LOGINPetugas keamanan langsung mengamankan Nesya sebelum menggapai Melody, wanita berbaju orange itu mengumpat dan menghina Melody. Nesya tidak terima mendapatkan hukuman seperti ini.“Aku nggak akan membiarkan kalian berdua bersatu,” teriak Nesya bersumpah, memandang Melody dengan tajam penuh amarah.Melody terkadang bingung dengan jalan pikiran Nesya itu seperti apa, padahal dia jelas sudah tahu kalau Melody akan menikah dengan Langit. Alfred meninggalkan Nesya, itu karena lelaki itu tahu bagaimana jahat istrinya.“Kamu nggak akan hidup tenang, lepaskan aku. Lepas!” teriak Nesya berusaha melepaskan diri.“Nesya cukup!” hardik Alfred.“Aku nggak akan membiarkanmu kembali pada Melo, kamu hanyalah milikku, Sayang,” jawab Nesya menatap Alfred penuh pujaan.Petugas tersebut langsung menyeret Nesya, dan bertemu dengan kedua orangtuanya sebelum masuk sel tahanan. Busi menampar Nesya karena mempermalukan keluarga, dan tak ingin menganggap Nesya sebagai keluarga.“Anak kurang ajar, belajar
Alfred mulai mendekati Melody, bersikap layaknya ketika mereka masih bersahabat. Lelaki itu bahkan dengan rutin datang ke resto Melody dan membawakan Melody bunga. “Berhentilah, Al. Kamu nggak perlu melakukan hal seperti ini,” kata Melody tak ingin Alfred melakukan hal yang menurutnya akan percuma.“Tapi aku ingin membuktikan kalau cintaku tulus padamu, dan aku udah membawakan brownies kesukaanmu,” jawab Alfred seolah tak memedulikan perkataan Melody yang menolaknya.“Aku percaya kalau cinta kamu tulus, tapi semua nggak lagi sama. Aku udah mencintai Langit,” tegas Melody beranjak pergi, tanpa menerima pemberian Alfred.“Lihatlah hati kamu yang paling dalam, aku yakin masih ada cinta untukku. Kita pernah saling mencintai, kebersamaan kita nggak akan mungkin secepat itu menghilangkan rasa cinta kita, Mel,” yakin Alfred akan hal itu.“Udahlah, apa pun yang ingin kamu perbuat dan katakan hasilnya tetap sama aja. Kamu udah nggak ada lagi di hatiku,” seru Melody kesal sendiri karena A
Alfred tak menjawab apa pun, dia begitu saja memeluk Melody dengan erat. Seolah tak ingin melepaskan sang sahabat pada lelaki lain, karena dia yang lebih berhak. Mereka saling mencintai, dan hanya terhalang ego saja.“Maafin aku, Mel,” bisik Alfred penuh penyesalan.Melody tampak diam, ingin tahu apa yang ingin lelaki itu ucapkan setelah tahu hal ini. Ada perasaan senang dan sedih Melody rasakan, senang karena Alfred sudah tahu dan sedih karena lelaki itu pasti merasa terpukul atas kejahatan Nesya.Alfred melepaskan pelukannya, memegang lengan Melody dan menatapnya penuh harap.“Aku mencintai kamu, dan aku baru menyadari hal itu. Aku yakin kamu masih mencintaiku, kita bisa kembali bersama seperti dulu,” pinta Alfred membujuk.Melody hanya tersenyum, dia memang kesal dengan sikap Alfred selama ini. Tapi lelaki tetaplah sahabat yang selama ini selalu ada di dekatnya, dan Melody tak menampik hal itu.“Maaf, tapi aku nggak bisa membalas perasaanmu, Al. Aku udah mencintai Langit,” to
Alfred menyendiri setelah Nesya ditangkap oleh polisi, dia memikirkan banyak hal tentang yang terjadi pada hubungannya. Terlebih alasan Nesya melakukan hal itu, dan itu karena dirinya. Alfred merasa bersalah dan berdosa pada Melody, penderitaan yang dia alami bersumber padanya. Semua hal.Apalagi sekarang rasa cinta Alfred pada Melody semakin menguat, dan rasa cintanya pada Nesya menghilang begitu saja. Tapi, apa dia bisa memperbaiki hubungan mereka setelah ini?“Dulu aja Melo berusaha merebutku ketika aku ingin menikah dengan Nesya, bukankah saat ini aku juga bisa merebut Melo dari Langit,” ucap Alfred pada dirinya sendiri.Ternyata rasa cinta yang dirasakan oleh Alfred pada Nesya hanya ketertarikan biasa, dan itu murni tanggungjawab karena dia berpikir telah merenggut perawan Nesya saat itu.Tapi ternyata itu hanya tipuan Nesya yang mengatas namakan dirinya, padahal itu semua perbuatan Reza. Dan dengan bodohnya Alfred percaya dan berkubang pada kebohongan Nesya selama bertahun
Nesya melemas ketika melihat siapa yang menemuinya, padahal dia sangat berharap kalau itu adalah Alfred. Tapi pria itu tak kunjung datang menemuinya.“Baju tahanan sepertinya cocok untukmu,” hina Langit begitu puas melihat Nesya seperti ini.“Kamu nggak akan menang melawanku,” seru Nesya tertawa karena percaya akan ada yang membelanya. Langit tampak tenang, tak terpengaruh sama sekali. Bahkan lelaki itu malah menunjukkan senyum smirk yang mengerikan bagi Nesya.“Kamu tidak akan keluar dari sini, dan membusuk di Penjara,” kata Langit dengan percaya diri.“Nggak akan pernah,” bantah Nesya. "Kamu jangan terlalu percaya diri, keluarga Mahendra melindungiku."Langit sedikit mendekat. "Kamu yakin sekali keluarga Mahendra akan melindungimu? Mereka itu berhubungan erat dengan keluarga Mahaprana, dan membelamu jelas tidak mungkin. Kamu jangan bodoh!"Nesya tetap menegakkan diri yakin, "kenapa? Akui aja kalau kamu takut."Langit tersenyum tipis. “Saya memiliki bukti rekaman cctv di Vill
Alby dan Alexandra langsung menuju rumah Ivander setelah Nesya dibawa ke kantor polisi, mereka harus memastikan tentang Melody. Lalu kenapa Ivander merahasiakan ini semua? “Tumben kalian datang bersama?” tanya Ivander melihat keduanya, terasa heran saja Alby tidak ke kantor. “Ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu, Kak,” jawab Alexandra masuk dan duduk bersama. Ivander sepertinya bisa menebak apa yang ingin Alexandra katakan, berarti Langit sudah menjalankan rencananya sekarang. Nada yang turun ikut bergabung dengan mereka. “Kenapa Kakak merahasiakan tentang Melo dari kami?” tanya Alexandra merasa sedikit kesal karena tak tahu apa pun, apalagi itu berhubungan dengan Nesya, menantunya, “kenapa hanya diam saja ketika tahu kalau Nesya adalah pelakunya?” “Sayang, pelan-pelan. Ivan pasti akan menjelaskan ini semua,” pinta Alby berusaha menenangkan Alexandra yang terbawa emosi sejak tadi, tapi berhasil dia tahan. “Maaf merahasiakan ini semua dari kalian, tapi aku







