Share

Chapter 5

Penulis: Razux Tian
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-22 16:16:01

Sion dan pengawalnya tidak tahu di mana mereka berada sekarang. Dunia di luar pintu gua yang mereka lihat bukanlah tempat yang mereka kenal. Cahaya matahari sore dan langit tetap sama, tetapi sekeliling mereka terasa sungguh aneh. Pohon-pohon yang ada sangat besar dan tua, bahkan banyak dari pohon, tumbuhan dan bunga yang mereka lalui adalah jenis tumbuhan yang tidak pernah mereka lihat selama ini. Udara yang ada juga sangat bersih dan segar. Tempat ini terasa seakan bukanlah lagi benua Avelon di mana mereka hidup.

Berlari mengikuti pria berambut hitam bagaikan langit malam tersebut, Sion dan yang lainnya menatap lekat punggunya. Mereka yakin dia manusia, secara fisik, dia tidak berbeda dengan mereka. Kalaupun yang ada, perbedaannya terletak pada warna kulit putih bersih, garis-garis muka dan juga warna rambut serta mata.

"Alexis," memanggil Alexis yang ada di punggungnya, Harris menoleh menatap wajah pucat pasi rekannya tersebut. "Kau masih hidup, kan?"

Alexis tertawa pelan mendengar pertanyaan Harris. Dia tidak pernah tahu jika Harris yang memiliki badan paling besar dalam The Sun Orders, kesatuan pengawal kaisar Herriors adalah orang yang penuh kekhwatiran. "T-tenang, a-aku pasti akan mentraktirmu bir... "

"Bagus kalau begitu." Senyum Harris. Jika Alexis masih bisa tertawa dan bercanda sepert ini, setidaknya dia masih bisa bertahan sampai tempat tujuan yang tidak diketahui mereka kecuali pria berambut hitam di depan.

Saat mereka keluar dari gua, keadaan Alexis menjadi semakin parah. Ophelia yang memiliki ilmu pengobatan paling baik diantara The Sun Order berusaha sebisa mungkin melakukan pengobatan. Namun, pria berambut hitam itu menghentikannya. Pria aneh itu menggeleng kepala dan terus mengucapkan satu kata pada mereka semua, yakni; ikut.

Sion dan yang lainnya segera menyadari sesuatu saat melihat dan mendengar ucapan pria tersebut, yakni; bahasa mereka yang tidak nyambung. Tapi, meski mereka tidak dapat berkomunikasi, mereka tahu, pria itu ingin mereka mengikutinya.

Keadaan sekeliling memang terlihat aman, tapi tempat mereka berada ada tempat yang asing bagi Sion dan pengawalnya. Mereka tidak tahu bahaya apa saja yang bisa tiba-tiba muncul. Hanya saja, mereka juga takut Alexis tidak akan dapat bertahan jika meneruskan perjalanan dengan kondisi seperti sekarang ini.

Alexis yang sadar akan dilema tuan dan juga rekannya kemudian membuka mulut meminta mereka mengikuti pria berambut hitam tersebut. Dia tidak ingin membahayakan orang-orang yang penting baginya. Jika dia akan mati, dia akan menerimanya dengan lapang dada, dan yang paling penting, dia tidak ingin menjadi beban.

Semakin jauh mereka berlari, Sion dan para pengawalnya bisa melihat pohon-pohon besar yang ada semakin sedikit. Lalu, telinga mereka menangkap suara merdu dan jernih yang sedang bernyanyi pelan.

Pà nǐ fēi yuǎn qù pà nǐ lí wǒ ér qù

Sekali lagi, seperti pria di depan mereka yang sempat menggunakan bahasa aneh, baik Sion maupun para pengawalnya kembali kebingungan dengan bahasa yang tidak pernah didengar mereka selama ini.

Gèng pà nǐ yǒng yuǎn tíng liú zài zhè lǐ

Pria berambut hitam tersebut tertawa pelan begitu mendengar suara nyanyian yang ada. Tidak peduli kebingungan Sion dan yang lainnya, dia berlari semakin cepat ke sumber suara.

Měi yī dī lèi shuǐ dōu xiàng nǐ liú tǎng qù

Berhenti berlari, pria tersebut kemudian tersenyum sangat lebar menatap ke depan. Kedua mata hitamnya berbinar sangat cemerlang, kebahagiaan dan kekaguman terpancar jelas di wajahnya yang tampan. Dia bagaikan sedang melihat sesuatu yang paling indah sekaligus paling berharga di dunia.

Ikut berhenti, Sion dan para pengawalnya juga menatap sumber suara nyanyian, dan seketika mereka semua tertegun dengan apa yang dilihat mereka.

Seorang wanita.

Di bawah sebatang pohon besar dan rindang, dengan dua ekor serigala besar berwarna perak serta binatang-binatang hutan seperti burung, tupai, rusa dan bahkan beruang mengelilinginya, seorang wanita muda bernyanyi lembut sambil mengayun sebuah ayunan kecil. Mata dan rambut wanita itu sehitam langit malam tanpa bintang, kulitnya putih cemerlang, dan garis wajahnya yang unik sangat cantik hingga memesonakan mereka yang melihat.

Dào liú jìn tiān kōng de hǎi d—

"Yue!!!!" pria berambut hitam tersebut berteriak keras dan melambaikan tangannya penuh semangat kepada wanita berambut hitam tersebut.

Berhenti bernyanyi, mata hitam wanita tersebut menoleh kepada sumber suara. Melihat sosok pria berambut hitam, Sion dan para pengawalnya, dia tertegun. Namun, sejenak kemudian, dia langsung berdiri dan menoleh pada kedua serigala besar yang mengelilinginya. "Jaga Xing Xing."

Selesai mengucapkan itu, wanita tersebut segera berlari ke arah pria berambut hitam, Sion dan yang lainnya. Kedua serigala besar yang melihat wanita tersebut berlari meninggalkan mereka juga segera bergerak semakin dekat dan mengelilingi ayunan kecil yang ada, begitu juga dengan binatang-binatang hutan lainnya.

"Yue, aku butuh bantuanmu." Ujar pria berambut hitam itu sambil tersenyum. Namun, dengan cepat wanita berambut hitam itu berjalan melewatinya menuju Sion dan pengawalnya. Dia tidak mempedulikan pria berambut hitam itu sedikitpun.

Mendekati Sion dan yang lainnya, mata hitamnya kemudian jatuh pada sosok Alexis yang berada di punggung Harris. Sebuah kerutan kecil memenuhi wajah cantiknya. Menatap Harris, dia berujar pelan. "Turunkan dia."

Harris kebingungan dengan apa yang dikatakan wanita cantik berambut hitam tersebut. Bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa yang tidak dimengertinya. Menatap Sion dan yang lainnya bingung, dia meminta pertolongan. Dia selalu merasa kesulitan saat berhadapan dengan wanita cantik, dan kesulitan itu semakin parah karena wanita di depannya terlalu cantik hingga memesona siapapun yang melihatnya.

"Mereka tidak mengerti bahasa kita, Yue," ujar pria berambut hitam pelan dan berjalan medekati mereka, "Kau harus menggunakan bahasa tubuh." menunjuk Alexis sambil menatap Harris, dia mencoba memperagakan gerakan memintanya menurunkan pria berambut merah tersebut.

Mengerti apa yang diinginkan wanita berambut hitam tersebut, Harris dengan cepat dan hati-hati menurunkan Alexis yang ajaibnya masih sadar dalam kondisi yang sangat parah.

Berlutut di depan Alexis, dengan hati-hati wanita berambut hitam tersebut membuka perban penuh darah yang membalut luka pria tersebut. Mengangkat kedua telapak tangannya, cahaya lembut berwarna emas tiba-tiba bersinar terang.

Menggerakkan jari-jemari kedua tangannya dengan lugas dan lembut dalam gerakan seakan menarik sesuatu, wanita berambut hitam tersebut berkonsentrasi penuh pada luka Alexis.

Keajaiban.

Sion dan para pengawalnya menatap tidak percaya dengan apa yang terjadi di depan mata mereka sekarang. Dari ujung luka lengan Alexis yang terputus, jaringan-jaringan darah merambat keluar. Semakin lama semakin banyak dan memanjang, jaringan-jaringan tersebut kemudian bersatu dan mulai berbentuk sebuah tangan.

"B-bagaimana bisa?" bergumam tidak percaya, Ophelia menatap keajaiban di depannya.

Di dunia ini, ada kekuatan penyembuh yang mampu menyembuhkan luka. Kekuatan penyembuh sendiri adalah kekuatan yang biasanya hanya dimiliki oleh seorang pendeta. Kekuatan yang dipercaya mereka berasal dari dewa yang mereka sembah. Kemampuan penyembuh wanita berambut hitam tersebut terlihat jelas seperti kekuatan penyembuh. Namun, tidak pernah Ophelia mendengar ada kekuatan penyembuh yang mampu mengembalikan bagian badan seseorang yang putus. Bahkan Saintess yang disebut sebagai utusan dewa juga tidak memiliki kemampuan tersebut.

Semakin berbentuk, otot mulai muncul pada jaringan-jaringa tersebut, lalu—kulit. Dalam waktu beberapa menit, lengan Alexis yang terputus telah terbentuk kembali dengan sempurna.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Legenda Keluarga Serendibite   Chapter 26

    Mata biru Ellios terus mencuri lihat keluarga penyelamatnya. Duduk dalam ruang tamu paviliun timur istana pada pagi hari, membuatnya dapat melihat jelas sosok mereka. Berambut dan mata hitam yang tidak pernah dilihatnya, garis wajah yang unik, kulit putih bersih—mereka sungguh berbeda dengan orang-orang yang pernah dilihatnya selama ini. Mereka semua telah selesai sarapan, namun, sarapan pagi ini tidaklah seperti yang diharapkannya, sebab dia mengalami kesulitan berkomunikasi dengan penyelamatnya.Menatap Ling dan Sion, Ellios hanya dapat terkagum-kagum, karena dapat berkomunikasi dengan bahasa Gelion yang minim cukup baik. Menggunakan satu-dua kata yang sederhana, mereka bisa menyampaikan dan menangkap apa yang ingin diutarakan."Babababa." Suara Xing Xing kemudian menarik perhatian Ellios.Menatap ke samping, Ellios melihat Xing Xing yang duduk di pangkuan Yue tersenyum lebar sambil mengangkat tangan ke arahnya."Xing Xing suka Ellios." Ujar Yue dengan bahasa Gelion pelan. Senyum lem

  • Legenda Keluarga Serendibite   Chapter 25

    Ellios menatap paviliun timur istana. Berdiri dalam diam di depan pintu masuk, dia sedang berpikir; apakah dia boleh melangkah masuk? Jika dia melangkah masuk, apakah dirinya akan dianggap tidak sopan karena memasuki paviliun tempat tinggal penyelamatnya tanpa ijin?Menutup mata, Ellios mulai merasa menyesal. Dia seharusnya bersabar saat kedua orang tuanya meminta dirinya menunggu dan menemui penyelamatnya bersamaan untuk mengucapkan terima kasih sekali lagi dengan benar. Kejadian semalam cukup kacau, terutama tangis bahagia dirinya dan ibunya yang tidak berhenti, jadi mereka sama sekali tidak berterima kasih dengan benar.Membuka mata, Ellios menatap kedua tangan dan kakinya. Seulas senyum lebar memenuhi wajahnya—ini semua benar-benar bukan mimpi! Dia bisa melihat, kakinya lengkap dan tidak ada luka bakar sedikitpun di tubuhnya."Yang Mulia Pangeran, kenapa anda di sini?" tanya suara seorang wanita tiba-tiba dari belakang Ellios.Ellios segera menoleh ke belakang dan melihat Lisa ber

  • Legenda Keluarga Serendibite   Chapter 24

    "Aku bisa melihat lagi, Ibunda," ujar Ellios sambil tersenyum lebar. Walau rasa ngantuk telah memenuhi dirinya, dia tetap berusaha mempertahankan kesadarannya. "Kakiku yang diamputasi juga telah kembali, luka bakar juga telah sembuh dan aku tidak kesakitan lagi."Aica tersenyum mendengar setiap ucapan putranya. Berbaring di atas tempat tidur, dia menatap Ellios yang telah sembuh dari segala luka dan derita yang ada. Mimpi buruk mengerikan yang ada telah berlalu, hidup mereka telah kembali seperti semula."Ayahanda, " panggil Ellios dan menoleh menatap Sion yang juga berbaring di sampingnya penuh senyum. Mata birunya yang meski terlihat penuh rasa kantuk tapi tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. "Siapa wanita itu?—apakah dia Saintess? Dia cantik sekali, di mana anda bertemu dengannya, Ayahanda? Apakah besok aku masih bisa melihatnya? Aku masih belum berterima kasih padanya."Sion tertawa mendengar pertanyaan berturut-turut Ellios. Mengangkat tangan kanan mengacak-acak rambut pira

  • Legenda Keluarga Serendibite   Chapter 23

    "Silakan beristirahat," penuh hormat, Lisa yang menuntun Ling, Yue, dan Xing Xing ke dalam sebuah kamar besar mempermisikan diri. "Jika anda berdua memerlukan sesuatu, silakan beritahu pelayan yang ada."Ling mengangguk kepala. Memang tidak sepenuhnya, tapi dia bisa memahami sebagian besar ucapan dan maksud Lisa. Untuk Yue, dia hanya tersenyum lembut seperti biasa.Lisa yang melihat sepasang suami-istri di depannya segera membalas senyum yang ada sebelum benar-benar melangkah keluar. Langkah kakinya ringan dan senyum tidak kunjung menghilang di wajahnya, sebab mimpi buruk yang dialami tuan yang dilayaninya sejak kecil telah usai—Pangeran Ellios benar-benar telah sembuh dengan begitu ajaibnya. Apa yang dilihatnya barusan adalah sebuah keajaiban. Kemampuan penyembuh yang tidak dapat diterima akal sehat, tapi Lisa tidak mempedulikannya, sebab yang terpenting baginya adalah kesembuhan Ellios.Di dalam kamar yang disediakan untuk mereka, Ling mengamati sekelilingnya dengan saksama. Interio

  • Legenda Keluarga Serendibite   Chapter 22

    Seorang wanita cantik duduk termenung menatap keluar jendela. Rambut pirang panjangnya terurai ke bawah, dan mata hijau indahnya kosong tanpa emosi. Dia melihat ke depan, ke taman yang terkenal indah di seluruh benua Avelon. Tapi, telah dia tidak dapat lagi melihat keindahannya."Yang Mulia Permaisuri, beristirahatlah, " Lisa, Kepala Dayang Istana Kekaisaran Heriors menatap khawatir wanita berambut pirang tersebut. Mata birunya berusaha menyembunyikan kesedihan dalam hati melihat tuannya sekarang. "Jangan terlalu memaksa diri anda."Aica, wanita cantik berambut pirang sekaligus Permaisuri Kekaisaran Heriors tersebut menoleh menatap Lisa, wanita muda berambut merah yang telah menemaninya sejak kecil. Seulas senyum kemudian memenuhi wajah cantiknya. "Apakah Sion sudah pulang, Lisa?"Lisa menggeleng kepala. "Yang Mulia Kaisar belum kembali, Yang Mulia Permaisuri."Sudah sepuluh hari berlalu sejak Sion dan para pengawal pribadinya meninggalkan Istana menuju Pegunungan Terkutuk Knox mencar

  • Legenda Keluarga Serendibite   Chapter 21

    Duduk mengaduk sup yang dimasaknya di samping padang rumput, Yue menoleh sejenak menatap Xing Xing yang bermain dengan Thermis, Tiffa, Nilla, dan Reis. Senyum memenuhi wajahnya saat melihat putri kecilnya tersebut tertawa bahagia."Lady Yue." Panggil Ophelia pelan sambil menyerahkan beberapa sayur yang telah dipotong kepada Yue.Yue segera menerima potongan sayur tersebut sambil tersenyum dan memasukkannya ke dalam sup yang dimasak. "Terima kasih.""Lady Yue, ini," panggil Alexis yang telah selesai membersihkan daging kelinci yang diburu Yin dan Yang beberapa saat yang lalu. "Aku sudah membersihkan bulu dan darahnya.""Terima kasih." Tersenyum menerima daging kelinci yang telah dipotong dan dibersihkan Alexis, Yue sekali lagi memasukkannya ke dalam sup.Reffa yang mengamati pemandangan di depannya tidak berkata apa-apa, dia menoleh menatap aksara-aksara sihir dinding pelindung yang dibuat Ling di sekeliling mereka. Pria berambut hitam itu sepertinya sungguh merupakan pria yang sangat

  • Legenda Keluarga Serendibite   Chapter 20

    "Cahaya!! Aku melihat cahaya di depan!!" berteriak gembira, Harris menunjuk ke depan di mana dia bisa melihat cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah dahan besar pohon yang menjulang tinggi. Sion dan yang lainnya juga dapat melihat cahaya matahari di depan, senyum penuh kegembiraan juga memenuhi wajah mereka—akhirnya mereka akan keluar dari Pegunungan Terkutuk Knox ini."Terima kasih, Ling." Menoleh menatap Ling yang ada di sampingnya, Sion hanya dapat mengucapkan terima kasih. Dia tahu, tanpa bantuan pria berambut hitam tersebut, mereka tidak mungkin dapat keluar dari pegunungan ini dalam keadaan hidup.Ling menoleh menatap Sion dan ikut tersenyum. "Sama-sama."Jawaban Ling membuat Sion tertawa, mendengar pria itu mempelajari bahasa mereka dengan sangat cepat, dia sungguh merasa kagum. Hanya dalam beberapa hari, dia sudah mulai bisa berinteraksi dengan mereka dalam bahasa gelion, walau masih dalam konteks percakapan sederhana."Kita akan segera keluar dari sini, Xing Xing," u

  • Legenda Keluarga Serendibite   Chapter 19

    Sion dan para pengawalnya tidak mengerti apa yang terjadi. Kegilaan semua makhluk yang mereka tidak tahu lagi manusia atau bukan membuat mereka tidak berani bergerak."Milikku!!""Cahaya!!""Cahaya!!""Kehidupan!!""Milikku!!"Suara teriakan mereka memenuhi tempat. Menabrak dinding pelindung kasat mata, mereka mulai memukul dan mencakar sekuat tenaga untuk menghancurkannya. Vbh Darah bercucuran, namun mereka tidak berhenti sedikitpun, mata mereka yang penuh kegilaan terpusat pada Yue yang memeluk Xing Xing."Berengsek!! Apa yang kalian lihat!!" berteriak keras dengan bahasa yang tidak dimengerti Sion dan pengawalnya, Ling menyerang para jiwa raga korup yang berlari ke arah Yue dan Xing Xing. Namun, mereka semua sama sekali tidak peduli. Dalam pandangan mata mereka semua hanya ada ibu-anak dalam pelindungan sihir dinding pelindung.Yue sendiri juga tidak bergerak, dia menatap para jiwa raga korup yang menggila. Dia tidak dapat mengpungkiri rasa takut yang memenuhi dirinya—dunia ini sun

  • Legenda Keluarga Serendibite   Chapter 18

    Sion dan para pengawalnya bisa melihat sosok-sosok yang berjalan mendekati mereka dari dalam kegelapan di depan adalah manusia. Namun, semakin dekat sosok-sosok itu dengan mereka, mereka tidak dapat menyembunyikan ekspresi terkejut yang ada. Bau busuk tercium jelas membuat bulu kuduk mereka berdiri dan perasaan ngeri memenuhi hati. Sosok-sosok yang mendekat adalah manusia sekaligus bukanlah manusia lagi. Rupa dan wujud mereka tidak beda dengan para penduduk manusia penghuni Benua Avelon, namun kulit pucat penuh luka dan darah kering, daging yang membusuk dan tatapan mata kosong—mereka terlihat bukanlah manusia yang hidup."Ikut...""Ikut...""Ikut...""Ikut..."Gumam para sosok yang mendekat. Mereka berjalan dengan pelan sambil menyeret kaki, tidak ada ekspresi sedikitpun di wajah mereka. Ling segera membuka jubah hitam yang dikenakannya untuk menutupi Yue dan Xing Xing. Menyatukan kedua telapak tangannya, aksara-aksara sihir yang bercahaya muncul dan mengelilingin mereka berdua. Li

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status