Share

6. Mimpi

"...apa kau menyukai putri dari Duke Foster itu?"

Mikhail memejamkan matanya sejenak. Jantungnya berdetak kencang, udara malam hari sangat menusuk kulit, seharusnya ia tidak berada di balkon utama.

"Haah, kenapa aku merasa gelisah," gumamnya.

Mata biru gelapnya menatap lurus ke depan, telinganya tanpa sadar mendengar suara-suara orang berpesta, walau hanya samar-samar.

"Mikhail! Kenapa kau di sini?" David, salah satu sahabat Mikhail menepuk bahu lelaki itu. Di pesta ini, banyak juga bangsawan muda yang turut hadir walaupun usia mereka sudah lewat dari tujuh belas tahun, seperti Mikhail dan sahabat-sahabatnya. Cukup diketahui, tujuan mereka datang ke pesta untuk melihat gadis yang sekiranya cocok di mata mereka.

"Ada apa? Apa kau sudah menemukan gadis yang cocok untukmu?" Tanya Mikhail sambil mendengus.

David terkekeh, lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang spesial, omong-omong aku melihat Pangeran Helio dan Putri Althea sedang berdansa. Kau tau, mereka sekarang sedang menjadi pusat perhatian," bisik David. Sepertinya lelaki itu tidak peka dengan keadaan sekitar.

Mikhail terdiam. Seharusnya memang begitu. Seharusnya ia senang bahwa Althea bisa berteman dengan anak lain selain dirinya, ia sebagai teman gadis itu tidak boleh merasa egois, tapi kenapa hal yang sudah seharusnya seperti itu membuatnya terus gelisah dan tak tenang?

David yang daritadi mengamati tingkah Mikhail menopang dagunya sembari berpikir, "ehm, Mik, sepertinya kau tidak senang dengan perkataanku tadi. Apa jangan-jangan dugaanku selama ini benar?"

Mikhail melirik David malas, "apa lagi? Kau menduga apalagi hah, bocah?"

"Aku menduga kau mungkin saja menyukai Putri Althea," cetus David menepuk kedua tangannya.

Mikhail melotot mendengar hal itu, "ap--apa?"

"Apa dugaanku benar?"

Mikhail hanya mendecih, lalu kembali ke dalam aula pesta. David yang melihat itu hanya tersenyum kecil.

"Ternyata memang benar."

***

Seluruh mata tertuju pada kedua orang yang sedang berdansa. Althea maupun Helio sama-sama menyadari itu, tapi mereka berusaha untuk bersikap biasa saja. Althea melirik Helio yang sedang fokus dengan lagu dansa, lalu lelaki itu membalas tatapan Althea ketika menyadari gadis itu memandanginya.

"Ada apa, Putri?" Tanya Helio sopan.

Althea mengerjapkan matanya, lalu memutus pandangannya dengan Helio, "ti--tidak," ucapnya gugup. Althea bingung, kenapa dia harus sekaget dan segugup itu. Apakah karena mereka sedang berdansa dan otomatis wajah mereka berdekatan? Entahlah, Althea hanya menebak mungkin karena hal itu, dia juga jarang berinteraksi dengan pria selama ini selain dengan Mikhail.

Dan juga, kenapa pula ia duluan yang mengajak lelaki itu berdansa duluan? Harusnya Althea bisa langsung mengucapkan apa yang mau disampaikannya dan pulang, tapi kenapa ia malah memperumit keadaan?

'Hari ini ada apa denganmu, Althea? Kamu sudah gila, sangat gila.' batinnya terus mengucapkan kata-kata seperti itu.

Althea berdeham, "ekhm, Pangeran, ada yang ingin saya sampaikan," ucap Althea kembali menginterupsi fokus Helio.

"Sekarang, Putri?" tanya Helio menaikkan salah satu alisnya.

Althea mengangguk, "iya."

Althea menarik napas untuk berbicara, "saya hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda karena telah menyelamatkan nyawa saya. Saya sudah mengundang Anda secara resmi lewat undangan untuk datang ke kediaman saya, rasanya ucapan terima kasih saja tidak cukup saya ucapkan, maka dari itu, saya mengundang Anda ke kediaman Duke Foster untuk memberikan sesuatu sebagai ucapan terima kasih," jelas Althea panjang lebar dalam sekali tarikan napas.

Helio yang mendengarnya terkekeh kecil, "pelan-pelan saja, Putri, lagunya masih lama selesai."

Pipi Althea bersemu merah, "i-iya pangeran, saya takut tidak sempat dan malah lupa mengatakannya kepada Anda," elaknya, matanya masih menghindari mata Helio. Demi apapun, baru kali ini Althea merasa semalu dan semati kutu ini saat bersama orang.

Helio hanya tersenyum tipis melihat kelakuan Althea. Gadis itu sangat menarik, pantas saja membuat Mikhail yang sangat pecicilan itu mudah tertarik padanya.

Tanpa sadar, di tengah keriuhan pesta debutante ini, ada seseorang dengan jubah hitam memandangi mereka berdua dengan tatapan dingin, tangannya terkepal erat, matanya menghunus dengan tajam. Setelah itu, ia semakin menutupi dirinya dengan tudung, lalu melompat keluar dari salah satu balkon istana.

Tidak ada yang menyadari hal tersebut kecuali satu orang.

***

Malamnya, Althea membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Gadis itu sempat memejamkan matanya karena sudah bertemu dengan kasur. Tidak disangka, ternyata tidur di kasur akan semenyenangkan ini baginya. Bahkan lebih enak ketimbang belajar logistik dan sosiologi kesukaannya.

Tadi, saat lagu selesai di putar, Helio maupun Althea sama-sama membungkuk untuk perpisahan dansa, lalu tak lama kemudian, kesatria dari keluarganya datang mencarinya dan ia diharuskan untuk segera pulang karena kondisi tubuhnya belum sepenuhnya sembuh.

Bahkan untuk bertemu dengan Mikhail pun tak sempat baginya. Tadi juga saat ia datang, dirinya tidak melihat Mikhail, apa lelaki itu kembali sibuk?

Memikirkan tentang hal itu, Althea jadi ingat dulu ia dan Mikhail pernah membahas tentang masa depan yang akan terjadi pada mereka mau tidak mau. Ia tahu bahwa Mikhail tidak ingin menjadi putra mahkota, ia juga tahu takhta itu terpaksa harus ia dapatkan jika tidak ingin kehidupannya diusik oleh musuh-musuhnya baik diluar maupun di dalam kerajaan itu sendiri.

Perlahan namun pasti, mata Althea tertutup dengan pelan. Hari ini, ia sudah memaksakan tenaganya untuk tetap datang ke pesta walaupun hanya sebentar. Sekarang, gadis itu benar-benar lelah. Ia pun dengan cepat terlelap ditemani bulan sabit yang memancarkan sinarnya.

Althea menatap ruangan yang baru kali ini dilihatnya. Dinding yang berjamur, atap yang banyak bolongan, dan lantai yang lembap membuat ruang ini pengap, ditambah tidak ada satupun jendela yang ada. Hanya sebuah pintu yang ada di seberangnya. Ruangan ini kecil, bahkan lebih kecil dari kamar pelayan yang ada di kediamannya.

Althea tidak mengerti kenapa ia ada di sini. Seharusnya ia tadi berada di kasur untuk tidur, lantas kenapa ia malah terjebak di ruang kecil seperti ini? Apa gadis itu tengah diculik?

Saat sedang bingung dengan situasi ini, gadis itu perlahan mendengar suara isak tangis, meskipun samar tapi ia yakin kalau itu adalah suara tangisan. Althea melirik sekelilingnya, lalu mendapati ada sebuah ruang gelap kecil di dekat pintu. Gadis itu melangkahkan kakinya untuk masuk ke ruang tersebut, walau ia sangat takut tapi rasa penasaran gadis itu mengalahkanya.

Ruangan sangat gelap, ia tidak melihat apapun tapi suara tangis itu makin jelas terdengar. Althea hanya mengandalkan pendengarannya untuk menghampiri anak itu. Berjalan dengan pelan, hingga sampai di depan anak itu.

Namun, belum sempat ia berpikir kembali, pintu ruangan tersebut terbuka, lalu derap langkah kaki bergema berjalan menuju ruangan gelap tempat ia berada.

"Sini kamu! Jangan menangis! Berisik!" Bentak seseorang sambil menyeret anak tadi. Althea mengikuti orang itu sambil meraba-raba apa yang ada di hadapannya.

Saat mereka telah sampai di ruangan yang penuh jamur tadi, anak itu beserta orang yang menyeretnya terlihat jelas. Althea membulatkan mata dan menutup mulut saking kaget mengetahui siapa anak tersebut.

"Pa-pangeran Helio?!" lirihnya. Althea maju melangkah, berusah untuk melepas tangan orang yang menyeretnya, tapi tidak bisa. Ia melihat tangannya, dan mendapatkan bahwa tubuhnya transparan.

Althea tidak bisa menolong anak itu, yang bisa dilakukannya adalah mengikuti mereka. Saat keluar dari ruangan itu, yang ternyata adalah bekas gudang penyimpanan barang istana yang berada di paling ujung barat. Helio kecil diseret menuju semak-semak belukar, lalu orang tadi mendorongnya dengan brutal. Althea memicingkan matanya untuk melihat siapa yang ada di balik semak-semak tersebut, namun pandangannya perlahan memburam dan ia merasakan sakit kepala yang luar biasa.

Lalu, tak lama setelah itu semuanya menjadi gelap.

.

.

.

To be continued

Tan

Halo, teman-teman!! Terima kasih untuk kalian yang sudah membaca cerita ini sejauh ini. Semoga cerita ini dapat menghibur kalian yaa ^_^ Sampai jumpa di bab selanjutnya!! ❣️

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status