Share

Kemampuan Hebat

Waktu terus berjalan sampai tidak terasa 5 tahun berlalu. Lin Feng telah dilatih banyak hal oleh petapa misterius yang sudah dia anggap sebagai kakeknya. 

“Feng’er, waktunya telah tiba.”

“Apakah secepat ini, Kek?”

5 tahun terasa begitu cepat bagi Lin Feng. Selama ini, dia selalu meningkatkan kekuatan fisiknya, berlatih dasar-dasar ilmu beladiri, membuat berbagai macam pil, berlatih teknik dasar segel dan formasi, meningkatkan kultivasi, dan lain sebagainya.

Meskipun Lin Feng lebih suka dan berbakat dengan pedang, kakek petapa juga melatihnya dasar penggunaan berbagai macam senjata pusaka lain seperti panah, tombak, tongkat, sabit, dan lainnya sebagai pengetahuan bagi Lin Feng.

Tidak hanya itu, Lin Feng juga selalu berlatih dengan membunuh para binatang spirit yang mendiami hutan kegelapan. Binatang spirit di hutan kegelapan tidak lagi mengerikan baginya.

Namun, meski begitu … kultivasinya masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan jalan kultivasi Lin Feng yang memiliki jiwa beladiri naga kuno lebih sulit dibandingkan dengan kultivator pada umumnya.

Kultivasi Lin Feng berada di tahap pembentukan kelima. Namun meskipun begitu, kekuatan dan kemampuannya setara dengan kultivator yang berada di tahap atasnya, yaitu tahap pemula kelima.

“Feng’er … sudah saatnya serpihan jiwa kakek menghilang dari dunia ini. Kakek akan memberikan pengetahuan yang kakek miliki padamu.” 

“Apa tidak ada jalan agar serpihan jiwa kakek tidak menghilang?” tanya Lin Feng dengan mata sendu.

“Waktu kakek sudah berakhir, serpihan jiwa kakek tidak bisa bertahan lebih lama tanpa tubuh asli kakek, kini sudah waktunya kakek menghilang.”

Meski berat, pada akhirnya mereka menerima takdir yang harus mereka lalui. Kakek petapa kemudian menempelkan jari telunjuknya ke kening Lin Feng.

Cahaya terang keluar dari ujung jari telunjuk kakek petapa, menerobos masuk ke dalam otak Lin Feng. Seketika, berbagai macam pengetahuan muncul begitu saja dan tertanam di benak Lin Feng.

“Apa ini, Kek? Banyak hal muncul dalam ingatan Feng’er.”

“Itu adalah ingatan pengetahuan kakek tentang kitab-kitab beladiri. Anggap saja sebagai bekal untuk Feng'er,” balas kakek petapa.

“Terima kasih Kek.”

“Ingatlah selalu nasehat dan petuah kakek selama lima tahun ini.” 

Selain berlatih keras dengan sang kakek, Lin Feng juga seringkali diberi nasehat dan petuah. Kakek petapa telah melanglang buana dan berpengalaman selama ribuan tahun menghadapi berbagai macam hal di dunia. Petuah dan nasehatnya seharusnya akan sangat berguna bagi Lin Feng di masa mendatang.

Lin Feng mengangguk. “Baik Kek.”

Sejenak kemudian, serpihan jiwa dari kakek petapa sedikit demi sedikit mulai menghilang. Serpihan jiwa itu terbang menjadi debu dan menghilang tertiup angin. “Feng’er, selamat tinggal.”

Lin Feng terdiam sambil meneteskan air mata memandangi udara kosong tempat debu yang berasal dari serpihan jiwa kakek petapa menghilang. Lin Feng sudah menganggap petapa misterius sebagai kakeknya. Dia sangat menyayangi kakek petapa yang selama ini melatihnya. Dia sangat bersedih saat serpihan jiwa kakeknya itu menghilang begitu saja.

Lin Feng tidak banyak menangisi serpihan jiwa kakek petapa yang telah menghilang dari dunia, dia berniat meninggalkan hutan kegelapan untuk menuju ke sebuah kota. Lin Feng kini telah berusia 15 tahun. Dia tumbuh menjadi seorang pemuda tampan meskipun mengenakan pakaian yang sangat usang dan dekil. 

“Menurut kakek, aku perlu menjual kristal jiwa untuk mendapatkan uang. Aku perlu banyak uang untuk kultivasiku.”

Lin Feng sudah menyiapkan banyak kristal jiwa dari binatang spirit dalam sebuah tas yang dibuat dari bambu dan dedaunan. Dia telah membunuh banyak binatang spirit di hutan kegelapan dan mengambil kristal jiwa binatang spirit tersebut.

Lin Feng melesat tidak tentu arah di hutan kegelapan untuk mencari dan menuju ke sebuah kota.

Saat Lin Feng sedang melesat, dia mendengar suara pertempuran yang sangat dahsyat. Lin Feng kemudian mencari sumber suara pertempuran itu. Dia melihat seorang wanita sedang berhadapan dengan seekor binatang spirit harimau emas. 

‘Siapa wanita itu? Kenapa ada di area hutan kegelapan?’

**

Goarrrr!

Wanita itu bernama Qio Yinsi yang berusia 13 tahun.

Bummm.

Bummm.

Pertempuran antara Qio Yinsi dan Harimau emas berlangsung sangat dahsyat. Hampir seluruh pepohonan dan bebatuan di sisi mereka hancur berantakan. Qio Yinsi pun terlihat sudah tidak berdaya menghadapi harimau emas.

Tidak menunggu lama, Lin Feng melesat untuk membantu Qio Yinsi. “Apa kamu perlu bantuan?” tanya Lin Feng mengagetkan Qio Yinsi.

“Aku memang butuh bantuan,” Qio Yinsi bernafas lega melihat Lin Feng. Namun, tidak lama dia mengerutkan kening saat melihat tingkat kultivasi Lin Feng. “Tapi, apa yang bisa kamu lakukan dengan tingkat kultivasimu itu?!”

Lin Feng melompat ke udara, melesat menuju ke arah harimau emas tanpa memedulikan pandangan meremehkan Qio Yinsi. Dia kemudian menyerang harimau emas itu hanya dengan mengandalkan tinjunya.

“Tinju Menembus Langit.”

Goarrr.

Bummm.

Bummm.

Dengan beberapa kali tinju, Lin Feng berhasil melumpuhkan harimau emas.

Qio Yinsi menelan ludah melihat kemampuan Lin Feng. Dia mengucek mata seolah tidak percaya dengan apa yang barusan dia lihat. “Ba-bagaimana mungkin?!”

Kultivasi Lin Feng hanya berada di tahap pembentukan kelima sementara Qio Yinsi sudah berada di tahap pemula ketiga. Qio Yinsi jauh lebih tinggi tingkat kultivasinya daripada Lin Feng, tetapi Lin Feng dapat dengan mudah melumpuhkan harimau emas hanya dengan tangan kosong.

Sejenak kemudian, Qio Yinsi berpikir bahwa Lin Feng hanya beruntung dapat mengalahkan harimau emas. Menurutnya, harimau emas itu sudah lemah dan tidak berdaya akibat terkena teknik dan jurusnya. Oleh karenanya, Lin Feng yang kultivasinya hanya di tahap pembentukan kelima dapat dengan mudah melumpuhkan harimau emas itu.

Dia pun segera menghampiri Lin Feng dengan wajah pongah. “Meskipun kamu hanya beruntung, aku berterima kasih karena kamu sudah membantuku.” 

“Sudah sewajarnya aku membantu orang yang kesusahan.” Lin Feng sedikit kesal mendengar ucapan Qio Yinsi yang terkesan merendahkan kemampuannya. Namun dia tidak mempermasalahkan hal itu. “Ngomong-ngomong, kenapa kamu bisa sampai di hutan kegelapan ini, dan ke mana arah tujuanmu?” 

“Aku dan beberapa pengawalku akan menuju ke kota Kincir Angin. Rombongan keretaku diserang oleh assassin. Aku melarikan diri dan sampailah di tempat ini.”

Lin Feng mengangguk mendengar penjelasan Qio Yinsi. “Perkenalkan, namaku Lin Feng, apakah kamu mau aku antar sampai ke kota Kincir Angin? Kebetulan, aku juga akan menuju ke sebuah kota.” 

Lin Feng merasa jika Qio Yinsi akan kesulitan di hutan kegelapan lantas menawarkan bantuan untuk mengantarkan perempuan itu. Binatang spirit di hutan kegelapan memiliki tingkatan yang sangat tinggi.

“Hahaha … omong kosong apa yang kamu bicarakan? Kultivasimu bahkan lebih rendah dariku. Bukankah aku yang lebih pantas menyebut mengantarmu ke kota karena aku lebih kuat darimu?”

Lin Feng mulai kesal kepada Qio Yinsi yang merendahkan kemampuannya.

“Baiklah jika kamu tidak mau diantar olehku, aku akan pergi.” 

“Tunggu!”

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Erkham Yudhist
Saya suka cerita yg tdk bertele tele , saat menjelaskan sesuatu ada tp tdk berulang2 , alur tetap jalan trus walau sederhana tp kesannya mantap , bravo Thot Up trus lah ............
goodnovel comment avatar
Silalahi Sabam
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status