Bab 1. Dunia Immortal
Di alun-alun kota, seorang pemuda bernama Ling berjalan menuju rumah dengan wajah senang sambil membawa sebungkus makanan. Ling yakin ibunya belum makan, sedangkan ayah tiri tidak mungkin bisa dipercaya karena memiliki sifat begitu kejam. Ling membuka pintu rumah, jiwanya terguncang hebat melihat darah berceceran di lantai, bola mata berair dengan perasaan putus asa memandang sosok wanita tua berlumuran darah, setelah itu berlari menghampiri ibunya yang sudah tiada."Ibu…! Tidaaaaaak…!"Ling mengguncang tubuh wanita tua yang sudah bersimbah darah."Ibu, bangunlah… aku membawakan makanan untukmu!"Wanita tua sudah mengembuskan nafas terakhir, Ling berlari kedapur untuk mencari keberadaan ayahnya, setelah berada di sana ia tidak melihat ayahnya, saat itu juga Ling tahu siapa orang yang telah membunuh ibunya. Pemuda berusia belasan tahun mengepalkan tangannya, andai saja ibunya tidak menikah lagi pasti tidak akan terjadi hal yang tidak di inginkan.Ling melihat ibunya terbaring, ia berjalan keluar rumah meminta bantuan kepada penduduk untuk membantu pemakaman, satu-persatu orang yang berlalu lalang mengabaikan permohonan Ling, tidak ada satupun orang yang peduli dengan kematian orang tua Ling.Tidak berapa lama seorang pemuda duduk di kuda hitam dengan jubah mahal yang sering di gunakan keluarga bangsawan, Ling menghentikan langkahnya saat itu juga, ia berharap Tuan Muda Wen mau membantunya. "Beraninya kau menghentikan langkahku! Apakah kamu tidak tahu aku siapa hah! Aku Tuan Muda Wen, putra Wen Song pengusaha terkenal di kota bambu, ayahku juga menguasai pasar di kota ini… tidak ada orang yang berani menyinggung keluarga Wen!"Ling berlutut, "Hormat Tuan Muda Wen, maafkan aku sudah menghentikan langkahmu, aku hanya ingin meminta bantuan kepadamu!""Bantuan, katakan apa yang bisa aku bantu untuk orang miskin sepertimu?""Ibuku meninggal, aku tidak memiliki dana untuk memakamkannya di pemakaman yang kayak, aku mohon bantuan. Aku… aku bersedia melakukan apapun asalkan ibuku dimakamkan bersama orang-orang lainnya!""Aku akan membantumu, tapi dengan satu syarat. Kamu harus menjadi budakku selamanya!"Ling terdiam sesaat, "baik tuan muda, aku bersedia!"Ling menggendong ibunya dan langsung mengikuti Tuan muda Wen, mereka berjalan menuju wilayah pemakaman, untuk mendapatkan tanah pemakaman yang layak tentunya harus membayar mahal, tidak butuh waktu mereka sudah tiba di tempat tersebut, Tuan muda Wen melemparkan satu kantong koin perak kepada penjaga pemakaman."Makamkan dia, jangan berlama-lama!"—------Satu jam kemudian.—------Hujan deras di iringi suara Guntur menggelegar, di bawah badai yang sedang terjadi Ling berlutut di depan makam ibunya, derasnya hujan membuat keadaan semakin mencekam, di tambah lagi duka mendalam bercampur dendam membara api hitam membuat sosok Ling terlihat seperti melaikat kematian, kehilangan orang satu-satunya membuat pemuda berusia belasan tahun merasakan kehancuran, langit bergemuruh semakin menjadi-jadi seakan memberitahu dunia sedang marah. "Hei… sampai kapan kamu menangis, dia tidak akan hidup kembali, ayo ikut aku!" teriak Tuan muda Wen."Baik!" Ling berlari menghampiri tuan muda Wen, mereka berjalan menuju kediaman keluarga, sambil melakukan perjalanan Ling memperkenalkan dirinya, namun Wen membalas dengan senyuman meremehkan."Budak tetaplah budak, tidak perlu melawan saat diperintah… lagi pula aku pasti memberikan makan untukmu!""Terimakasih!"Setelah beberapa menit, mereka tiba di kediaman keluarga Wen, keluarga Wen adalah keluarga kaya raya, semua anggota keluarga memiliki sifat sombong yang suka memamerkan hartanya, mereka bermusuhan dengan keluarga Qin yang juga keluarga kaya raya, pastinya konflik utama adalah memperebutkan pasar."Kamu bisa tinggal di gudang itu, nanti akan ada orang mengantarkan makanan!" "Terimakasih tuan!""Em!"Dengan perasaan sesak di dada, Ling membersihkan gudang yang berantakan, di dalam gudang terlihat barang-barang tidak terpakai lagi, Ling memegang sebuah pedang rusak, setelah itu meletakan di atas lemari, perlahan matahari tenggelam, karena tidak ada penerangan Ling duduk di depan gudang, ia melihat satu orang berjalan membawa bungkusan."Ini, makan!" ucap satu prajurit melemparkan makanan yang sudah basi.Ling memandangi makanan yang sudah basi, setelah itu menyentuh perut yang sangat lapar, dengan senang hati pemuda lusuh menghabiskan semua makanan, setelah itu berbalik masuk ke dalam gudang untuk istirahat.Hari-hari terus berlalu, Ling terus mendapatkan siksaan dari tuan mudanya, Ling ingin melarikan diri, namun ia tidak tahu harus tinggal dimana, sedangkan kedua orang tua sudah tidak ada, di tambah lagi bukan seorang petarung atau keluarga bangsawan, di samping rumah pria muda dengan wajah lesu menyapu dedaunan, ia mendengar pembicaraan dari dalam."Ling… ayo masuk, aku punya tugas untukmu!" teriak Tuan muda Wen."Iya, ada apa?" "Ambil ini, malam ini kita akan membunuh tuan muda Qin, aku dengar dia ada di kota ini!"Bab 2. Hidup tersiksaTuan muda Qin adalah pria tampan yang memiliki status sebagai keluarga bangsawan, ia berasal dari keluarga Qin. Seorang tuan muda yang juga memiliki sifat penyayang dan sering menolong rakyat kecil, kedatangannya ke kota bambu untuk membagikan emas kepada penduduk kecil. "Tapi, aku tidak bisa membunuh." "Ikuti saja aku!" "Baik!" Ling memegang sebuah pisau, ia duduk menunggu penjelasan. Di sana ada prajurit pengawal tuan muda Wen. "Ling, ikuti mereka!" "Baik!" Ling berjalan keluar mengikuti empat sosok, ia menuju penginapan terdekat. Tidak butuh waktu lama, mereka duduk sambil menikmati makanan, menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan aksi pembunuhan. "Sekarang!"DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRR! Sementara itu, Tuan muda Qin merasakan ada bahaya di sekitarnya. Ia langsung memegang erat pedang giok putih."BRUAK!"Tuan muda Qin melompat dari jendela dan terus berlari. Ling dan empat prajurit langsung mengejar, kecepatan berlari empat prajurit jauh di atas Ling
Bab 3. Menjadi Tersangka"Hukum mati!""Hukum mati!""Hukum mati!" teriak semua orang.Dua minggu berlalu, walikota berhasil menyelidiki kasus pembunuhan Tuan muda Qin. Semua orang gempar mendengar jika pembunuh berasal dari keluarga Wen. Di alun-alun kota, terlihat satu pemuda diseret menggunakan rantai. Sosok tersebut tidak lain adalah Ling. Semua kesalahan tuan muda Wen dilemparkan ke arah Ling. Meskipun Ling berteriak keras untuk melakukan pembelaan, tidak satupun orang yang peduli atau memberi hati.Ling terus memberontak agar tidak dibunuh. Ia menatap tajam ke tuan muda Wen dengan dendam membara dengan mata kemerahan. Raut wajah seram tuan muda Wen membuat semua orang takut memandang.Ling digantung di atas tiang menggunakan rantai emas, di sampingnya dua algojo yang siap mengeksekusi Ling berdiri memegang pedang besar. Sementara itu pemimping keluarga Qin menghampiri Ling sebelum pemuda tersebut dieksekusi. "Katakan siapa namamu?" "Kalau aku mengatakannya, itu hanya merusak n
Bab 4. Kekacauan di Kota Bambu"Baguslah kalau kematian sebentar lagi! Aku sudah lelah dengan semua ini! Lagipula aku tidak memiliki siapapun di dunia ini!" Ling menatap semua orang seperti menantang. Dua minggu sudah ketegangan terjadi di kota Bambu. Sekarang, Ling dipastikan sebagai pelaku pembunuhan. Semua orang berkumpul untuk menyaksikannya dihukum mati. Di atas mimbar, sosok pemuda tiarap di atas balok kayu. Kedua tangan dan kaki terikat rantai. Semua orang mengerutkan kening saat melihat pemuda yang ingin dihukum mati tersenyum bahagia."Orang itu gila, dia bahkan begitu tenang saat ingin dihukum mati!" "Bagaimana bisa dia tidak takut akan kematian!""Pemuda ini sangat misterius!"Walikota Hong berjalan menaiki mimbar.DRAPDRAP"Semuanya, hari ini kita menyaksikan langsung hukuman mati… setelah dirapatkan, dia dinyatakan bersalah dan menerima hukuman mati!" "Hei tua bangka… bisakah kamu membunuhku sekarang? Tidak usah banyak basa-basi, lakukan sekarang dan penggal kepalaku!
Bab 5. Kehendak Takdir"Siapa kamu!"Putri Leona menarik tangan dan membuat Ling terduduk di tanah. Ling mengambil ranting lalu menodongkan ke arah sosok cantik."Jangan mendekat!"Putri Leona begitu terpukul melihat kondisi tunangannya. Sekujur tubuh dipenuhi bekas cambukan, rambut acak-acakan seperti orang gila, jubah putih yang sudah kusam, dengan tatap mata yang menyiratkan rasa frustrasi mendalam."Tenanglah, aku bukan orang jahat… aku datang untuk menemanimu!""Tidak mungkin! Aku tidak punya siapa-siapa di dunia ini! Semua keluargaku dibunuh!""Tidak. Kamu punya aku sekarang.""Maksudnya? Katakan dengan jelas!""Hidup seperti air, tenang, mengalir mengikuti arus, kamu cukup melakukan itu. Jangan coba melawan arus kalau kamu tidak mampu berenang lebih cepat, bahkan tidak ada orang yang mampu!"Putri Leona menasihati Ling dengan begitu lembut."Tapi kenapa… tidak ada cahaya sedikitpun yang aku dapatkan? Semua hitam. Dunia ini gelap! Tidak perlu berlama-lama untuk hidup!""Apakah k
Bab 06. Menjadi buronan Ling dan Leona berjalan kaki menuju di jalur utama menuju kota 1000 tangga, sudah dua hari mereka melanjutkan perjalanan, setelah di tengah perjalanan lima perampok menghadang jalan, dua sosok berdiri saling membelakangi, lima orang mengelilingi mereka sambil memegang senjata."Kita dapat mangsa!""Iya bos, wanita itu cantik sekali!""Hei kalian… kalau ingin bertarung, hadapi aku… sebagai pria apakah kalian tidak malu melawan seorang wanita?" "Hei anak muda, sombong sekali… kamu pikir bisa melawanku… haha!""Bos, kira hajar sja!""Iya bos!"Satu perampok mengingat wajah Ling "Bos, tunggu dulu!" ucapnya mengeluarkan sebuah lukisan."Pembunuh tuan muda Qin, bagi yang menemukan mendapatkan hadiah 100 keping emas!" ucap di atas lukisan wajah Ling.Wajah lima perampok berubah ketakutan melihat Ling, semua perampok berlutut memohon ampun sambil mengeluarkan harta benda."Tuan muda… maafkan kami, aku tidak bermaksud menyinggungmu!""Iya, aku hanya bercanda!""Ampuni
Bab 7. Bertemu Tuan muda Qin ChenLing dan Leona berjalan di tempat sepi, dua sosok baru saja membeli makanan hangat, Leona mengajak Ling duduk di bawah pohon meningkatkan makanan. Tidak lama setelah itu terlihat tuan muda Qin berjalan menghampiri mereka, Ling yang mengenali Tuan muda Qin berdiri memberikan hormat."Hormat tuan muda, senang bisa bertemu denganmu lagi!" ucap Ling membungkukkan badan"Terima kasih, ayo kita duduk!" sahut Tuan muda Qin Che"Iya!" "Perkenalkan dia Leona!""Namaku Qin!"Sambil menikmati makanan, Qin Chen menceritakan semua yang diketahui setelah satu bulan terakhir, ia juga belum kembali ke rumah dan di anggap sudah mati. Leona terlihat kesal mendengar nama keluarga Wen, ditambah lagi Ling sempat mendapatkan siksaan. Tuan muda Qin mengerutkan keningnya."Nona ada apa?" "Tidak ada!" "Tuan muda jadi apa rencanamu, aku juga menjadi buronan!" ucap Ling"Tenang, sekarang ayo kita kembali kerumah untuk bertemu ayah!" Ling berhenti melangkah "tapi, bagaimana
Bab 8. Menjadi murid sekte tiga lantaiSemua orang berkumpul di ruang ujian untuk menyaksikan murid baru yang dibawa pemimpin keluarga Qin, tetua Mo Ji berdiri di samping batu spiritual, ia menjelaskan kalau batu yang ada di hadapan mereka adalah batu spiritual untuk mengukur kemampuan tubuh. Qin Chen meletakan tangan kanan di tengah batu spiritual."Ayo kita lihat tuan muda Qin, sebatas apa kemampuannya di masa depan!" ucap Tetua pertamaSinar cahaya terlihat dari bawah naik ke atas menyelimuti batu, setelah berhenti di titik 90% batu spiritual, semua tetua berdiri dengan perasaan terkejut."Luar biasa… 90% batu Spiritual memberitahu kemampuannya di masa depan, dia akan menjadi legenda petarung!" ucap tetua ketiga Mo Yuhi"Putraku… akhirnya aku memiliki putra yang memiliki takdir istimewa!" "Ini gila… Tuan muda Qin adalah orang berbakat tahun ini, 90% batu spiritual memberitahu masa depannya akan begitu cerah!" ucap salah satu murid seniorTetua Mo Ji melihat ke arah Ling "sekarang
Im 09. Kota Kincir AirKota Kincir Air dipenuhi pendatang yang ingin mengikuti acara lelang, jalan masuk benar-benar padat dan tempat acara lelang benar-benar penuh. Perlahan matahari mulai tenggelam, tidak lama setelah itu suara sorakan terdengar dari dalam, di atas gerbang kota tiga pemuda duduk menunggu acara lelang selesai. "Tunggu saja sampai acara lelang selesai, pasti ada beberapa orang yang mencurigakan setelah itu!" ucap Qin ChenLing melihat ke samping "Qin Chen, apa yang akan kita lakukan?" "Kita cukup mengikuti mereka sampai ke markas, setelah itu kembali ke sekte!""Oke!" Lima Jam Kemudian.Tepat tengah malam, acara lelang sudah selesai, semua orang berbalik meninggalkan kota kincir air. Di pinggir hutan terlihat tiga sosok bersembunyi, mereka mengintai kelompok pria berjubah merah bersembunyi di pinggir jalan utama."Jajan ini memang sepi, mungkin mereka menunggu salah satu orang yang lewat sini!" bisik LingQin Chen melihat ke samping "iya, aku pikir begitu? Kita tun