Beranda / Fantasi / Legenda Pendekar Biru / Bab 284 Kelenting Sari

Share

Bab 284 Kelenting Sari

Penulis: Pujangga
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-15 19:17:54

Lintang mematung dalam sesaat, dia tidak mampu membedakan antara ilusi dan kenyataan.

Bagai mimpi, Lintang benar-benar tidak percaya dia dapat bertemu dengan Kelenting Sari di sana.

Tetapi apa pun itu, Lintang berusaha berjalan menghampirinya.

Napas kerinduan perlahan mulai memburu tak tertahankan. Diiringi tangisan haru yang bisu, Lintang menatap Kelenting Sari lirih. Matanya tak mengejap seakan tidak ingin ditinggalkan. Sementara Kelenting Sari masih tersenyum lembut menyambutnya.

Sampai ketika kedua ujung kaki mereka bertemu, Lintang memberanikan diri mengangkat tangannya, meraba wajah Kelenting Sari secara lembut. Sedangkan tubuhnya masih bergetar entah mengapa.

“Te-ternyata benar, ini sungguh dirimu,” Lintang memeluk Kelenting Sari penuh cinta. Air matanya semakin deras berjatuhan membasahi pundak istrinya.

Wujud, aura energi, serta harum tubuhnya memang Kelenting Sari membuat Lintang benar-benar tenggelam dalam kesedihan yang begitu mengharukan.

Mata biru, rambut putih, bibir me
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 348 Kebingungan Asgar

    Di tempat Madu Lanang, Asgar terus memanggil nama Lintang. Dia bahkan menggila menyerang para pasukan iblis yang berdatangan ke sana.Jiwa Asgar saat itu benar-benar telah kosong akibat diliputi rasa bersalah.Air matanya bercucuran merasa menyesal terhadap apa yang dilakukannya.Beruntung Limo mampu menyadarkan ular tersebut, membuat Asgar kembali tenang seperti sedia kala.Namun rasa bersalahnya tetap saja tidak hilang, sehingga raut wajah Asgar berubah muram.Sementara para pilar iblis bertambah semakin curiga akibat serangan yang Asgar lakukan.Mereka lagi-lagi menuduh kelompok Madu Lanang sebagai pelaku pencurian harta kaisar.Saat itu hampir saja terjadi pertempuran membuat Madu Lanang terpaksa harus menunjukan seluruh kekuatannya.Dia berubah menjadi serigala api berekor tujuh untuk menekan para pilar agar tidak menyerang Asgar.“Tidak ada sedikit pun rasa takut pada diriku terhadap kalian. Jika memang ingin bertarung, maka majulah sialan! Namun ingat, menyerang kami sama saja

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 347 Pertemuan 4 Sekawan

    Ukhuk! Ukhuk!Lintang terus memuntahkan darah segar akibat terkena hantaman ekor Asgar.Beruntung saat serangan itu hampir meledak, Kusha datang memindahkan tubuh mereka ke suatu tempat.“Telat sedikit saja, kau tidak akan bisa lagi menikmati mentari pagi,” Kusha menggeleng menyesalkan tindakan Lintang. “Tidak kusangka, kesatria sepertimu ternyata masih bisa bertindak bodoh,” umpat Kusha.“Itu salahku, maaf,” Lintang menghela napas panjang, kemudian menotok beberapa titik sarafnya untuk menghentikan pendarahan pada organ dalam.Tap! Tap! Tap! Satu demi satu titik saraf dibekukan, selanjutnya Lintang mengeluarkan api putih, menyerap semua racun dari serangan Asgar, membuat organ dalam yang sempat hancur bisa kembali beregenerasi.Ukhuk! Ukhuk!Dua gumpal darah hitam Lintang muntahkan secara bersamaan pertanda racun di dalam tubuhnya telah benar-benar bersih.“Hap! Wush!”Dia membentuk segel tangan, mengalirkan energi regenerasi secara merata sampai semua organ dan sel tubuhnya kembali

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 346 Pengejaran

    Kemudian memberikan setetes darahnya kepada Madu Lanang sebagai petunjuk. Dan benar saja, dalam waktu singkat Madu Lanang bisa melihat ke mana jalur pelarian Lintang.“Arah selatan! Baiklah! Aku akan mengejarnya baginda,” ungkap Madu Lanang cepat.“Terimakasih tuan Lanang, bantuan anda akan sangat berarti bagiku,” Kaisar Kharama berbinar senang.“Ayo ular tengik! Kita pergi!” seru Madu Lanang.“Apa? Dasar berengsek! Beraninya kau mengataiku seperti itu sialan!” maki Asgar.Sedari tadi dia hanya diam karena masih marah kepada Madu Lanang akibat tempo hari sempat dibekapnya.Tetapi mendengar dirinya di katai ular tengik, Asgar tentu tidak bisa tinggal diam.Sedangkan Limo tidak bereaksi karena merasa masalah ini bukan urusannya. Namun mendapati Madu Lanang ikut campur, maka Limo pun terpaksa harus membantunya.“Kwi, Kwiii,” maki Limo kepada Asgar.Dia mengatakan “Kau jangan berisik Asgar, kita sebaiknya segera pergi sebelum pencuri itu semakin menjauh!”“Kau sama saja Limo. Menyebalkan,

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 345 Aksi Pencurian

    Bab 345 Aksi PencurianWush!Lintang melompat melewati salah satu jendela yang langsung membawanya masuk ke dalam kamar kaisar.Dia tahu kaisar sedang tidak ada di dalam dari aura penguasa iblis yang dirinya miliki. Sehingga secara leluasa Lintang bisa memeriksa seluruh sudut kamar termasuk tempat tersembunyi di bawah pembaringan kaisar.“Sial! ternyata tempat penyimpanannya dikunci oleh segel,” umpat Lintang.Lintang memang berhasil menemukan tempat menyimpanan peta yang dirinya inginkan. Tetapi sialnya tempat itu dilindungi oleh segel yang jika disentuh, maka keberadaan Lintang akan langsung diketahui oleh kaisar.“Jika aku membukanya secara paksa, maka tipis kemungkinan bagiku bisa keluar, bahkan aku bisa saja tewas di kastil ini. Tapi jika tidak dibuka, aku tidak akan pernah mendapatkan peta dunia kuno,” Lintang meracau di dalam hati berusaha mencari solusi terbaik agar dapat melancarkan aksinya.“Sial! Aku memang tidak memiliki pilihan,” umpat Lintang, “Baiklah! Mungkin ini saatn

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 344 Ajian Dewa Purba

    “Benarkah?” Lintang berbinar, karena dengan teknik tersebut dia bisa menghindari situasi genting.“Tentu saja,” Kusha menyeringai lebar.“Baiklah! Akan kuterima, Kusha,” angguk Lintang.Selanjutnya Kusha mengirimkan seberkas cahaya ke dalam kepala Lintang melalui keningnya. Sebuah gambaran ingatan tentang jurus menyembunyikan tubuh beserta aura kehidupannya.“Ini hanya untuk sementara karena saat kau sudah cukup kuat, kita tidak perlu bersembunyi lagi,” ungkap Kusha.“Aku mengerti, terimakasih,” angguk Lintang.“Baiklah! Aku akan pergi, aku percaya kau bisa mempelajari teknik itu dalam waktu singkat,” ujar Kusha.“Akan kuusahakan,” ucap Lintang.Setelah itu, sosok Kusha pun seketika lenyap meninggalkan Lintang sendiri di dalam alam bawah sadarnya.“Kehidupan yang aneh, aku bahkan bisa berbicara dengan diriku sendiri,” Lintang menggeleng.“Baiklah! Aku akan mempelajarinya sekarang,” Lintang mulai berdiri membulatkan tekad.Selepas itu dia langsung membuka kepingan ingatan pemberian Kus

  • Legenda Pendekar Biru   Bab 343 Petaka Yang mengintai

    Bab 343 Petaka Yang mengintai“Syukurlah!” Lintang menarik napas lega.“Hihihi, tapi kau jangan senang dulu Lintang! Bukankah sudah kukatakan bahwa hidupmu sekarang sedang dalam bahaya?” ungkap Kusha mengingatkan.“Apa? Sial! Benar juga, aku belum sempat bertanya tentang bahaya apa yang kau maksud tadi? Dan mengapa kau menghalangi perjalananku menuju Kastil Iblis? Apa mungkin keduanya saling berkaitan?” Lintang baru sadar akan apa yang ingin diungkapkan Kusha.“Hihihi, sebetulnya tidak ada hubungannya dengan tujuanmu sekarang. Tapi kau kini sedang di awasi Lintang,” ungkap Kusha.“Diawasi?” Lintang tidak mengerti karena dia tidak pernah merasakan adanya hawa energi mahluk lain di sekitarnya.“Benar, sudah lama kau diawasi. Ada dua dewa sakti yang selalu membuntutimu bahkan sampai ke mari,” jawab Kusha.“Apa? Tidak mungkin! Aku sekarang sedang berada di alam iblis, sebuah wilayah gelap di dalam lingkaran merah semesta yang tidak ada satu dewa pun berani memasukinya,” ungkap Lintang tid

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status