat dingin jika bertemu laki-laki yang tidak terlalu ia kenal selain Liam, Naren dan Jupri sopir yang biasa mengantar Anaya setiap mau pergi. Karena itulah Liam meminta Roxy untuk fokus mengobati trauma dan takutnya terhadap l

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   49. Khawatir

    Liam mengendarai mobil nya bak pembalap profesional dari kantor menuju Mansion. Beberapa menit yang lalu, ia dikabarkan orang-orang yang dipekerjakan oleh Naren untuk menjaga Anaya di luar secara diam-diam. Jantung pria matang itu berdebar kencang begitu mendapatkan laporan tersebut. Tanpa menunggu lama-lama, ia langsung berlari keluar dari lantai tiga lima menggunakan lift dan mengendarai mobil sendiri tanpa sopir. Ckiiittt.... Suara decitan ban mobil dengan aspal di halaman Mansion terdengar nyaring begitu Liam memberhentikan mobil itu. "Dimana Nyonya kalian?" tanya Liam datar pada pelayan yang ia jumpai. "Nyonya ada di ruang santai, Tuan," jawab pelayan itu dengan menunduk. Liam langsung berlari menuju ruangan santai yang ada di lantai dasar sambil membuka kancing kemeja bagian bawah leher, serta menggulung tangan baju hingga hampir ke siku. "Sweetheart," panggil Liam dengan penampilan berantakan mendekati Anaya dan Rozy yang sedang menonton kartun. Ia langsu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status