Share

Pemuda Misterius

Author: Alie-Afie
last update Last Updated: 2022-08-29 04:56:53

Seperti seorang petapa di dalam air, Liu Shin terus berpikir bagaimana cara melepaskan diri dari beberapa Beast yang mengintai dan menunggunya.

"Aku hanya harus memperkuat diri untuk mengalahkan Mereka," gumam Liu Shin menatap beberapa Beast di balik pohon.

Liu Shin mulai berlatih tinju dan kuda-kuda di dalam air seperti Para Pendekar yang pernah di lihat olehnya saat sedang berlatih di dalam Klannya. Beban berat di kaki, tangan, dan tubuhnya akibat sengatan petir tidak menghalanginya untuk terus berlatih.

Perlahan namun pasti gerakan kaki, tangan, dan tubuh Liu Shin terlihat semakin lincah. Jika saja Dia bergerak di permukaan, pastilah akan semakin lincah dan bertenaga karena tanpa ada beban berat dari air yang mengandung sengatan petir.

"Aku akan coba menghadapi Mereka," Liu Shin mencoba memulai peruntungannya menghadapi Beast yang sudah lama menunggu dan mengintainya.

Hari demi hari terus berganti, bulan demi bulan telah Liu Shin lalui. Kini Usianya sudah 10 tahun, tak terasa baginya sudah 5 tahun berada di dunia itu.

Liu Shin sudah mengelilingi Dunia itu. Meskipun tidak semua tempat Dia ketahui, tetapi hampir seluruh tempat yang pernah Dia lewati merupakan hutan dan Pegunungan yang di penuhi oleh jutaan Beast. Penderitaan demi penderitaanpun telah Dia rasakan. Selain itu, banyak manfaat dan pejalaran yang berhasil Dia dapatkan.

Liu Shin tumbuh menjadi sesosok anak yang berbeda seperti lainnya. Bagi anak seusianya, Dia akan menjadi sesosok monster yang mengerikkan.

Meskipun Liu Shin belum berkultivasi, kemampuan dan kekuatan tempurnya tidak bisa di anggap remeh dan kemungkinan akan setara atau bahkan melebihi beberapa pendekar yang sudah berkultivasi. Bahkan, Kultivator hebat sekalipun kemungkinan akan tewas menghadapi Binatang-binatang buas di dunia tempatnya sekarang berada.

Kondisi memaksa Liu Shin untuk bertahan, bertarung dan bertarung dengan Binatang buas yang terus menerus muncul satu demi satu memburunya. Pertumbuhan dan kemampuannya menjadi momok yang menakutkan di luar nalar manusia lainnya, apalagi di usianya yang tergolong masih sangat belia, bahkan para Beast satu persatu menjadi takut karenanya dan perlahan mulai menjauhi keberadaannya.

"Dulu ... Akulah yang berlarian dan bersembunyi dari kejaran Kalian, sekarang Kalianlah yang bersembunyi dariku." Liu Shin berjalan santai untuk menemukan Binatang buas yang akan menjadi santapannya.

Dari atas langit, Pemuda misterius yang pernah Liu Shin jumpai lima tahun sebelumnya turun ke hadapannya, "Kau masih hi...."

Perkataan Pemuda itu terpotong tatkala Liu Shin secara reflek akan meninju wajah Pemuda tampan itu karena kemunculannya yang tiba-tiba, "Se ... Se ... Senior, bukankah Kau Senior yang dulu?."

Pemuda tampan itu mengangguk "Huh, Apa Kamu mau membunuhku?" umpat Pemuda itu karena tinju Liu Shin hampir saja mengenai wajahnya.

Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Maaf Senior ... Kau mengagetkanku, tadi hanya reflek."

"Ya ... ya ... Sesuai janjiku, Aku akan membantumu keluar dari Dunia ini. Tetapi, Aku akan menjelaskan sesuatu terlebih dahulu padamu tentang Dunia ini."

"Bolehkah Aku bertanya terlebih dahulu Senior?" tanya Liu Shin.

"Silahkan, tapi Kita lebih baik pergi ke suatu tempat terlebih dahulu." Pemuda itu memegang erat lengan dan menyeret Liu Shin. Dia melesat dengan sangat cepat di udara.

Dalam beberapa saat saja, Mereka sudah sampai di tempat yang sangat jauh. Liu Shin mengeluarkan isi perutnya mual, tidak pernah terbang apalagi dengan sangat cepat melesat di udara.

Mereka sampai di suatu tempat yang belum pernah Liu Shin lihat sebelumnya. Di depannya terdapat sebuah Gubuk kecil tua. Mereka duduk di sebuah batu saling berhadapan di depan Gubuk tua itu.

"Apa yang mau Kamu tanyakan?" tanya Pemuda itu kepada Liu Shin.

Muka Liu Shin masih terlihat pucat pasi, nafasnya memburu, detak jantungnya masih tidak karuan dan terengah-engah, "Hhhh ... hhhh ... Siapa senior sebenarnya? apa senior bukan manusia? dan siapa nama Senior?"

"Apa Kamu bisa tenang sedikit?" ucap Pemuda itu.

"Bagaimana Aku bisa tenang setelah di seret terbang dengan kecepatan seperti itu." Liu Shin mengerutkan keningnya.

"Aku sudah memperlambatnya." Pemuda itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Namaku adalah Zhu Lao, Tuanku terdahulu yang memberiku nama itu, dan Aku memang bukan manusia."

"Kalau bukan manusia lantas mahkluk apa Tuan Lao sebenarnya?" Liu Shin penasaran.

"Aku seekor Beast spirit," balas Zhu Lao dengan wajah tenang.

Liu Shin menahan tawa mendengarnya seolah itu sebuah lelucon baginya, tetapi Dia mempercayainya. Aura kewibawaan dan keagungan Zhu Lao mengatakan bahwa Dia tidaklah mungkin membual, "Baiklah, kalau itu yang di katakan Tuan Lao ... Aku percaya."

"Memang seperti itulah kenyataannya, tidak percayapun bukanlah suatu masalah bagiku" Balas Zhu Lao.

"Dunia ini pada awalnya merupakan Dunia jiwa dari Tuanku terdahulu," Zhu Lao mulai menjelaskan tentang Dunia lain tempat Mereka berada, "Sebuah pertempuran dahsyat membuat Tuanku hampir terbunuh, begitupun dengan Aku yang kala itu bertarung membantu Tuanku."

"Di detik-detik terakhir hidupnya, Tuanku menyuruhku masuk ke dalam Dunia jiwanya. Dia kemudian membuat segel terlarang untuk memisahkan sebuah Dunia yang sudah ratusan tahun Dia ciptakan di jiwanya," lanjut Zhu Lao menerangkan.

Liu Shin mendengarkan kata demi yang di sampaikan oleh Zhu Lao dengan penuh perhatian. Dia sangat kagum dengan Tuan dari Zhu Lao dahulu yang membuat Dunia jiwa yang di dalamnya begitu mengerikkan baginya, "Lalu apa yang terjadi selanjutnya Tuan Lao?"

"Sebenarnya hanya sebatas itu yang Aku tahu. Aku tidak mengetahui apapun lagi setelah Dunia ini terpisah dari jiwa Tuanku," Zhu Lao menghela nafas panjang, "Namun, Aku sedikit mengetahui tentang segel terlarang yang Tuanku lakukan."

"Apa yang Tuan Lao ketahui tentang segel terlarang itu?" tanya Liu Shin.

"Aku pernah mendengar dari Tuanku bahwa Segel terlarang seperti itu mempertaruhkan nyawa orang yang melakukannya," Zhu Lao mulai berbinar matanya, mengingat Tuannya dahulu.

"Mungkin saja Tuan dari Tuan Lao masih hidup di suatu tempat," hibur Liu Shin.

"Tidak mungkin ... Aku juga menemukan sebuah catatan yang di tinggalkan oleh Tuanku di Gubug tua itu," balas Zhu Lao menunjuk Gubug di samping tempat Mereka duduk.

"Tuan Lao tidak perlu bersedih, itu sudah menjadi suratan takdir," ucap Liu Shin.

"Ngomong-ngomong, apa Aku bisa membuat Dunia seperti ini di jiwaku?" Liu Shin berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Entahlah ... Kamu mungkin bisa mempelajarinya dari sebuah Kitab" jawab Zhu Lao.

"Sebuah Kitab?" Liu Shin bertanya-tanya dalam hati.

Zhu Lao mengetahui rasa keinginan tahuan Liu Shin. "Mari Aku tunjukkan beberapa Kitab."

Zhu Lao melangkah masuk ke Gubug di ikuti oleh Liu Shin di belakangnya.

"Ini semua merupakan Kitab milik Tuanku dahulu," Zhu Lao menunjukkan ribuan Kitab yang berjejer rapi di sebuah rak panjang di dalam Gubuk.

Liu Shin menelan ludahnya melihat ribuan Kitab. Dia pernah melihat berbeda Kitab di perpustakaan Klan Liunya, "Apa Kitab-kitab ini merupakan Kitab yang berguna bagi Para Pendekar?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kemenangan Liu Shin

    Dengan usaha keras, Liu Shin dan Surya kelana akhirnya bisa menapak di gunung brawijaya. Mereka langsung melesat mencari keberadaan Si Mata Merah. "Siapa kalian?" tanya Si Mata Merah melihat Liu Shin dan Surya kelana. Liu Shin tidak segera membalas Si Mata Merah. Dia melihat ke altar kuno dan tidak mendapati istrinya. Sementara Surya kelana bernafas lega karena adiknya masih hidup. "Dimana istriku?" tanya Liu Shin. "Jika istrimu tidak ada, dia berarti telah dibawa oleh dewa iblis ke alam dewa," balas Si Mata Merah. Liu Shin mengepalkan tangannya, amarahnya memuncak mengetahui istrinya dibawa ke alam dewa. Tanpa banyak berkata, Liu Shin dan Surya kelana mulai menyerang Si Mata Merah. Pertempuran berlangsung sangat sengit, hingga tidak lama Liu Shin berhasil menghabisi Si Mata Merah. Namun, iblis kuno yang telah menyerap beberapa wanita dengan tubuh spesial telah bangkit dengan separuh kekuatannya. Iblis kuno kemudian turun tangan karena terganggu dengan kedatangan Liu S

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kerajaan Kuno Selatan

    Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Informasi Dunia Jiwa

    Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kepiting Raksasa 2

    “Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Kepiting Raksasa

    "Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Paviliun Informasi

    Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Klan Penyihir

    “Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Makam Kuno

    Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr

  • Legenda Pendekar Pedang Liu Shin   Latih Tanding

    “Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status