Didalam kereta kuda, tangan dan kakinya terikat, Xiao Yixian bersama para tahanan lainnya itu dibawa menuju suatu tempat.
Kini, Xiao Yixian tiba di depan gerbang besi berwarna hitam keunguan. Gerbang besi itu sangat besar dan tinggi, dan juga dinding tembok yang mengelilingi tempat itu, terbentang sangat luas, seluas wilayah kekuasaan yang dimiliki oleh suatu sosok kelompok yang sepertinya cukup besar dan berpengaruh. Sekitar sepuluh orang penjaga yang sedang bertugas sebagai penjaga gerbang. Para penjaga gerbang itu lalu membuka kan pintu gerbang besi tersebut, ketika mereka melihat seorang laki-laki paruh baya yang tengah menunggangi kuda putihnya tiba di depan gerbang. Laki-laki paruh baya itu, hanya menatap dengan tatapan dingin kepada para penjaga gerbang yang nampak sangat takut terhadap laki-laki paruh baya itu. Semua penjaga gerbang, menunduk, membungkukkan tubuhnya disaat rombongan yang dipimpin oleh laki-laki paruh baya itu, melewati gerbang besi. "Sepertinya aku benar-benar dalam masalah besar!" gumam Xiao Yixian didalam hatinya. Kedua bola mata Xiao Yi Xian menunjukan rasa cemas yang berlebihan. Xiao Yixian memperhatikan seluruh wilayah disekitarnya, dengan kereta kuda yang terus melaju memasuki tempat itu, melewati gerbang besi, hingga memasuki pemukiman penduduk. "Ternyata, ini adalah sebuah desa." gumam Xiao Yixian didalam hatinya. Xiao Yixian semakin begitu merasa bingung, tempat ini sangat jauh berbeda dari bumi, yang dimana bumi mempunyai kota-kota yang sudah sangat modern, selain gedung pencakar langit yang menjulang tinggi menembus awan, teknologi-teknologinya pun sangat canggih. Berbeda dengan suasana di pemukiman penduduk yang saat ini ia datangi. Dimana desa ini terlihat seperti jaman dimana manusia belum mengenal apa itu teknologi, semuanya terlihat masih sangat tradisional, pakaian-pakaian yang dikenakan oleh para penduduk desa pun masih terlihat seperti di jaman kuno. Tiba-tiba, kereta kuda yang membawa Xiao Yixian beserta para tahanan lainnya, yang di tangkap oleh kelompok laki-laki paruh baya berkuda putih itupun berhenti dari lajunya. Mereka berhenti tepat didepan rumah yang sangat besar dan terlihat sangat mewah, berbeda dari rumah-rumah penduduk desa yang kecil dan kumuh. Xiao Yi Xian, beserta para tahanan lainnya pun diturunkan dari dalam kereta kuda. Mereka melepaskan ikat tali di kaki para tahanan, hanya mengikat kedua tangannya saja! "Cepat jalan!" ucap salah satu anak buah laki-laki paruh baya itu, sembari menendang bokong salah satu tahanan. Perasaan takut menghantui Xiao Yixian dan juga para tahanan lainnya. Namun, Xiao Yixian telah menetapkan pilihannya, bahwa dia tidak ingin berakhir ditempat seperti ini. Xiao Yixian memikirkan suatu cara agar dirinya dapat segera melarikan diri dari kumpulan orang-orang yang membawanya itu. "Tuan Zhu, apakah orang-orang ini yang akan anda jual kepadaku!" ujar seorang wanita yang baru saja tiba dan berbicara kepada laki-laki paruh baya itu yang bernama Zhu Yi. Wanita itu mempunyai paras wajah yang sangat cantik dan menawan, kulitnya putih bersih seperti batu giok, mempunyai rambut dua warna dengan warna biru dan juga merah muda sedikit gelap. Tubuhnya yang berlekuk, serta dua puncak kembarnya yang cukup besar itu sangat terlihat menggoda. Sungguh kecantikan yang tiada tara, bagaikan seorang peri yang menjelma menjadi seorang gadis muda yang sangat anggun, dan usianya pun terlihat masih sangat muda, kisaran berusia tujuh belas sampai delapan belas tahunan. "Nona Yun!" ucap Zhu Yi. Zhu Yi bersama para bawahannya pun memberikan salam hormat kepada wanita dihadapannya, yang diketahui wanita itu bernama Yun Zhi. Tuan putri keluarga Yun, anak satu-satunya dari kepala keluarga Yun. "Tuan Zhu tidak perlu terlalu sopan kepadaku, biar bagaimanapun anda adalah orang yang sangat dipercaya oleh mendiang ayahku, aku sudah menganggap tuan Zhu sebagai pamanku sendiri!" ucap Yun Zhi dengan raut wajahnya yang tersenyum sangat manis. Tatapan Xiao Yixian tertuju kepada Yun Zhi, yang bahkan seakan-akan Xiao Yixian tidak berkedip sedikitpun. Walaupun saat ini Xiao Yixian berada diposisi yang sangat tidak menguntungkan, namun Xiao Yixjan mempunyai wajah yang sangat tampan. "Apa yang kau lihat? Plak ...." salah satu bawahan Zhu Yi, memukul kepala Xiao Yixian dengan sebuah batang kayu. "Aaaaaah ... sakit sekali!" ujar Xiao Yixian meringis kesakitan sembari memegangi kepalanya yang terasa sedikit benjol. Yun Zhi pun tersenyum! "Siapa dia? tuan Zhu." tanya Yun Zhi kepada Zhu Yi. Yun Zhi sedikit begitu terheran-heran, ketika melihat sosok Xiao Yixian yang mengenakan pakaian yang sangat berbeda dengan para tahanan lainnya, bahkan gaya berpakaian seperti itu baru pertama kali di lihat oleh Yun Zhi! "Hmmm, dia hanyalah seorang pengemis yang aku tangkap ketika aku bersama pasukanku yang tengah melewati kaki gunung Nirwana!" ucap Zhu Yi dengan nadanya yang tegas. Mendengar ucapan Zhu Yi, membuat Xiao Yixian merasa sangat kesal, karena dirinya dianggap sebagai pengemis. "Dasar pak tua tak tahu diri! Siapa yang kau bilang pengemis, dasar keparat tua!" teriak Xiao Yixian dengan perasaan kesalnya. Namun, salah satu bawahan Zhu Yi itu kembali memukul Xiao Yixian, memukul pundaknya hingga Xiao Yi Xian pun seketika tidak sadarkan diri. Setelah itu, Yun Zhi memerintahkan bawahannya, untuk menuntun orang-orang yang dibawa oleh pak tua Zhu Yi. "Tuan Zhu, aku rasa ini lebih dari cukup untuk upah anda dan bawahan anda semua!" ucap Yun Zhi sembari memberikan satu kantong koin emas untuk upah Zhu Yi. "Terimakasih nona Yun. Semoga, semua budak-budak ini dapat berguna bagi nona Yun, aku pamit." ucap Zhu Yi membungkuk memberi salam hormat. Lalu, Zhu Yi bersama para bawahannya pun pergi meninggalkan Yun Zhi. Sedangkan Xiao Yixian yang dalam keadaan tidak sadarkan diri, ia bersama para tahanan lainnya pun dibawa oleh anggota keluarga Yun sebagai pengawal Yun Zhi, memasuki kawasan kediaman keluarga Yun.Di alam kesadarannya sendiri, Xiao Yixian membungkuk kepada wanita yang tidak diketahui namanya, wanita berpakaian orange. Xiao Yixian berkata, "Maaf senior! Sebenarnya ... siapa senior ini?" tanya Xiao Yixian didalam hatinya. Wanita itu mengangkat sebelah alisnya, wajahnya menggambar senyum sinis yang tergambar di kedua sudut bibirnya. Kemudian wanita itu berjalan ke samping dengan kedua tangan yang menyilang di dadanya. Wanita itu berkata, "Ingin mengetahui siapa aku! Kualifikasi apa yang kamu miliki, bocah kecil?" ketika ia berbicara, ia sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan, sehingga kedua belahan dadanya yang besar, putih, dan sangat menggoda itu terlihat dibalik lapisan kain orange yang terbuka. Xiao Yixian menelan ludahnya sendiri, sehingga suara tegukan itu terdengar, "Glupppp!" Wanita itu kembali berdiri tegak dengan tawa sinis. Ia pun berkata, "Aku akan membantumu mengendalikan api dingin itu, kelak ... aku harap kamu tidak akan mengecewakan aku!" ujar wanita itu de
Asal usul teknik tempur yang saat ini menjadi milik Xiao Yixian masih samar. Bahkan, gulungan tempur milik Xiao Yixian hanyalah sebuah salinan yang tidak lengkap. Walaupun itu hanya salinan, namun dasar pedang yang sangat mendominasi dapat di kuasai oleh Xiao Yixian. Saat ini, hari sudah pagi, matahari telah terbit di timur. Namun, cahayanya tidak mampu menembus kedalaman jurang yang gelap. Membuat jurang itu terus menerus di selimuti oleh kegelapan dan kabut yang pekat. Hembusan udara dingin telah mereda! Xiao Yixian bangkit berdiri, lalu berjalan menuju celah tebing. Dari situ, Xiao Yixian mengamati seluruh lorong panjang yang gelap, lalu ia pun bertanya kepada Xian Qing'er, "Qing'er! Menurutmu ... apakah kita perlu melanjutkan perjalanan kita di gunung pedang? atau ... kita harus kembali ke desa bunga?" tanya nya dengan sangat serius. Xian Qing'er pun mengepakkan sayapnya yang seperti kupu-kupu lima warna. Kemudian terbang menghampiri Xiao Yixian. "Aku tidak tahu seberapa
"Pedang Pembelah Langit!" tiga kata keluar dari mulut Xiao Yixian dengan nada yang sangat dingin. Ia mengangkat tinggi pedangnya hingga berada di atas kepalanya, tubuh dengan posisi kuda-kuda yang kokoh, kemudian mengayunkan pedangnya dengan kuat dan cepat. Seketika sebuah tebasan pedang melesat, cahaya ilahi itu membentuk jejak pedang, jejak berbentuk bulan sabit berwarna biru terang sangat cemerlang. Cahaya itu mengarah ke langit, membuat awan-awan menyingkir, langit biru terbelah, memperlihatkan robekan ruang kehampaan dan langit dengan cepat tertutup rapat kembali. Jurus pedang itu sangat kuat! Walaupun masih berada pada teknik pedang pertama dari sepuluh teknik pedang yang dijelaskan didalam gulungan. Namun, kekuatan tebasan teknik pertama saja sudah seperti itu. Jika berhadapan dengan musuh yang berada pada tingkatan ranah yang sama, orang itu tidak akan mudah untuk menangkis jurus Pedang Pembelah Langit. Xiao Yixian tertegun, ia berdiri menatap langit, lalu berkata, 'ak
Didalam Goa yang gelap, semuanya berwarna hitam. Xiao Yixian menyalakan api unggun didalam Goa, menggunakan akar-akar pohon yang di terbangnya, membuat sedikit pencahayaan menjadi sedikit terang. Xian Qing'er, terbaring lemas di atas tanah, kepalanya di sanggah oleh batu yang dilapisi kain oleh Xiao Yixian. Xiao Yixian tertegun sejenak, menatap Xian Qing'er, ia pun berkata, "Kau bilang ... dulu kau adalah manusia? kan." Xiao Yixian bertanya dengan kebingungan. Xian Qing'er menggeliat, ia berusaha untuk bangun, namun rasa nyeri di sekujur tubuhnya semakin menjadi-jadi. Xiao Yixian pun menahannya, sembari berkata, "Berbaringlah! Sembuhkan lukamu terlebih dahulu." ujar Xiao Yixian dengan nada yang begitu lembut. Xian Qing'er kembali terlentang. Namun, air mata itu jatuh perlahan. Xiao Yixian menggelengkan kepalanya, kepalanya miring, kedua matanya sedikit terpejam, lalu berkata, "Kenapa kamu menangis? Qing'er." tanya Xiao Yixian sangat kebingungan. Akhirnya, Xian Qing'er men
Batang pohon sepanjang lebih dari sepuluh meter itu melayang di udara. Mahkluk itu melemparkannya dengan sangat kuat, melesat dengan kencang. Xiao Yixian dan Xian Qing'er pun menghindar. Namun, mereka terperosok kedalam jurang. Sehingga tubuhnya pun meluncur, mereka berteriak, meneriakkan kata, "Hua ~~~~" disaat tubuh mereka terus terperosok, mereka terus berteriak dengan keras. Di atas jurang, mahkluk itu menatapnya! Namun, mahkluk itu nampak tidak berani untuk turun ke jurang mengikuti mereka, seperti sesuatu yang membuatnya takut untuk turun. Xiao Yixian dan juga Xian Qing'er yang masih terperosok, berulang kali membentur tanah, bebatuan, pohon-pohon, dan akar-akar pohon. Membuat tulang-tulang mereka mengeluarkan suara 'Krak, krak' beberapa tulang rusuk Yixian mengeluarkan suara seperti beberapa tulangnya patah. Sesaat kemudian! Mereka pun telah terjatuh hingga ke dasar jurang. Jurang yang sangat gelap. Tidak ada jalan lain, hanya ada satu jalan lurus. Dimana di kedua sisi
Saat itu, di malam hari. Bulan tak kunjung menunjukan sinarnya, bintang-bintang kecil menghilang, semuanya gelap, di lengkapi dengan udara dingin yang membawa kabut yang begitu pekat. Xiao Yixian, membuat sebuah nyala api menggunakan kayu-kayu kering di hutan, ia cukup kedinginan. Pakaiannya yang tipis, membuat udara dingin itu seolah-olah menusuk hingga kedalam tulang. Di depan api unggun, ia memperhatikan wilayah di sekitarnya! Xiao Yixian menyadari, bahwa ini terlalu hening. Di malam hari, para binatang monster biasanya sangat aktip. Namun saat ini, disekitarnya benar-benar begitu hening. Bahkan seekor semut pun seolah-olah tidak menampakkan dirinya. "Qing'er ... keluarlah!" ujar Xiao Yixian memanggil roh pedangnya. Sosok gadis cantik Xian Qing'er yang merupakan perwujudan roh pedang milik Xiao Yixian pun muncul. "Huft!" ia menguap, satu tangan terangkat tinggi, "Ada apa tuan?" tanya Xian Qing'er dengan nada yang sangat malas, ia pun duduk bersandar pada runtuhan kayu b