Kencana berlari berusaha mendekati Lengkukup yang kini terus membantai para siluman yang berada disekitarnya, akan tetapi usaha yang dilakukan Kencana tidak berjalan mulus ketika ratusan siluman mencoba menyerang dari segala arah.
Kencana sempat berdecak beberapa kali seraya menghindari serangan dari para siluman yang akan mengenai tubuhnya, berkat pengetahuan yang tinggi Kencana berhasil menebak jika para siluman itu tidak begitu memperdulikan diri mereka.
Namun itu bukan sesuatu yang baik, kini cara satu-satunya cara untuk membebaskan diri ialah berusaha menghabisi sebanyak mungkin siluman, sebelum memikirkan cara untuk keluar hidup-hidup.
“Terlalu banyak…!!” batin Kencana berbisik.
Disisi lain Lengkukup kini berhasil membunuh setidaknya 300 siluman, akan tetapi itu bukan jumlah yang pantas jika dibandingkan dengan kekuatan Lengkukup. Tanpa menunggu pergerakkan para siluman, Leng
Kencana baru menyadari jika dari arah langit, mendadak bersinar terang seolah cahaya surga menembus kedalam lembah siluman, mendapati hal itu Kencana sempat menutup sebagian matanya dengan sebelah tangan.Dari balik awan terlihat sepintas tiga sosok manusia, yang Kencana duga murupakan siluman tingkat tinggi. Kencana sempat berdecak berkali-kali karena disituasi saat ini, malah muncul lagi sosok yang akan membuat masalah, sedangkan posisi mereka sekarang sangat tidak diuntungkan.Para siluman yang beberapa detik lalu hendak menyerang Lengkukup, menghentikan gerakan mereka hampir serempak, mereka menatap langit yang kini bersinar terang, dari balik awan muncul 3 sosok siluman yang salah satunya memiliki sayap.“Mau apa mereka kesini” gumam Kencana.”Bukankah mereka terluka cukup parah.”Kencana masih tidak mengerti, mengapa tiga sosok siluman tingkat tinggi itu tiba-tiba muncul
Mendengar ucapan dari Fines, Kencana tidak langsung menjawab melainkan melihat Conan lalu mengalihkan pandangan kearah sosok yang berada tidak jauh dari Lengkukup berada.Kencana mencoba menebak tentang kedatangan mereka yang telah membantu menghabisi siluman yang beberapa saat lalu hampir merenggut nyawanya serta Lengkukup yang telah berada diambang batas.Jika kedatangan mereka sedikit terlambat, mungkin Kencana tidak akan bisa selamat terlebih untuk menyelamatkan Lengkukup.“Kau tidak usah khawatir, kedatangan kami disini bukan untuk sesuatu yang buruk.” Ujar Fines.“Benar, kami yang salah, karena telah berbuat semau kami.” Conan menambahkan.Mendengar ucapan Fines dan Conan membuat Kencana bertanya-tanya seraya menaikkan alis, mencoba mencari tau maksud sesungguhnya dari kedatangan mereka.Kencana ingin memberikan serangan namun ta
Fines ikut bereaksi ketika Conan angkat bicara, dirinya tidak ingin jika Conan nantinya akan terkena imbas dari ketegangan yang sedang berlangsung. Semua kejadian yang menimpa Kencana di lereng bukit berbatu itu merupakan ide dari Fines sendiri, pada saat itu Conan sempat menolak dan mencari caranya sendiri, sayangnya hal itu juga tidak berhasil. Di sisi lain Yuanju sedang menuju kearah Kencana dengan diikuti Lengkukup di belakangnya, karena melihat situasi yang sepertinya tidak dapat dikendalikan dengan kepala dingin. Tidak butuh waktu lama kini Yuanju dan Lengkukup berada diantara Kencana dan kedua siluman tingkat tinggi yang tidak lain Fines dan Conan. Melihat keberadaan Lengkukup, Kencana ingin memeluknya dengan erat namun sayang, tubuhnya menolak untuk melakukan gerakan. Kencana bahkan sempat memaksa sebelum akhirnya menerima jika dirinya tidak bisa menggerakkan tubuh. “Percuma saja, kau berada didalam k
Mendengar ucapan dari Kencana membuat Yuanju mengangkat alisnya berkali-kali, karena tidak menyangka Kencana akan berkata demikian. Tentu hal itu tidak pernah terpikir oleh Yuanju yang akan mendidik Lengkukup kedepannya.Yuanju hanya berniat jika dirinya akan memberikan sesuatu kepada Lengkukup untuk mendapatkan bantuan dari Lengkukup sendiri.“Tunggu dulu, aku tidak berniat untuk mendidiknya.” Ucap Yuanju.”Aku hanya akan memberikan sesuatu kepada anak ini, agar dirinya bisa mendapatkan sedikit kekuatan dari iblis itu.” Tambahnya.“Jadi Tetua Yuan tidak akan mengambilnya dariku?” tanya Kencana.“Tentu saja tidak.!” Timpal Yuanju.Kencana sedikit merasa lega karena Yuanju tidak akan mengambil Lengkukup darinya, akan tetapi belum sempat Kencana berfikir lebih jauh Yuanju kembali berucap. “Tentu saja tidak gratis, kau harus membayarnya…!!”
Ular naga itu sempat menatap Lengkukup tajam sebelum akhirnya membuka mulut, terlihat sesuatu keluar dari dalam mulut ular naga itu dengan diikuti cahaya terang. Lengkukup dan Kencana hanya memperhatikan penuh antusias, berharap semua itu bukanlah hal buruk yang akan terjadi kepada mereka.Tampak Yewang sedikit kesusahan mengeluarkan benda itu, akan tetapi tidak lama kemudian Yewang dapat bernafas dengan lega ketika dirinya berhasil mengeluarkan dua benda yang tampak misterius.Lengkukup yang pertama bereaksi ketika melihat benda itu salah satunya adalah pedang, akan tetapi yang satunya lagi masih menjadi pertanyaan baik Kencana maupun Lengkukup sendiri. Yuanju kemudian mengajak Lengkukup untuk mendekati kedua benda itu dengan diikuti Kencana.“Benda apa itu paman?” tanya Lengkukup.“Kau akan mengetahuinya…” timpa Yuanju.Mendengar ucapan Yuanju semakin membuat Lengkukup penas
Mendengar ucapan Lengkukup membuat Kencana menepuk jidatnya sendiri, karena Kencana sendiri tidak tau bagaimana caranya supaya dapat keluar dari lembah siluman. Melihat Kencana yang seolah tidak menanggapi, Lengkukup menghampiri seolah mencari jawaban atas sikap yang diberikan Kencana.Fines dan Conan sempat merasa curiga jika Kencana sebenarnya tidak tau cara untuk kembali, akan tetapi itu semua sudah menjadi dugaan Fines sebelumnya, jika Kencana dapat masuk kedalam lembah siluman atas bantuan dari hati iblis yang kini menjadi milik Lengkukup.Di satu sisi Yuanju hanya bisa tersenyum tenang, seolah memiliki jawaban atas sikap yang diberikan Kencana. Yuanju bahkan belum sempat memberikan hadiah untuk perpisahan mereka, dirinya kemudian angkat bicara, “Ehem, maaf aku menyela, tetapi setidaknya kalian tidak mengabaikanku…” ucap Yuanju seraya memandangi Kencana dan Lengkukup.“Maaf paman, tetapi kam
Tidak begitu lama Fines dan Conan juga telah sampai dilokasi, pandangan mereka tertuju pada satu arah, yaitu Lengkukup yang sedang tidak sadarkan diri. Yuanju bahkan ingin menahan tawa ketika melihat tingkah yang di lakukan Lengkukup, sebagai pemilik hati iblis Lengkukup harusnya tidak bertindak demikian.Namun percayalah, itu semua bukan kehendak dari Lengkukup, semua orang juga pasti berfikir wajar jika Lengkukup tidak sadarkan diri, dia hanya anak-anak. Akan tetapi Kencana tidak berfikir demikian, dia hanya menduga jika Lengkukup hanya takut dengan ketinggian.Karena merasa sudah cukup lama, bahkan hampir 10 menit berlalu Kencana mengangkat tubuh Lengkukup yang masih terlihat tidak bertenaga itu keatas bahunya. Kencana tidak ingin berniat lebih lama ditempat itu, mengingat masih banyak yang harus dilakukan ketika berada diatas sana.“Tetua Yuan, aku rasa sudah saatnya…” ujar Kencana.“K
Mendengar ucapan dari Kencana membuat Lengkukup sadar, jika dirinya sedang duduk diatas bebatuan, akan tetapi yang membuat Lengkukup sedikit terkejut ialah batu yang berada didekatnya terjatuh ketika mereka mencoba bergerak.Kencana sedikit memberikan saran kepada Lengkukup, jika lebih baik dirinya tidak perlu panik ketika menghadapi sesuatu. Mendengar ucapan dari Kencana, sekali lagi membuat Lengkukup tersadar jika dirinya memang masih perlu banyak belajar.Karena perjalanan yang cukup lama, tidak terasa sinar matahari telah meninggalkan mereka dan disambut dengan gelapnya malam. Mungkin lelap sesaat dapat menenangkan pikiran yang kalut. Ah, sudah cukup! Sepertinya jawaban itu akan segera datang ketika mentari membangunkan mereka esok pagi.“Apa yang harus aku lakukan ketika berhasil tiba diatas sana…!!” gumam Lengkukup.Di tengah gelapnya malam, Lengkukup tidak bisa memejamkan ma