Share

Bab 153. Disfungsi

Penulis: Runayanti
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-27 10:08:34

“Tetap di sini sebentar lagi,” potong Yama pelan. Suaranya berat, masih serak pagi.

Meisya membeku. Lalu tersenyum tipis, dan kembali menyandarkan kepala di dadanya. Memeluk pinggang pria itu dengan erat.

Namun, diam-diam, Yama hanya ingin mencoba membangunkan sesuatu dalam dirinya.

Beberapa menit berlalu dan Yama kembali merasa kesal dengan dirinya serta ketidakmampuan yang dia miliki saat ini. Bagian bawah celananya sama sekali tidak beraksi walau kedua bukit depan milik Meisya menempel erat di tubuhnya.

Hari itu, sesi terapi Yama lebih semangat dari biasanya. Ia mulai bisa berjalan beberapa langkah tanpa tongkat, hanya dengan bantuan tangan Meisya yang menggenggamnya erat dari samping. Walau beberapa kali terjatuh dan peluh keringat membasahi wajah dan pakaiannya, Yama tidak menyerah.

“Bagus, Tuan Yama,” ucap fisioterapis dengan kagum. “Luar biasa untuk pasien

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 187

    Bu Ranti menghela napas panjang sekali lalu bangkit berdiri, masuk ke kamarnya, dan tak lama kemudian kembali sambil membawa ponsel kecil dan sobekan kertas lusuh. Ia menekan nomor dengan jari gemetar, lalu berbicara dalam bahasa samar yang tidak dipahami Dea.Bahasa lokal yang mungkin dari salah satu suku tersembunyi di Inggris atau bahasa lokal negara lain, Dea tidak mengerti.“Dia setuju,” kata Bu Ranti setelah menutup telepon. “Orang itu akan menjemput kita jam dua malam, di gang dekat rel kereta lama. Kita harus menyamar. Aku akan ambilkan pakaian buruh pabrik—kau harus terlihat seperti pekerja harian yang tak menarik perhatian.”"Namun, aku hanya mengantarkan dirimu kepadanya, aku tidak mungkin ikut.""Baik, Bu. Sudah cukup, ini baik sekali."Dea mengangguk cepat. Ia tak peduli lagi dengan penampilan. Dia tidak peduli siapa yang akan ikut dengannya. Dia bahkan tidak peduli resiko yang

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 186

    Dea mengangkat wajahnya. Matanya merah dan tubuhnya dipenuhi luka."Tolong aku..."“Aku... baru saja dirampok,” ucapnya lemah. “Mereka ambil semuanya... aku sedang hamil... suamiku sedang di luar negeri…”Wanita itu mendesah, antara bingung dan iba. “Ya Tuhan... ayo ikut saya ke kantor polisi, biar mereka bantu—”“Jangan,” Dea memotong cepat, suaranya pelan namun tegas. “Aku takut... aku cuma ingin istirahat... tolong... bawa aku ke rumah Ibu saja. Hanya untuk malam ini. Aku akan memanggil suamiku untuk menjemputku.”Wanita itu menatapnya ragu, namun ada keibuan yang menang atas logikanya. Ia menggandeng Dea dengan lembut.“Namaku Bu Ranti. Ayo, Nak... kita ke rumah. Rumah saya tidak jauh dari sini.”Dea hanya mengangguk. Matanya mulai kabur, langkahnya melemah. Saat i

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 185

    Frans menelan ludah. Tenggorokannya tercekat. Ia sendiri tidak yakin lagi dengan kata-katanya. Yang ia tahu, pelukan Elsa tadi terasa berbeda. Ada kelembutan yang juga membuatnya merasa dibutuhkan. Tubuh Elsa yang menjadi candu baginya. Awalnya memang hanya pelampiasan kekesalan semata, tapi saat ini... dengan kondisi wanita itu sudah memberikan anak dalam rahimnya.Sungguh tidak mungkin dia mengabaikan wanita itu, terutama saat ini. Apa pun alasannya.Tapi Dea... Dea adalah wanita yang ia kejar sejak lama, yang tak pernah benar-benar menjadi miliknya.“Kamu mulai mencintainya, bukan?” ulang Dea, lirih namun tajam.Frans tidak menjawab.Dan ketidakjawaban itu terasa lebih menyakitkan daripada pengakuan apa pun.Dea menarik napas panjang, lalu duduk lebih tegak. “Kalau kamu mencintainya... kenapa kamu tidak melepaskanku saja?” ia menatap Frans lurus.“Aku akan kemb

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 184

    Lampu remang menyinari ruangan. Dea terlihat tertidur dengan selimut membungkus tubuhnya. Nafasnya teratur, wajahnya damai meskipun sedikit pucat.Frans melangkah pelan, berdiri di sisi ranjangnya, menatap lama, namun memilih tak membangunkannya. Ia hanya menarik selimut lebih rapi, membetulkan letak gelas air minum, dan menghela napas."Maafkan aku... sebentar saja dan aku akan kembali," bisiknya, lalu meninggalkan ruangan.Langkahnya menuju kamar Elsa.Di depan pintu, dua pengawal masih berjaga. Ia menghentikan langkah dan bertanya dengan suara pelan namun berwibawa, “Bagaimana hari ini?”Salah satu pengawal menjawab dengan cepat, “Semua terkendali, Paduka. Tidak ada insiden besar. Nona Elsa tidak keluar dari kamar sama sekali. Hanya meminta kami menyampaikan buah untuk Nyonya Dea, sebagai bentuk itikad baik.”Frans mengangguk pelan. “Kirim

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 183

    “Aku sudah cukup kuat. Aku bisa istirahat di rumah,” jawab Dea tegas. “Kalau Elsa masih ada di rumah sakit ini, aku tidak bisa tenang.”Frans tampak tertekan. Ia menatap Dea lama, lalu menghela napas panjang.“Baiklah,” katanya akhirnya. “Tapi tidak hari ini. Malam ini kamu harus observasi satu kali lagi untuk tekanan darah dan detak jantung janin. Kalau semuanya stabil… besok pagi... aku akan jemput kamu sendiri.”Dea diam sesaat, lalu mengangguk.“Besok pagi. Jangan ada penundaan lagi.”Frans mengangguk pelan.Namun dalam hatinya, ia tahu… jika Elsa terus mengganggu, ia harus memilih dengan lebih tegas. Sebelum Dea benar-benar pergi. Bukan dari rumah sakit.Tapi dari hidupnya.Malam harinya, petir menyambar langit malam, menggetarkan jendela r

  • Lady D Milik Sang Penguasa   Bab 182

    Ia sadar sepenuhnya. Pikirannya berisik, hatinya sesak. Hanya tubuhnya saja yang diam, pura-pura lemah agar Frans tak mencium gejolak luka yang sedang menyala-nyala di dalam dirinya.Frans duduk di sisi ranjang. Ia mengamati wajah Dea yang tenang dalam tidur pura-pura itu. Nafas wanita itu teratur, mungkin terlalu teratur. Tapi Frans tidak menyadarinya. Dia justru menghela napas panjang, lalu menyentuh rambut Dea yang terurai di bantal."Maafkan aku," bisiknya pelan, nyaris tak terdengar. “Aku hanya ingin melindungimu… Memiliki dirimu seutuhnya.”Dea menahan diri untuk tidak membuka mata. Kata-kata itu… kosong. Dia tahu. Itu bukan tentang perlindungan, bukan tentang cinta. Frans hanya ingin menjadi pemenang dalam sebuah pertandingan diam-diam antara dirinya dan Yama.Dia ingin memiliki Dea, wanita yang dicintai sahabatnya.Dan itu, menurut Dea, adalah be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status