Share

SELIR

Penulis: Catatan Ayra
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-03 05:17:43

Audrey memandangi kamar utama tersebut, "Ini lebih luas dari Apartemenku," ujar Audrey. 

"Panggil kami jika membutuhkan sesuatu, makan malam akan siap pada jam tujuh malam," ujar pelayan tersebut. 

"Baik terima kasih," jawab Audrey. 

Audrey duduk di lantai, memeluk kedua lututnya dan menelungkupkan kepalanya. 

Audrey tak bisa menahan kesedihan dihatinya, dan akhirnya pun menangis. Audrey benar-benar merasa sendirian, tidak ada pelindung. 

Setelah makan malam, beberapa pelayan membantu Audrey berbersih diri , "hei, aku bisa melakukannya sendiri," ujar Audrey. 

"Tuan Stefan meminta kami mempersiapkan Nona, Tuan akan datang malam ini," jawab mereka. 

'Degh' hati Audrey serasa terjatuh dari tempat yang tinggi mendengar perkataan pelayan teesebut. 

"Brengsek," ucap Audrey dalam hati. 

Setelah selesai, pelayan pun keluar dari kamar. Tinggalah Audrey duduk termenung diatas ranjang besarnya. 

Audrey melihat pakaian yang dipakaikan oleh pelayan, merasa itu nampak seperti pelac*r, Audrey pun mencari ganti yang lebih tertutup. 

"Sial, dasar pria mesum!" umpat Audrey yang melihat sederet pakaian tidur bermodel seksi semua. 

Audrey melihat ke bagian kemeja, "ini pasti milik pria brengsek itu," pikirnya. 

Akhirnya Audrey memilih kemeja tersebut, Audrey berdiri dengan gelisah, 'ceklek' pintu terbuka dan Stefan berdiri disana sambil memandangi Audrey yang sedang berdiri memakai kemejanya, lengan di gulung dan kemeja itu hanya menutupi sebatas paha saja, menutupi tubuh sintal Audrey, sungguh ini adalah pemandamgan yang sangat jarang Stefan dapati. 

Biasanya para wanita lain menarik perhatian dan minat Stefan untuk naik keatas ranjang dengan menggunakan gaun tidur yang super seksi. 

"Gadis pintar, kau pandai sekali menggodaku," ujar Stefan mendekati Audrey. 

Tubuh Audrey membeku ketika Stefan memeluknya dan menjelajahi leher dan tulang selangka Audrey. 

Audrey mencoba melawan, "patuhlah, kau sudah menyetujui menjadi selirku. Jadi layani aku dengan baik!" perintah Stefan. 

Stefan membuka satu persatu kancing kemeja Audrey, lalu mulai menciumi dada Audrey dengan serampangan disana-sini. 

Merasa semakin gemas, Stefan menggendong tubuh Audrey keatas ranjang mereka. Merebahkannya lalu menindihnya. 

"Indah sekali," puji Stefan. 

Stefan menciumi daun telinga Audrey, turun ke leher dan turun ke tulang selangka Audrey. Satu tangan memegangi pinggul ramping Audrey, satu tangan menyentuh Audrey di sana-sini, dengan sambil menciumi wajah Audrey dan melumat bibir ranum kemerahan milik Audrey. 

Stefan memandangi kulit putih Audrey yang seputih salju tersebut, menciuminya dengan penuh hasrat dan kelembutan.  Stefan mentautkan kaki Audrey di pinggulnya dan mulai menghentakan gerakanya lagi dengan lebih keras lagi ke tubuh Audrey. Stefan benar-benar kehilangan kendali diri akan tubuh yang sedang di tindihnya ini, Tubuh Audrey benar-benar membuat Stefan mencandu, menagih lagi dan lagi. Semalaman ini Stefan lagi-lagi tak melepaskan pelukannya dari tubuh Audrey sampai dengan di pagi hari barulah Stefan mebiarkan Audrey tertidur. 

Stefan bangun lalu mengecek apakah ada darah di sprei mereka, "Berlaga jual mahal, namun entah sudah melakukannya berapa kali dengan pria lain sebelum dengan aku," cibir Stefan kepada Audrey. 

"Kupikir kau berbeda, ternyata sama saja dengan wanita lain," ujar Stefan lalu bangun dan bergegas membersihkan diri. 

Audrey bagun di siang hari, dengan merasakan sakit di sana-sini. 

"Dasar pria tak tahu batas, brengsek," umpat Audrey sambil menahan rasa sakit di tubuhnya. 

Audrey bangkit lalu berbersih diri, di cermin dia melihat begitu banyak tanda merah di tubuhnya. Audrey memutuskan memakai baju dengan model leher turtle neck untuk menutupi tanda merah hasil sesapan Stefan semalam.

Audrey mengambil ponselnya diatas nakas, lalu melihat pesan dari Mia yang mengabarkan jika semuanya sudah teratasi dengan baik. 

"Meski dia brengsek, namun dia tepat janji," pikir Audrey.

Audrey merasa lapar, lalu pergi ke bawah untuk mencari makanan. Baru saja menuruni tangga, malah sudah kena tampar.

"Wanita ja*lang," pekik wanita tersebut.

Audrey memegangi rasa sakit kebas di pipinya, "siapa kau?" tanya Audrey. 

"Aku adalah tunangan Stefan Wyatt," ujar Philia. 

Audrey tersentak, "pria ini benar-benar brengsek, untuk apa dia memaksaku berdiri di sisinya sementara dia sudah memiliki seorang tunangan," pikir Audrey. 

"Jangan tanya aku, tanyakan kepada tunanganmu itu, mengapa ingin menyimpanku disini," jawab Audrey. 

"Dan tanyakan juga bagaimana pelayanan ranjangmu, sampai-sampai dia membawa wanita lain naik ke atas ranjangnya," ujar Audrey yang ingin membalas rasa sakit tamparan tadi. 

Philia: "...." 

"Minggir," ujar Audrey seraya berjalan ke dapur. 

"Hei! Berhenti," ujar Philia seraya menarik lengan Audrey. 

"Tinggalkan Stefan!" perintah Philia. 

"Dengan semang hati, jika saja Taun Wyatt mengijinkan," jawab Audrey. 

"Yang jadi masalah, bahkan Tuan Wyatt tidak ingin berpisah dariku, jadi Nona jangan buang waktumu untuk membujukku. Bujuklah tunangamu itu," jawab Audrey lagi. 

"Aku akan sangat berterima kasih jika kau mau melakukannya dan behasil," ujar Audrey enteng. 

"Jadi lepaskan tanganmu dariku!" ujar Audrey. 

Di koridor, Audrey menyandarkan tubuhnya di dinding, "kenapa aku bisa sampai terjerat oleh iblis itu?" tanya Audrey tak habis pikir. 

Philia langsung saja menuju ke Villa begitu mendengar kabar bahwa Stefan membawa seorang wanita dan mengijinkannya tinggal disana. Selama ini Philia bukan tidak tahu skandal Stefan dengan banyak wanita di luar sana, namun baru kali ini membawa seorang wanita di Villa tempat kediaman ibunya dulu. Karena merasa Stefan sedikit berbeda memperlakukan Audrey, dia pun memilih menyambangi Audrey. 

"Wanita jal*ng," umpat Philia. 

"Lihat saja kau akan menyesal dengan pilihanmu ini," ujarnya lagi. 

Setelah makan, Audrey bergegas pergi ke universitasnya. Melihat Xander langsung saja Audrey berlari menghampiri dan memeluk Xander. 

"Hei! Kenapa, ada apa ini?" tanya Xander yang terheran tiba-tiba Audrey memeluknya. 

"Aku hanya senang kau baik-baik saja,' jawab Audrey. 

"Ya, ya aku baik-baik saja," jawab Xander seraya membalas pelukan Audrey. 

"Hei! ada apa ini dengan wajahmu?" tanya Xander. 

"Ah tak apa, hanya saja sedikit terbentur sesuatu tadi," jawab Audrey. 

"Kau ini mengapa tidak berhati-hati," ujar Xander sambil mengelus lembut puncak kepala Audrey. 

"Ayo kita masuk ke kelas!" ajak Xander. 

'Dzrt' ponsel Stefan menerima notifikasi pesan, itu adalah foto-foto Audrey sedang memeluk Xander. 

"Arthur siapkan mobil!" perintah Stefan. 

Pikiran Stefan melayang-layang ke dugaan prasangka yang macam-macam. 

"Apakah pria itu adalah pria pertamanya Audrey," pikir Stefan. 

Ini adalah pertama kalinya Stefan bertingkah seperti ini. Stefan mengambil ponselnya dan menghubungi Audrey. 

"Keluar!" perintah Stefan. 

"Aku sedang ada kelas," jawab Audrey. 

"Keluar! atau aku yang masuk," ancam Stefan menutup sambungan ponselnya. 

Audrey segera saja keluar dari kelas, "Xander nanti aku pinjam catatanmu yah!" pinta Audrey. 

Audrey segera saja berlari, Audrey mencari-cari mobil Stefan, tidak sulit mengenali mobil mewah di tengah-tengah mobil biasa. Audrey segera saja masuk ke dalam mobil tersebut. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Nova Vaw
gek²s,,udh jd candu yaaaahh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • LOVE AND POSSESIVE   UTUH KEMBALI

    Malam yang ditunggu akhirnya tiba. Audrey mengenakan gaun sederhana berwarna biru tua yang membingkai tubuhnya dengan anggun. Ia menatap pantulan dirinya di cermin, merasa gugup tapi juga penasaran. Apakah Stefan benar-benar berubah? Apakah ada kesempatan bagi mereka untuk kembali bersama?Ketika Audrey turun ke ruang tamu, Stefan sudah menunggunya dengan setelan jas kasual yang membuatnya terlihat lebih santai, tapi tetap memancarkan kharisma yang tak bisa diabaikan. “Kau terlihat cantik,” ucapnya tulus.Audrey hanya tersenyum kecil. “Terima kasih. Mari kita pergi.”Mereka tiba di sebuah restoran mewah yang terletak di pinggir pantai. Meja mereka berada di balkon terbuka, memberikan pemandangan laut yang tenang dengan cahaya bulan bersinar di atasnya. Stefan menarik kursi untuk Audrey sebelum duduk di hadapannya.Makan malam berlangsung dengan obrolan ringan. Stefan membicarakan tentang proyeknya, tentang sekolah Hugo, bahkan tentang hal-hal kecil yang dulu tak pernah menjadi perhati

  • LOVE AND POSSESIVE   SEPERTI SEBUAH KELUARGA

    Stefan berdiri dengan penuh wibawa di hadapan Audrey, tetapi kali ini ada sesuatu yang berbeda dalam sorot matanya, sesuatu yang lebih lembut, lebih tulus. Aura seorang ayah telah terpancar dari seluruh tubuh pria itu.“Aku ingin ikut melihat sekolah ini,” ucapnya tenang, namun tegas. “Aku ingin tahu di mana anak kita akan belajar.”Audrey masih terdiam, mencoba memahami niat di balik sikap Stefan. Dia tidak pernah membayangkan pria itu akan begitu peduli pada dirinya dan juga pada Hugo. Bahkan, dulu Stefan hampir tak menginginkan keberadaan anak mereka. Sekarang, dia berdiri di sana, seolah ingin menebus semua yang telah terjadi. Jadi tentu saja untuk percaya kepada Stefan bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan.Hugo yang masih dalam pelukan Stefan menatap Audrey dengan senyum polosnya. “Mama, ayo kita keliling sekolah dengan Papa!”Xavier, yang sejak tadi memperhatikan, hanya terkekeh pelan. “Sepertinya kau tak punya pilihan lain, Audrey.”Audrey menghela napas panjang sebelum a

  • LOVE AND POSSESIVE   SISI LEMBUTNYA

    Audrey terpaku di tempatnya, tangan yang memegang sendok seketika berhenti di udara. Jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya. Apa yang baru saja terjadi? Stefan, pria yang selama ini dia kenal sebagai sosok yang dingin dan penuh kuasa, tiba-tiba menunjukkan sisi lembutnya.Xavier yang duduk di sebelahnya tersenyum tipis melihat reaksi Audrey. "Aku rasa kau harus mulai terbiasa, Audrey. Sepertinya dia tidak akan membiarkanmu pergi lagi."Hugo yang tak terlalu memahami situasi hanya melanjutkan sarapannya dengan ceria. "Papa akan pulang cepat, kan?" tanyanya polos.Stefan yang sudah berjalan menuju pintu menoleh dan tersenyum tipis. "Tentu. Aku akan berusaha pulang lebih awal."Setelah kepergian Stefan, Audrey mendesah pelan dan mengusap puncak kepalanya yang baru saja dikecup oleh pria itu. Perasaannya bercampur aduk. Lima tahun lalu, Stefan bukanlah pria yang seperti ini. Sekarang, dia seperti orang yang benar-benar berbeda."Aku rasa dia masih sangat mencintaimu," komentar Xavi

  • LOVE AND POSSESIVE   AKU BERANGKAT

    Merasa ada yang menciuminya Audrey pun terbangun, membuka kedua matanya. dan merasa terkejut ketika melihat wajah Stefan sangat dekat dengan wajahnya. Mereka sama-sama saling bisa merasakan embusan nafas mereka. Tubuh Stefan menegang, ini adalah pertama kalinya mereka sedekat ini setelah bertahun-tahun. Selama kepergian Audrey, Stefan mengalami disfungsi seksual, tidak bisa berdekatan dengan wanita. Tidak memiliki hasrat sama sekali.Jadi ketika dirinya sedekat ini dengan Audrey, Tubuh Stefan bereaksi tak karuan, semua rasa ingin bercumbu menyerang kembali, datang dengan bertubi-tubi bahkan lebih besar dari sebelumnya. Tubuh Stefan mengkaku melihat bola mata Audey yang terlhat seperti manik-manik yang indah, embusan nafas Audrey seketika saja mengacaukan emosi jiwa Stefan."Maafkan aku, maafkan aku ... karena sudah membangunkanmu," ujar Stefan dengan suara gugupnya.Mereka berdua dalam suasana canggung, Audrey sedikti bangun dari posisi tidurnya, : T-tidak apa,"

  • LOVE AND POSSESIVE   PISAH KAMAR

    Saatnya kembali pulang ke Mansion, Xavier menjemput Audrey dan Hugo. Karena Stefan masih berpergian dinas luar untUk mengurus bisnisnya. Demi untuk bisa pulang cepat maka Stefan benar-benar memangkas waktu tidurnya agar pekerjaannya cepat selesai dan bisa segera kembali ke Mansion.Di Mansion, Hugo melihat-lihat tampat tinggal barunya itu, selama ini tinggal berpindah-pindah dan tinggal di desa tentu saja Hugo tidak pernah melihat Mansion sebagus itu, "Ini semua adalah milikmu," ujar Xavier yang sedari tadi memperhatikan Hugo."Ayo! Kita lihat kamarmu," ajak Xavier.Hugo pun mengikuti langkah Xavier pergi ke kamar barunya. Sementara, Audrey bersama kepala pelayan mengantarkan Nyonya Aleida melihat kamarnya, "Untuk seterusnya ini adalah kamar Nyonya!" jelas kepala pelayan."Terima kasih," ujar Nyonya Aleida dengan sopan dan menatapi kagum kamar barunya ini.Mia menarik tangan Audrey, "Apa kau sudah siap?' tanya Mia."Siap apa?" ta

  • LOVE AND POSSESIVE   KEMBALI PULANG

    Audrey berpikir jika MIa menunda pernikahannya bersama Gery, karena permasalahan dirinya dengan Stefan. Mia ini adalah teman yang setia kawan. Melihat sahabat baiknya kesusahan, mana bisa dia bersenang-senang. "Sudah tak usah dibahas tentang aku, kita bahas tentangmu saja," ujar Mia."Apa selama ini kau hidup dengan baik?" tanya Mia."ya, tidak ada yang lebih baik dari ini, bersama Hugo tentu saja baik," jawab Audrey."Tentang Stefan ..." Mia tidak berani melanjutkan perkataannya."Kita ... kita tidak usah bahas itu dulu ya," ujar Audrey.Mia pun beberapa hari menginap disini, Mia semakin akrab dengan Hugo. Mengetahui ini adalah sahabat baik mamanya maka Hugo pun dengan mudah dekat dengan Mia. Ketika hampir menjelang tengah malam ponsel Audrey berdering, itu adalah panggilan telpon dari Gery, "ada apa?" tanya Audrey."Mia ..." Gery menjawab meragu."Semenjak kau pergi, Mia menjaga jarak dengan aku/," jelas Gery.Audrey merasa s

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status