Share

LOVE AND POSSESIVE
LOVE AND POSSESIVE
Penulis: Catatan Ayra

RUSAK SUDAH AKU

Audrey Smith, bergegas meninggalkan universitasnya. Audrey harus bisa menghidupi dirinya sendiri. Setelah perbuatan ibu tiri dan adik tirinya yang membuat dia menjadi putri yang terbuang.

"Lekas-lekas! jangan sampai telat, jika telat kali ini pemotongan gajinya akan sangat besar," gumam Audrey dalam hati.  

"Audrey!" panggil  Xander. 

"Aku harus pergi bekerja, nanti aku salin catatanmu yah!" jawab dan pinta Audrey. 

Xander mengejar langkah Audrey dan menarik lengan Audrey, "hei! bukankah sudah kukatakan. Aku bisa meminjamimu uang," ujar Xander. 

"Xander kau memang kaya dan juga sahabatku," ujar Audrey. 

"Tapi bukan berarti aku bisa memanfaatknmu sesuka hatiku," jelas Audrey. 

"Ini adalah hidupku, bukan kau yang harus bertanggung jawab atas hidupku, tapi aku. Kau mengerti kan?" tanya Audrey. 

Xander sangat mengenal Audrey, tak ingin banyak berdebat Xander pun menganggukan kepalanya tanda jika dia memahami mau sahabatnya itu. 

"Ya aku memahaminya, tapi jika kau benar-benar menemui kesulitan maka carilah aku!" pesan Xander. 

"Ya, ya aku pasti aku akan mencarimu," jawab Audrey seraya menepuk-nepuk bahu Xander lalu bergegas pergi dengan berlari-lari kecil. 

"Mia!" panggil Audrey. 

Mia melihat jam di ponselnya lalu memberikan tanda jempol untuk Audrey, "selamat, kau tidak terlambat sayang. Gajimu kali ini aman," ujar Mia seraya tertawa kecil. 

"Ayo!" ajak Mia mengajak Audrey naik ke atas kapal pesiar Autumn of the Seas.

Kapal pesiar ini memiliki fasilitas-fasilitas mewah seperti ada beberapa restoran mewah di dalamnya, gedung teater musikal broadway, 10 kolam renang, tempat spa dan juga olahraga, juga aula pesta dansa, dan kasino bar. 

Ini adalah kali pertamanya Audrey menginjakan kakinya di kapal mewah seperti ini. Ini adalah pekerjaan paruh waktu yang dikerjakan oleh Audrey.  Menjadi pelayan di acara-acara tertentu. Kali ini menjadi pelayan di Autumn of the Seas selama tiga hari. 

"Ayo! saatnya kita bekerja," ujar Audrey. 

Dua teman baik ini pun sangat bersemangat mengerjakan pekerjaan paruh waktunya. Hanya tiga hari bekerja namun mendapatkan bayaran besar, sungguh ini adalah hal yang sangat di nanti-nantikan. 

Hari pertama dan hari kedua dilewati dengan suka cita, selain di gaji besar. Audrey dan Mia juga bisa menikmati makanan nikmat yang mahal. Kepala koki di kapal pesiar ini adalah pamannya Mia, karena itulah mereka sesekali dapat mencicipi makanan mewah berkelas. Malam ini, Audrey di tugaskan di kasino bar. 

"Baiklah ini adalah malam terakhir berlayar," ujar Audrey. 

Sekelompok pria kelas atas tengah bermain kartu domino dan mereka memutuskan memainkan taruhan. 

"Yang kalah, harus tidur dengan salah satu pelayan disini," ujar Xavier Wyatt. 

"Ha ha ha, apa kau serius?" tanya Cedric. 

"Ya tentu saja," jawab Xaxier. 

"Jika Stefan tahu maka habislah kau?" Ujar Cedric. 

"Jika begitu kalian harus merahasiakan ini," jawabnya enteng. 

"Baiklah sebelumnya aku akan menentukan siapa pelayan yang akan menjadi trophy kekalahan," ujar Cedric seraya melihat-lihat setiap sudut yang dapat diraih oleh matanya. 

"Dia!" ujar Cedric seraya menunjuk ke arah Audrey. 

"Bagaimana?" tanya Cedric. 

Melihat tubuh sintal Audrey dan parasnya yang cantik, Xavier dan yang lainnya pun menyetujui pilihan Cedric. 

"Baiklah jika begitu, kita mulai permainan ini!" ujar Cedric. 

Sementara itu Audrey yang tidak mengetahui jika sudah di jadikan target taruhan, masih dengan semangat melakukan pekerjaannya. Gaji yang diberikan oleh kapal pesiar ini cukup besar, cukup untuk membayar biaya kuliahnya selama satu semester. 

"Ah sial," gumam Xavier karena kalah dalam permainan mereka. 

"Hei! Setidaknya kau akan memiliki waktu yang indah bersama pelayan cantik," ujar Cedric. 

Xavier memandangi Audrey lalu berdiri, "Aturlah!" ujar Xavier seraya bergegas pergi meninggalkan kasino bar tersebut. 

"Oke, mari kita berikan malam pertama yang tak terlupakan untuk Xavier," ujar Cedric bersemangat. 

Cedric mendekati Audrey, lalu memintanya membawakan dua gelas anggur putih, Audrey mengambilkannya lalu meletakannya diatas meja. Baru beberapa langkah Audrey pergi, Cedric dengan cepat segera saja menuangkan cairan obat ke dalam salah satu gelas anggur. 

"Nona hatiku sedang kacau, karena tunanganku baru saja memutuskanku, maukah kau bersulang minum denganku. Agar rasa kacau ini sedikit berkurang!" pinta Cedric. 

"Emmm …." Audrey tertegun sejenak. 

"Owh ayolah ini hanya segelas anggur saja lho, bukan racun," bujuk Cedric. 

"Baiklah, hanya satu gelas saja tidak lebih," jawab Audrey. 

Audrey pun meminum segelas anggur yang diberikan oleh Cedric. Merasa sudah menghabiskan satu gelas aggurnya  Audrey pun kembali melanjutkan pekerjaannya. 

Melihat obat yang tadi Cedric tuangkan telah bereaksi, Cedric meminta salah satu pelayan untuk membawa masuk Audrey ke kamar yang sudah Cedric siapkan.

"666, nomor kamarnya," ucap pelayan tersebut lalu memasukan kartu pintu kamar tersebut ke sakunya. 

Salah satu petugas kamar baru saja selesai membersihakn kamar suite nomor 666. Petugas tersebut mendorong keluar troli kebersihannya. Belum sempat menutup pintu kamar, petugas tersebut menerima panggilan di ponselnya dan berdiri agak menjauh dari kamar 666. Pelayan yang membawa Audrey melihat pintu terbuka segera saja membawa masuk Audrey ke kamar tersebut dan menutup pintunya.

"Ah kau sungguh beruntung," ujar pelayan yang membawa Audrey. 

"Emm …." desah Audrey. 

"Panas sekali," ujar Audrey lagi seraya membuka kancing kemeja putihnya. 

"Baiklah aku pergi, kau baik-baiklah disini," ujar pelayan tersebut seraya pergi meninggalkan kamar. 

Audrey benar-benar merasa panas, Audrey melucuti pakaiannya dan hanya menyisakan kemeja putihnya dengan beberapa kancing yang terbuka. 

"Emm …." desah Audrey lagi. 

Lampu kamar masih dalam keadaan remang-remang, tubuh Audrey sudah benar-benar merasa tidak nyaman. 

Tiba-tiba sebuah tangan besar memeluk tubuh Audrey. Merasakan ada tangan yang sedang menjelajahi tubuhnya, itu terasa seperti obat bagi Audrey. Desahan manja terdengar dari Audrey, ini semakin membuat si pria semakin menginginkan tubuh yang sedang di peluknya itu. 

Begitu pria asing itu membalikan badan Audrey dan menindihnya, Audrey sedikit tersadar. 

"Kau siapa?" tanya Audrey dengan limbung. 

"Stefan Wyatt, ingatlah namaku," jawabnya. 

Merasakan Stefan semakin keras mencumbuinya, Audrey berusah melepaskan diri dari kungkungan Stefan. 

"Lepaskan aku!" pekik Audrey seraya mencoba melawan dengan tenaga yang dimilikinya. 

"Kau adalah wanita yang disediakan untukku jadi kau tidak berhak melawan," ujar Stefan dengam tetap sambil meneruskan gerakannya. 

"Aaaah …."teriak Audrey menahan sakit.

Namun itu tidak menghentikan gerakan Stefan atas tubuh Audrey. Stefan kehilangan kendali atas tubuh Audrey karena merasakan rasa yang berbeda dengan Audrey. 

bahkan stefan mencumbui Audrey berkali-kali dalam satu waktu,  hal yang hampir tidak pernah Stefan lakukan dengan wanita lain. 

Biasanya dengan wanita lain, cukup melakukan satu kali, dan dia akan pergi setelahnya dengan tak lupa menaruh sebuah cek di atas nakas sebagai bayaran atas pelayanan yang telah di berikan kepada dirinya.

Audrey terbangun dengan wajah dipenuhi oleh air mata dan rasa sakit di seluruh tubuhnya. Audrey bangun perlahan lalu memakai bajunya, dan segera pergi meninggalkan kamar tersebut. 

"Audrey," panggil Mia. 

"Darimana saja kau, semalaman aku mencarimu!" ujar Mia. 

"Aku merasa tak enak badan," jawab Audrey sembarang. 

"Ayo, saatnya kita pulang," ajak Mia. 

Dengan  hati yang sayu, Audrey pun melangkah pergi meninggalkan Autumn of the Seas dan kenangan buruk di dalamnya. 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Deiah Neingtyaz
koiny bnyk bngt kalau beli ..
goodnovel comment avatar
Arivia Meidianisa
Asikk, cucok banget ini buat temen nunggu adzan maghrib hihihi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status