Masuk“Sial! Oii, tunggu dulu! Apa yang akan kau lakukan gadis galak?” tanya Lintang sebelumnya sembari melebarkan mata.Namun putri Purbararang ternyata tidak menggubrisnya. Alih-alih menanggapi pertanyaan Lintang, dia malah tetap melanjutkan proses pembentukan jurusnya.“Benar-benar gadis angkuh, sial!” umpat Lintang.Tidak ingin celaka oleh seorang gadis tidak dikenal, Lintang pun terpaksa harus mengeluarkan Cakra Sudarsana.“Darsa!” seru Lintang.Wush!Sebuah piringan cahaya berputar seketika muncul dari punggung Lintang.Awalnya piringan cahaya itu sangat kecil, tetapi dengan kuasa Lintang, dia tiba-tiba membesar menjadi sebuah pusaran raksasa.Daratan berguncang karena tekanan energinya, sementara langit bergemuruh mengeluarkan suara mencekam seperti sedang terjadi badai lautan, membuat tubuh putri Purbararang seketika bergetar dengan wajah pucat dipenuhi ketakutan.“Pu-pu—pusaka macam a-apa itu? Ce-celaka? Si-siapa dia sebenarnya?” gumam putri Purbararang terbata.Kali ini keadaan be
Selepas membantu Rodo Walo menyelesaikan kemelut hatinya, Lintang kemudian tiba-tiba menghilang, membuat semua orang langsung berdiri terkejut mengedarkan pandangan.“Kusha?” teriak Rodo Walo merasakan Lintang melesat ke arah barat.Sementara yang lain melirik kesana-kemari berusaha menemukan titik keberadaan Lintang.“Kalian pergi saja duluan, paman, aku nanti menyusul,” seru Lintang jauh dari ketinggian.“Kau hendak kemana, Kusha?” teriak Rodo Walo cemas khawatir Lintang masih menyimpan amarah terhadapnya. “Aku memiliki sedikit urusan dulu, paman. Jangan menungguku, pergilah!” sambung Lintang menjelaskan.“Dasar aneh, baiklah!” teriak Rodo Walo pasrah.Tetapi bersamaan dengan itu, dia juga merasa tenang karena ternyata Lintang benar-benar telah memaafkannya.“Pemuda itu sungguh misterius,” ungkap perompak tua berbadan tegap menggeleng.“Dia memang seperti itu, Gana. Sejak pertama kali bertemu aku tidak pernah bisa memahami sikapnya. Namun meski begitu, dia memiliki hati yang begitu
Dia bahkan sempat bertekad akan mengubur cerita tersebut bersama kematiannya kelak. Di mana apa yang dirinya lakukan di hari saat akan membunuh Maha Prabu Tapa Mukti bisa menyakiti hati seluruh bawahannya, termasuk Kasana dan para perompak yang ada di sana.Namun pertanyaan dari Lintang sudah terlanjur membuat Kasana curiga, sehingga mau tidak mau Rodo Walo terpaksa harus mengungkapnya.Tetapi sebelum bercerita, Rodo Walo sangat penasaran mengapa Lintang bisa memahami masalah sampai ke titik itu?“Itu mudah saja paman,” jawab Lintang.“Sejak awal, aku memang sudah memiliki firasat tentang hubungan dirimu dengan raja penguasa Nagari Sakuta,” ungkap Lintang membuat Rodo Walo semakin terkejut.“Ka-kau? Ba-bagaimana kau ...?” Rodo Walo tidak bisa berkata-kata.“Ada beberapa alasan yang mendasari firasatku. Pertama saat paman menjemputku, aku tidak menemukan adanya dendam di mata Prabu Tapa Mukti. Hal ini tentu sangat aneh, karena sebagai penjahat besar yang pernah ingin membunuh raja, seh
“Aku tahu paman, lupakanlah,” angguk Lintang.Selanjutnya tanpa diminta, Rodo Walo kemudian menceritakan seperti apa hubungan dirinya dengan kelompok peri kegalapan, termasuk mengapa dia sangat memusuhi Nagari Sakuta.Ternyata, dahulu Nagari Sakuta adalah Nagari yang kejam. Mereka tega membunuh siapa pun yang diduga memiliki keterkaitan dengan nagari peri kegelapan.Termasuk membumi hanguskan desa-desa kecil di kerajaan peri merah. Yang salah satunya merupakan desa tempat keluarga Rodo Walo berada.Waktu itu Rodo Walo kecil menyaksikan sendiri, bagaimana Nagari Sakuta membantai ayah, ibu, kekek, nenek, kakak, dan adiknya, bersama seluruh penduduk desa secara brutal.Tidak peduli, tua renta, anak kecil, wanita, bahkan bayi yang baru lahir pun turut menjadi korban keganasan mereka.Sementara pihak kerajaan peri merah tidak mampu berbuat apa-apa. Mereka terlalu takut untuk melawan, sehingga membiarkan sebagian rakyatnya mati begitu saja di tangan pasukan nagari lain.Beruntung saat itu R
Sebelumnya, Lintang bertarung secara brutal. Dia membunuh semua pasukan peri Kegelapan dengan sangat kejam.Termasuk mereka yang sedang bertarung dengan Kasana dan para perompak.Lintang membantai seluruh prajurit peri kegelapan menggunakan teknik sayap garuda yang digabungkan dengan kecepatan kilas semu. Sebuah kecepatan tertinggi di atas kecepatan cahaya.Tidak ada mata yang mampu mengikuti kecepatan tersebut selain mereka yang sudah mencapai tingkat pendekar Petapa Dewa.Hal itu tentu saja membuat Kasana dan para perompak lain ketakutan setengah mati.Mereka awalnya melihat Lintang hanya berdiri saja menatap ke arah lawan. Namun tiba-tiba Lintang menghilang, dan ketika mengedarkan pandangan untuk mencarinya, Kasana amat terkejut karena mendapati semua musuh sudah tumbang bersimbah darah. Termasuk para prajurit yang sedang dirinya lawan.Kemudian setelah itu Lintang kembali muncul dengan kondisi sayap yang sudah berubah merah berlumuran darah.Di sana Lintang terlihat bagai malaikat
“Merekalah peri kegelapan. Namun yang dirimu lihat sekarang hanya sebagian kecil saja dari kekuatan bangsa terkutuk tersebut,” ungkap Rodo Walo.“Peri kegelapan? Bukankah seharusnya mereka tidak akan berani memasuki wilayah Nagari Sakuta?” Lintang mengerutkan kening heran, karena menurut informasi Rodo Walo sebelumnya, para peri kegelapan berada di sebuah wilayah terlarang bernama daratan Salebo.“Aku juga bingung Kusha, kemungkinan dalam setarus tahun ini jaman memang sudah berubah,” jawab Rodo Walo sembari melirik ke arah Kasana berharap bisa mendapatkan penjelasan.Namun Kasana dan para perompak lain serentak menggeleng, menandakan bahwa mereka juga tidak mengetahuinya.“Sial! Sepertinya aku akan kembali terjebak dalam perang besar,” gumam Lintang berusaha memahami situasi.Sementara para pendekar peri kegelapan mulai berlesatan mengerahkan berbagai serangan.Melihat musuh mengacuhkannya, Korelumpe tentu tidak tinggal diam.Sudah lama dia ingin membunuh Rodo Walo. Dan kesempatan it







