Share

Bab 8

Author: Dhe Pinto
last update Last Updated: 2025-06-18 14:22:06

Wongso bergerak mendekati Lare Angon. Sukra sontak maju untuk menghadang. Melindungi Lare Angon di belakangnya.

"Aku tidak tahu apa kesalahan bocah ini. Tetapi, kalian tak bisa begitu saja membawanya. Ia hanya seorang anak kecil!"

Wongso menatap tajam Sukra yang kebetulan tengah memegang sebuah sabit.

"Aku tidak peduli apa yang telah dia lakukan. Benar atau pun salah. Ada seseorang yang sudah membayarku untuk membawa bocah itu padanya. Jadi aku tak akan kembali dengan tangan kosong!" Jawab Wongso.

Saat itu Mbok Sumi muncul dari samping. Memeluk Kemala dan mengajaknya masuk ke dalam rumah. Mengintip melalui jendela. Sementara Karti menyelinap pergi untuk meminta bantuan setelah melihat gelagat tak baik dari Wongso dan kawan-kawannya.

"Lare Angon, katakan kalau kau tak membuat seseorang marah dengan sengaja!" Kata Sukra.

"Tidak, Kakang. Aku bahkan tak mengenal orang itu!" Lare Angon menjawab cemas.

Sringg!!

Wongso mencabut pedangnya yang tampak tajam berkilat. Sukra tak sadar melangka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Lare Angon : Pendekar Gembala Sakti   Bab 40

    Darr!!Kretakk!!Batu di tengah goa yang biasa menjadi tempat duduk itu retak. Asap mengepul dari sana. Lare Angon menatap telapak tangannya sendiri dengan takjub. "Bagus! Akhirnya kau bisa juga menguasai tingkat dasar dari Tapak Gledek." Ki Dharmaja berkata di belakangnya.Lare Angon mengulum senyum. Menghela napas lega. Tak kurang dari dua pekan ia habiskan untuk terus mencoba sampai akhirnya sampai di titik ini. Waktu di dalam goa itu terasa berjalan lamban. Mungkin karena kegagalan yang terus berulang. Meski baru tingkat dasar, keberhasilan ini adalah satu langkah besar.Dari Ki Dharmaja ia akhirnya mengerti, selain masalah pemusatan pikiran, pernapasan juga penting dalam pengendalian pikiran. Lalu kuda-kuda juga akan sangat menentukan dalam pertarungan."Kau sudah bisa menguasai dasar ilmu yang aku ajarkan. Namun Mustika Jagad memberimu kekuatan yang luar biasa. Jika orang lain harus berusaha keras untuk meningkatkan kekuatan mereka, maka tant

  • Lare Angon : Pendekar Gembala Sakti   Bab 39

    "Hitam putih, semua ada dalam pikiranmu. Kendalikan pikiranmu maka kau mengendalikan duniamu." Suara kembali bergema.Lare Angon memejamkan mata. Melenyapkan segala pikiran dan prasangka tentang apa yang baru ia lihat. Lalu perlahan mengerjap dan membuka mata kembali. Kini ia ada di dalam goa. Tempatnya berada sebelum samadi. Di depannya seorang lelaki tua duduk bersila. Ia mengenalnya sebagai Ki Dharmaja. Guru dari Sambu. Orang yang mengalihkan perhatian Ki Walang Sungsang dan Pangeran Rekatama. Entah sejak kapan Ki Dharmaja tiba.Lelaki tua itu perlahan membuka mata. Tersenyum pada Lare Angon yang mendadak menjadi gugup. Mengangguk dengan penuh hormat.Meski sudah sangat tua, mata Ki Dharmaja masih terlihat begitu jernih. Tubuhnya juga masih tegap. Hanya kulit keriput dan rambut memutih yang menjadi penanda usia."Lare Angon, tak aku sangka kau akan berhasil secepat ini. Kau telah berhasil memasuki alam pikiranmu sendiri. Lalu mengendalikannya. Jika kau g

  • Lare Angon : Pendekar Gembala Sakti   Bab 38

    "Kita mulai dengan berlatih mengosongkan pikiran." Kata Sambu. Kini keduanya sudah duduk bersila di atas batu. Saling berseberangan dan berhadap-hadapan."Saat aku pertama belajar, Guruku Ki Dharmaja mengatakan jika ilmu bisa diibaratkan sebagai benda dan kita adalah wadahnya. Agar bisa menampung benda itu sebanyak mungkin, maka kita harus mengosongkan wadah itu. Singkirkan apa pun pikiran yang bisa menghambat. Termasuk jika kita memiliki pemahaman pada ilmu lain sebelumnya. Lupakan semua. Lupakan apa yang membuatmu ada di sini. Buang ingatanmu untuk sementara. Kesedihan atau pun kesenangan. Kosongkan pikiranmu hingga benar-benar tak bersisa." Lanjut Sambu."Kenapa pikiran? Karena apa pun yang dilakukan dan dirasakan oleh tubuhmu sebetulnya dimulai dari pikiran. Kulitmu menyentuh api, namun pikiranlah yang menyuruhmu berteriak karena panas. Kendalikan pikiranmu, maka kau mengendalikan seluruh tubuhmu." Pungkas pemuda itu.Lare Angon mengangguk meski tak sepenuhnya menger

  • Lare Angon : Pendekar Gembala Sakti   Bab 37

    Sambu menoleh ke arah lubang tempat mereka datang. Lalu mengangguk-ngangguk. Lare Angon baru sadar jika Putut Pangestu tak mengikuti mereka."Sepertinya ia ingin menunjukkan niat baiknya dengan tak mengikuti kita sampai persembunyian ini. Tetapi dunia itu kejam. Kita tak pernah tahu apakah ia tulus atau ini hanya bagian dari tipu daya saja. Tetaplah waspada." Ucap Sambu.Lare Angon mengangguk. Lagipula setelah semua kekacauan yang terjadi, ia tak lagi begitu percaya pada Putut Pangestu."Duduklah! Aku yakin kau masih belum sepenuhnya mengerti dengan apa yang terjadi. Kenapa oran-orang itu tetap memburumu meski kau tak lagi membawa Kitab Mustika Jagad." Kembali Sambu berkata.Lare Angon lagi-lagi mengangguk. Di pinggir ruangan itu ada empat buah batu bulat menyerupai tempat duduk. Lare Angon meletakkan tubuhnya pada batu yang paling dekat.Sambu ikut duduk di seberangnya."Apa yang kau dengar sekilas tadi benar adanya. Gulungan yang sempat kau bawa adalah Kitab Mustika Jagad. Kitab it

  • Lare Angon : Pendekar Gembala Sakti   Bab 36

    "Tapak Geledek!" Putut Pangestu berseru terkejut. "Apa hubunganmu dengan Pendekar Tangan Halilintar?" Tanya lelaki itu kemudian. "Apakah itu penting?" Tanya Sambu. "Tentu saja penting! Aku harus tahu kau ada di golongan mana. Aku dengar jika Ki Dharmaja adalah orang yang lurus. Aku yakin ia tidak menginginkan Kitab Mustika Jagad untuk dirinya sendiri!" Ucap Putut Pangestu. "Memang tidak. Guru hanya memastikan kitab itu tak jatuh ke tangan orang yang bisa menghancurkan tatanan dunia itu. Karena kitab itu sudah jatuh ke tangan Lare Angon, maka kami akan melindunginya bagaimana pun caranya." Jawab Sambu. "Begitukah? Sebenarnya aku mendapat tugas yang sama. Gusti Pangeran Utara mengutusku untuk mengamankan kitab tersebut. Kerajaan tak mau kekacauan besar terjadi jika kitab itu jatuh ke tangan orang yang keliru. Jadi Pangeran Utara mengutusku untuk mengamankannya. Bertahun-tahun aku b

  • Lare Angon : Pendekar Gembala Sakti   Bab 35

    Lare Angon akhirnya mengikuti pemuda itu. Berlari menembus semak belukar. Sesekali berjalan melingkar. Sesekali penolong Lare Angon itu menaburkan semacam serbuk tipis yang berbau wangi.Namun langkah Lare Angin terhenti saat melihat pemuda tersebut meloncat ke atas pohon."Kenapa? Jangan katakan kau tak bisa menyusulku kemari! Kami sudah melihatmu melakukannya sebelum ini!" Kata pemuda itu.Lare Angon menggeleng. Ia ingat memang perkataan penolongnya benar. Ia sempat meloncat dari satu dahan ke dahan lain. Hanya saja ia tak ingat bagaimana bisa melakukannya. Seolah hanya mengikuti naluri saja. Ketika sekarang ia harus melakukannya dengan sengaja, maka ia menjadi kebingungan. Tak tahu dari mana harus mememulai.Pemuda di atas pohon menoleh ke belakang. Wajahnya sedikit tegang. Lalu meluncur turun."Berpegangan yang erat!" Ucapnya sambil meraih tubuh Lare Angon.Terkejut, tetapi bocah itu tak menolak. Entah kenapa ia merasa pemuda itu benar-benar tulus ingin menolongnya. Ada rasa aman

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status