Beranda / Romansa / Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi / 1. Milik siapa lipstik ini?

Share

Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi
Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi
Penulis: Nur hikmah

1. Milik siapa lipstik ini?

Penulis: Nur hikmah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-28 21:38:22

Seorang guru cantik di sebuah taman kanak-kanak sedang bernyanyi bersama anak-anak didiknya di halaman sekolah. Beberapa kali wanita cantik itu tertawa geli melihat tingkah lucu anak-anak tersebut yang selalu membuat hatinya terhibur.

"Bu Anaya selalu bahagia saat bersama anak-anak, tetapi ia kembali murung setelah anak-anak pulang," ucap Bu Vera dengan tatapan kasihan.

"Yah, setidaknya Anaya sedikit terhibur dengan tingkah anak-anak yang polos itu!" sahut Daisy yang menjadi teman curhat Anaya disekolah.

"Iya, ya. Padahal Anaya baru nikah dua tahun eh sudah didesak untuk punya anak. Emangnya punya anak itu semaunya kita, itu kan hak progresifnya Tuhan. Jadi gak bisa kita menuntutnya kapanpun kita mau. Masih banyak kok diluar sana pasutri yang sepuluh tahun nikah baru di karuniai anak," omel Anita dengan muka cemberut.

Ketiga rekannya disekolah itu mengetahui dengan pasti apa yang terjadi dengan hidup Anaya.

Anaya Azalea Murray seorang guru TK yang dinikahi pengacara muda yang baru melejit setahun ini, Naraka Surya Dinata. Selama dua tahun pernikahan, Anaya selalu di desak dan diteror ibu mertuanya untuk memiliki momongan.

Anaya sering kali disindir dan menjadi bahan gosip ibu mertuanya saat kumpul keluarga atau pun saat berkumpul dengan tetangga sekitar rumah mereka hanya karena belum kunjung hamil.

"Sudah, sudah! Jangan bergosip terus! Doakan saja mudah-mudahan hati mertuanya Anaya terbuka dan tidak lagi menyalahkan Anaya!" tegur Bu Darwin selaku kepala sekolah yang berdiri dibelakang ketiganya.

"Hehehehe, maaf Bu Kepala!" jawab mereka bertiga cengengesan.

Bu Darwin geleng-geleng melihat tingkah bawahannya itu. Mereka langsung bubar karena tidak ingin dimarahin karena membicarakan Anaya yang menjadi guru kesayangan Bu Darwin.

Tepat jam satu, Anaya pulang ke rumahnya dengan menggunakan motor matic kesayangannya. Panas terik yang menerpa kulitnya tidak ia hiraukan asalkan pulang ke rumah tepat waktu.

"Assalamualaikum," ucap Anaya di depan pintu pagar.

Terlihat beberapa Ibu-ibu duduk santai berbincang termasuk ibu mertuanya di teras rumah.

"Waalaikumsalam, baru pulang Nay?" sahut Bu Dewi sambil bertanya.

Dari semua Ibu-ibu yang berkumpul di sana, hanya Bu Dewi yang menjawab salam Anaya dan menyapanya.

"Iya, Bu Dewi," jawab Anaya dengan tersenyum kecut.

Ia menyalami tangan Ibu mertuanya Bu Yati yang langsung menarik tangannya dengan cepat seakan-akan sentuhan Anaya membuatnya jijik.

Bu Dewi menatap Anaya dengan tatapan prihatin, Anaya yang sadar ditatap seperti itu hanya mengangguk pelan dan langsung memasuki rumah.

"Tuh, kan, kalian lihat sendiri si Anaya. Pulang udah siang banget, terus mengeluh kecapean karena kerja. Disuruh berhenti kerja gak mau, gimana mau punya anak kalau kecapean terus!" omel Bu Yati mulai julid pada menantunya sendiri.

"Kenapa gak dipaksa aja Anaya nya, Jeng? Kan Raka suaminya, sudah pasti berhak melarang Anaya kerja!" sahut Bu Anik ikutan julid.

"Ya, sudah sih! Anaya aja yang bebal dan gak mau ngikutin perintah suaminya!" jawab Bu Yati berbohong.

Wajahnya sedikit khawatir jika Anaya mendengarkan pembicaraan mereka.

"Duh, jangan sampai tuh Anaya mendengarkan pembicaraan ini! Bisa gawat kalau dia buka mulut kalau alasan ia bekerja karena sebagian jatahnya aku ambil paksa dari Raka!" batin Bu Yati ketar ketir takut Anaya dengar.

"Wah, parah tuh si Anaya! Dasar istri durhaka itu namanya," tuduh Bu Anton tanpa tahu kebenarannya.

Bu Dewi mengurut dadanya mendengarkan omongan mereka yang selalu menyalahkan Anaya hanya karena mendengarkan dari satu pihak.

"Jangan bicara sembarangan Bu-ibu! Jatuhnya nanti fitnah! Jangan hanya karena mendengarkan dari satu pihak saja kita langsung menjudge Anaya tanpa tahu kebenarannya. Memangnya Ibu-ibu semuanya pernah tanya sama Anaya gimana kebenarannya? Saya tidak mau hanya karena Bu Yati tidak menyukai menantunya kita menjadi ikut-ikutan menyalahkan Anaya. Apa Ibu-ibu mau pahala sholat, puasa dan sedekah Ibu-ibu menjadi milik Anaya karena kalian menggunjingnya?" tegur Bu Dewi dengan tatapan tidak suka pada semua Ibu-ibu tersebut termasuk mertua Anaya, Bu Yati.

Bu Yati merenggut kesal mendengar teguran Bu Dewi yang juga menjabat sebagai Bu RT di tempat mereka semuanya tinggal.

"Sialan nih Bu RT, selalu membela perempuan mandul itu setiap aku bicara! Kalau ia bukan Bu RT, sudah aku sumpal mulutnya dengan kain kotor!" umpat Bu Yati dalam hatinya.

Tidak ada yang berani mengeluarkan suaranya ketika Bu Dewi sudah bicara. Mereka semuanya terdiam termasuk mertuanya Anaya, Bu Yati.

"Ya sudah, saya mau permisi pulang, Bu Yati! Dan jangan lupa pengajian kita lusa di rumah Bu Asnawi ya Bu-ibu? Assalamualaikum!" ucap Bu Dewi pamit pulang.

"Saya juga mau pulang, Jeng!" ucap Bu Salma yang sedari tadi hanya diam dan menyimak saja.

Melihat Bu Salma ikut pulang, Ibu-ibu yang lain juga ikutan pulang sehingga membuat wajah Bu Yati semakin merenggut kesal karena kehilangan teman ngerumpi. Bu Dewi mendatanginya karena memberikan undangan pengajian RT mereka yang minggu lalu tidak ia datangi.

Setelah mereka semuanya pulang, Bu Yati langsung masuk dengan wajah yang tidak enak dilihat. Ia menutup pintu dengan keras hingga membuat Anaya yang sedang makan siang menjadi terkejut.

Sore harinya, Anaya menunggu suaminya pulang dengan menyiram bunga yang ia tanam di depan rumah.

"Assalamualaikum, sayang?" ucap Raka dengan tersenyum lebar begitu turun dari mobilnya.

"Waalaikumsalam, Mas!" jawab Anaya juga dengan tersenyum lebar dan langsung menyalami tangan suaminya setelah ia mematikan kran air.

Raka memeluk erat tubuh Anaya dan melabuhkan kecupan ringan di kening istrinya.

Bu Yati yang mau keluar untuk ngerumpi mencebik kesal melihat senyum Anaya dan kemesraan mereka berdua.

"Memangnya tidak ada tempat yang lebih baik untuk bermesraan hingga harus di luar rumah? Benar-benar tidak tahu malu!" sindir Bu Yati dengan wajah judes.

Anaya dan Raka terkejut mendengar sindiran Bu Yati sehingga mereka tersenyum malu-malu.

"Kita kan cuma pelukan doang, Ma! Masa iya pelukan dengan istri sendiri dilarang? Lagian gak ada juga tetangga yang lihat kok," jawab Raka dengan santai sembari merengkuh pinggang Anaya.

"Terserah kamulah, setiap Mama ngomong pasti kamu bantah!" omel Bu Yati sembari masuk dan meninggalkan mereka berdua didepan rumah.

Raka menggeleng pelan melihat sikap ibunya yang berubah ketus, dan membenci istrinya.

Padahal dulu dialah yang paling ngotot mendesaknya saat dirinya berniat ingin menikahi Anaya.

"Maafkan Mama ya, sayang? Mas harap kamu mau mengerti dengan sikapnya Mama," ucap Raka dengan wajah sendu.

Anaya hanya mengangguk pelan dan tidak ambil pusing sindiran Ibu mertuanya.

"Sayang, tolong ambilkan tas Mas di mobil? Mas kebelet nih!" pinta Raka dengan wajah menahan mules.

Anaya mengangguk kecil dan mengambil kunci mobil yang diberikan Raka. Sedangkan Raka langsung berlari masuk rumah sambil memegang perutnya yang tiba-tiba mules.

Anaya yang membuka pintu depan mobil langsung mengambil tas kerja yang tergeletak di bangku depan. Matanya tiba-tiba melihat sesuatu yang aneh di lantai bawah bangku depan.

Anaya menunduk sedikit dengan tangannya menggapai sesuatu yang ia lihat.

"Lipstik, milik siapa lipstik ini? Perasaan aku gak punya lipstik yang warna mencolok kayak gini? Masa iya Mas Raka pakai lipstik?" gumam Anaya bertanya-tanya.

Bersambung...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   54. Salah lihat

    Puk! "Astagfirullah hal azim!!" seru Gendis terkejut saat bahunya di pukul dari belakang. "Ya ampun, kenapa pada kaget gitu? Mama kan gak kuat pukul bahu kamu," ucap Bu Darwin cemberut dengan ekspresi putrinya. "Ya, jelas aja kaget Mama! Akunya lagi liatin orang yang mirip Anaya sebelum Mama kagetin aku," sahut Gendis masih memegang dadanya. "Loh, dimana Anaya nya? Kok Mama gak lihat? Masa Anaya gak sapa Mama dulu?" cerca Bu Darwin celingak-celinguk lalu memasang wajah kecewa. "Ma, Gendis kan bilangnya orang yang mirip Anaya? Bukan Anaya nya langsung?" jawab Gendis menjelaskan agar Mamanya gak salah paham. "Owalah, orang yang mirip Anaya. Mama kirain beneran Anaya, tapi memang mirip banget ya?" ucap Bu Darwin sembari ikutan kepo. "Gak tau deh, Ma. Aku liatnya sekilas dari samping, terus ada dua orang yang ngikutinnya dari belakang. Mereka keluar dari arah praktek dokter spesialis kejiwaan yang ada di lorong itu? Di lorong itu kan hanya ada praktek dokter spesialis kejiwa

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   53. Mental Roxanne

    Anaya menjemput Roxy ke ruangan Dokter Gwen setelah menunggu selama satu jam di taman. Naren dengan setia mengikuti dari belakang untuk menjaga sang Nyonya. "Nyonya Anaya, Dokter Gwen ingin bertemu Nyonya sebentar," panggil perawat saat Roxy keluar dari ruang praktek tersebut. "Naren, tolong temani Roxy menunggu di luar!" pinta Anaya pada pria itu setelah mengiyakan panggilan perawat. Pria itu mengangguk kecil, Anaya pun masuk ke ruang praktek Dokter Gwen bersama perawat yang memanggilnya tadi. "Nyonya Anaya," panggil Dokter Gwen begitu Anaya berjalan menuju kursi di depan mejanya dengan logat Jermannya. "Dokter Gwen, apa ada yang ingin Anda sampaikan kepada saya?" tanya Anaya dengan bahasa Jerman yang fasih. "Saya harap pertanyaan saya tidak menyinggung Nyonya Anaya. Apa selama ini Nona Summer hidup sendiri tanpa pengawasan keluarga atau orang dewasa?" jawab Dokter Gwen sedikit sungkan lalu mulai bertanya pada Anaya. "Apa terjadi sesuatu pada anak itu, Dokter?" t

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   52. Mereka harus menikah!

    Dengan perut buncitnya yang sudah begitu nampak, Amira berjalan mendekati Bu Yati dengan wajah tidak percaya. Baginya ini mimpi yang selama ini ia impikan dan ia mulai pesimis jika Anaya tidak mau melepaskan Raka semudah ini. "Ma, ini bukan prank kan? Mereka benar-benar sudah bercerai?" tanya Amira lagi yang tidak mampu mengungkapkan kebahagiaannya. "Mereka memang sudah bercerai, aku tidak sengaja mengetahuinya seminggu yang lalu. Tapi sejak saat itu Raka tiba-tiba pergi dari rumah sakit saat aku akan membawanya pulang ke rumah. Aku sudah mencari ke rumah sekretaris nya tetapi tetap tidak menemukan Raka, aku takut Raka kenapa-napa di luaran sana," jawab Bu Yati sambil menangis terisak dengan menunduk. "Tidak kusangka anak laki-laki Nyonya bisa bercerai secepat itu tak lama sadar dari komanya? Apakah anda tidak sedang membual dan menarik simpati kami?" cibir Tuan Mahatma tidak mempercayai perceraian Raka. Baginya sungguh mustahil bisa bercerai secepat itu jika orang-orang y

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   51. Tuduhan Raka

    Anaya mendongak saat mendengar suara yang ia kenal menghampirinya dengan wajah tanpa dosa. Anaya menatap tidak suka saat Raka bertindak seolah-olah mereka masih bersama. Raka yang terlalu senang bisa bertemu dengan Anaya tidak menghiraukan tatapan tidak suka Anaya padanya. "Mas, apa mungkin kamu belum terima akta cerai dari pengadilan?" tanya Anaya ketus. Pertanyaan Anaya membangkitkan kembali kesadaran Raka yang menghujam jantungnya seketika itu juga. Rasa sakit dan kecewa akan tindakan Anaya kembali muncul menyiratkan aroma permusuhan yang kental di mata pria itu. "Kenapa kamu berubah, Anaya? Kemana perempuan lembut dan hangat yang dulu selalu membuatku bahagia itu? Apakah karena laki-laki ini?" tuduh Raka dengan menatap tajam Anaya dan Naren secara bergantian. Anaya mengerutkan keningnya mendengar tuduhan tidak berdasar Raka padanya. Matanya melihat suasana di sekitar mereka karena ia tidak mau membuat keributan di rumah sakit. "Anaya yang dulu sudah lama mati! Tud

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   50. Bertemu Raka

    Anaya menemani Roxy menjalani terapi di rumah sakit milik Liam pada pagi ini. Naren ditugaskan untuk mengantarkan keduanya oleh Liam, karena pagi ini pria itu akan bertemu klien dari Kesultanan Brunei. "Hati-hati bawa mobilnya, Naren! Saya tidak mau ada satu lecet di tubuh Ibu anak-anak saya termasuk pada Anne," pesan Liam dengan menatap tajam asisten pribadinya itu. "Baik, Sir. Saya akan menjaga Nyonya dan Nona muda dengan nyawa saya," jawab Naren dengan patuh. Liam pergi setelah berpamitan pada Anaya, Anaya pun juga pergi dengan Roxy tak lama setelah Liam. Di Mansion ini pelayan yang bekerja keluar masuk semuanya perempuan, hanya sopir dan penjaga yang berjenis kelamin laki-laki bekerja di bagian luar Mansion. Roxy masih merasa cemas dan berkeringat dingin jika bertemu laki-laki yang tidak terlalu ia kenal selain Liam, Naren dan Jupri sopir yang biasa mengantar Anaya setiap mau pergi. Karena itulah Liam meminta Roxy untuk fokus mengobati trauma dan takutnya terhadap l

  • Kurebut Istri Yang Kau Selingkuhi   49. Khawatir

    Liam mengendarai mobil nya bak pembalap profesional dari kantor menuju Mansion. Beberapa menit yang lalu, ia dikabarkan orang-orang yang dipekerjakan oleh Naren untuk menjaga Anaya di luar secara diam-diam. Jantung pria matang itu berdebar kencang begitu mendapatkan laporan tersebut. Tanpa menunggu lama-lama, ia langsung berlari keluar dari lantai tiga lima menggunakan lift dan mengendarai mobil sendiri tanpa sopir. Ckiiittt.... Suara decitan ban mobil dengan aspal di halaman Mansion terdengar nyaring begitu Liam memberhentikan mobil itu. "Dimana Nyonya kalian?" tanya Liam datar pada pelayan yang ia jumpai. "Nyonya ada di ruang santai, Tuan," jawab pelayan itu dengan menunduk. Liam langsung berlari menuju ruangan santai yang ada di lantai dasar sambil membuka kancing kemeja bagian bawah leher, serta menggulung tangan baju hingga hampir ke siku. "Sweetheart," panggil Liam dengan penampilan berantakan mendekati Anaya dan Rozy yang sedang menonton kartun. Ia langsu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status