Bruk!!!"Aduh!!" Lare Angon tak tahan untuk mengaduh kala punggungnya beradu dengan tanah. Sejenak ia diam terkapar. Berusaha berdamai dengan rasa sakit. Ada untungnya ia sering dipukuli Sewaka. Ia menjadi terbiasa dengan rasa sakit.Lare Angon membuka genggaman tangannya. Untungnya benda itu tak terjatuh. Sebuah tabung yang dilapisi kain hitam. Entah apa isinya. Lare Angon memilih untuk menyelipkannya ke pinggang. Ia bisa memeriksanya nanti.Lare Angon tak langsung berdiri. Sementara memilih duduk. Mencoba melihat kembali ke atas bukit. Ingin mengumpati orang di atas sana. Di satu sisi ia kagum pada bagaimana orang itu bisa mendorongnya tanpa menyentuh. Namun ia juga kesal kenapa orang itu tak menyuruhnya pergi saja, alih-alih melemparnya dengan kasar. Lebih dari semua itu, ia penasaran pada alasan orang tersebut tiba-tiba mendorongnya menjauh. Suasana sore yang temaram membuat Lare Angon harus memusatkan pandangan sepenuhnya. Tak begitu jelas, tetapi ia bisa melihat jika orang it
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-04 อ่านเพิ่มเติม