Share

Bab 2

"Hai! Apa kau sudah mendengar berita hari ini?"

"Berita apa?"

"Itu, lho. Berita tentang penemuan mayat di bekas pabrik sepatu yang berada gak jauh dari sini."

"Ohh, berita itu. Aku sih sudah melihatnya tadi pagi di Instagram."

"Trus, gimana menurutmu?"

"Gimana apanya?"

"Yah, pendapat kau tentang kasus itu."

"Ahh, entahlah. Toh, nanti juga akan ada klarifikasi dari pihak kepolisian. Kita tunggu aja. Aku gak mau berspekulasi apa-apa tentang kasus itu. Hanya membuat kepalaku jadi tambah pusing. Mana tadi habis ulangan matematika secara mendadak. Dasar Pak Dadang sialan. Bikin kesel aja."

"Dasar kau aja yang pemalas. Sudah tau kalau Pak Dadang itu sering mengadakan ulangan mendadak. Bukannya rajin belajar, malah nge-game aja kerjaan kau. Ah, sudahlah. Percuma juga aku ngobrol lama-lama sama kau. Lebih baik aku ke kantin aja."

"Yah, sudah kau pergi sana! Sekalian belikan aku minuman, ya. Terserah apa aja, yang penting dingin. Biar kepalaku terasa adem."

"Enak aja kau menyuruh aku. Beli sana sendiri! Aku bukan pembantumu."

Itulah sebagian obrolan yang berasal dari dua orang siswa, yang terpaksa di dengar oleh seorang pemuda yang baru saja hendak tertidur. Karena saat ini, ia sedang diserang oleh rasa kantuk yang sangat hebat. Apalagi jam pelajaran pertama tadi harus mengisi lembar jawaban yang terbilang cukup sulit bagi beberapa teman-temannya.

"Wah, cowok tertampan di sekolah ini, jam segini sudah mau tidur di kelas. Apa kata dunia jika melihat hal ini, Arjuna?" tanya sesosok pemuda yang berjalan mendekat dengan masing-masing tangan yang terselip di kedua saku celanannya.

Pemuda itu tampak rapi dengan seragamnya yang berwarna putih abu-abu. Di mana pakaian tersebut, merupakan ciri khas yang umum bagi para siswa SLTA. Di sebuah negara yang terkenal sangat bar-bar di medsos. Selain harus memakai sepatu hitam polos dengan kaus kaki putih.

Rambutnya yang ikal serta berwarna hitam sangat pas sekali dengan gaya rambut faux hawk. Apalagi selalu tampak basah oleh minyak rambut, yang wanginya mampu mendebarkan jantung kaum hawa. Hal itu semakin lengkap dengan bentuk rahangnya yang persegi, serta warna kulit yang putih bersih bak para idola dari negeri ginseng.

"Apa kamu datang kemari cuma ingin bicara seperti itu saja? Jika iya—maka pergilah. Aku sangat mengantuk sekali hari ini," jawab Arjuna dengan kening yang menempel di pergelangan tangan kiri.

"Tidak, bukan itu maksud kedatanganku kemari. Tapi ada sesuatu yang harus aku sampaikan kepadamu, Arjuna. Dan pastinya, hal itu akan membuat rasa kantukmu akan hilang dalam sekejap. Apa kau bersedia mendengarnya, kawanku?"

Ucapan itu langsung membuat gerakan tangan kanan Arjuna, yang sedang sibuk memijat batang leher bagian belakang, seketika berhenti total. Lalu secara perlahan-lahan ia mengangkat kepala dan memandangi sosok pemuda yang telah berdiri di sisi kirinya. Walau dengan kedua kelopak mata yang masih terasa berat.

"Apa itu? Cepat katakan, Mahesa. Kamu lihatkan, kalau aku sangat mengantuk sekali," desak Arjuna yang kemudian langsung menguap tanpa sempat menutupi mulut.

"Ah, bau sekali mulutmu, Arjuna. Apa hari ini kau lupa sikat gigi? Baunya seperti bangkai anjing. Bikin perutku terasa mual. Pengin muntah rasanya."

Mendengar itu Arjuna cuma tersenyum kecut dan langsung kembali ke posisi sebelumnya. Menenggelamkan wajah di balik tangan serta menutup kedua kelopak matanya lalu menguap lagi sekeras-kerasnya. Tanpa perlu takut bau mulut menyeruak keluar serta tercium oleh Mahesa.

"Sungguh kau ini cowok yang tidak pernah jaim. Menguap sesuka hati tanpa rasa malu."

"Sudah cukup bicaranya? Jika sudah, kamu bisa segera pergi dan tidak menggangu aku lagi."

"Baiklah-baiklah. Aku akan langsung to the poin aja. Biar kau segera bisa tidur. Toh, aku juga — "

"Bawel," potong Arjuna dengan nada sedikit kesal dan lagi-lagi ia menguap dengan kencangnya.

Mahesa pun terdiam sejenak dengan sedikit raut kekesalan yang terlintas di wajah. Karena ucapannya dipotong begitu saja oleh Arjuna. Apalagi dikatakan bawel. Walau demikian, ia tidak bisa marah sebab Arjuna adalah sahabat karibnya sejak kecil.

"Begini Arjuna. Apa kau masih ingat dengan Shima? Teman sekelas kita waktu SMP."

"Iya, aku masih mengingatnya. Memangnya ada apa dengan, Shima?"

"Aku dapat kabar kalau ayahnya sudah meninggal."

"Kapan?" tanya Arjuna yang langsung mengangkat kepala dan memandangi wajah Mahesa dengan tatapan yang penuh keseriusan.

"Tadi pagi."

"Kalau begitu, sepulang sekolah nanti kita langsung ke rumahnya."

"Baiklah. Sekalian aku akan mengajak Gayatri."

"Gayatri? Siapa dia?"

"Teman sekelasku, yang juga tetangga dekat Shima."

"Oh, si murid pindahan."

"Ya. Dan kau pasti pernah mendengar — "

"Aku tidak peduli tentang hal itu." Kembali Arjuna memotong ucapan Mahesa sambil beranjak dari kursi.

"Kau mau kemana? Tiba-tiba saja mau pergi."

"Ke kamar mandi. Cuci muka. Kau mau ikut?"

Mahesa langsung tertawa keras mendengar ajakan itu. Sehingga membuat beberapa siswa yang ada di sana memandangi dirinya. Namun, ia tidak memedulikannya. "Sudah aku duga, kalau berita tadi pasti akan membuatmu tidak mengantuk lagi. Karena dia mantanmu!" teriak Mahesa yang seketika membuat suasana kelas menjadi hening.

Arjuna yang hendak meninggalkan kelas seketika menghentikan langkah. Tepat di ambang pintu. Lalu menoleh ke arah Mahesa sambil tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata. Hanya memberikan isyarat jari tengah dengan menggunakan tangan kanannya.

Lagi-lagi Mahesa tertawa melihat tingkah Arjuna seperti itu. Malah kini jauh lebih kencang dari yang tadi sambil berkata, "Bersiaplah, Arjuna! Kau akan jadi hot gosip di sekolah kita ini. Semua orang akan membicarakan dirimu. Apalagi, dia akan segera pindah kemari. Setelah pemakaman ayahnya selesai." Sambil berjalan dengan gaya khasnya.

"I don't care," tegas Arjuna yang kembali berjalan meninggalkan kelas tanpa menoleh ke belakang.

Yah, saat ini kau boleh berkata demikian. Tapi—lihatlah nanti. Karena kau akan menelan ucapanmu itu. Aku sangat yakin—sangat yakin sekali, sobatku—Arjuna.

Dan ia pun bergegas kembali ke kelasnya, untuk menemui seorang perempuan yang bernama Gayatri.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status