Share

BAB 5. Pedang Putih Pembalik

“Iya! Ini adalah Pedang Putih Pembalik! …”

“Kau dan aku akan mati bersama, Zhao Ze Yun! Hiyaa!”

Seketika bola cahaya besar justru membalik ke arah Zhao Ze Yun, dan …

BLARR!!!

Bola cahaya hasil dari pertumbukan Pedang Putih dan Pedang Merah meledak mengguncang udara memancarkan sinar terang yang membutakan mata, tepat di hadapan wajah dari Zhao Ze Yun.

Tubuh Zhao Ze Yun terhempas jauh, melintasi langit biru seolah menjadi bintang jatuh dengan wajahnya terlihat terbelalak saat ia merasakan kekuatannya sendiri yang menghancurkannya. Tubuhnya akhirnya jatuh bebas, menyisakan kebekuan dan kehampaan di udara.

“Tidak ku sangka, Kakek tua licik itu, memanipulasi Pedang Putihnya dengan Pedang Putih Pembalik. Sehingga justru jurus ku sendiri yang berbalik menyerangku … .”

Terlihat pula tubuh dari Zhang Ji Ming yang terhempas berlawanan arah dari hempasan tubuh Zhao Ze Yun, rambut putihnya terurai, wajahnya pucat seputih kapas, tubuhnya rapuh tanpa daya terkena tekanan gelombang di udara.

Pedang Putih Pembalik memiliki kekuatan yang luar biasa. Saat digunakan, energi yang dikirimkan oleh lawan akan dipantulkan kembali dengan kekuatan yang lebih besar. Namun, jurus ini memiliki konsekuensi yang fatal. Sang pemegang pedang harus mengorbankan nyawanya sendiri, menghadapi risiko yang tak terelakkan untuk menyerap dan membalikkan serangan musuh.

Sementara itu …

Gelombang kejut yang kuat menerjang dengan kekuatan tak terbendung, mengguncang gunung-gunung es dan area sekitarnya, membuat patahan berkelebat, serpihan es terlempar ke udara dengan mengeluarkan suara gemuruh yang sangat mengerikan serta butiran salju yang terlempar ke udara melintas di langit biru.

Terlihat tubuh dari Zhang Ji Long langsung terhempas jauh dengan tubuhnya yang terlipat-lipat seperti daun kering yang diterpa angin kencang, terlempar tanpa arah dan masuk ke dalam gua ketika ia baru saja terkena gelombang kejut pertama.

Tubuhnya berhenti dari hempasan gelombang setelah bertumbukan dengan dinding gua, dengan kepalanya terbentur keras yang menyebabkan dirinya pingsan dengan darah segar yang keluar mengalir dari dahinya.

Suasana Gua menjadi hening setelah ledakan dahsyat di luar Gunung Es dengan cahaya redup yang menyelinap masuk melalui celah-celah, memperlihatkan runtuhan es dan bebatuan yang berserakan di sepanjang dinding gua. Di bibir Gua sudah tidak terlihat lagi pintu keluar, karena sudah tertutup oleh reruntuhan bebatuan dengan puing-puing besar yang menutupi pintu keluar.

Beberapa hari berlalu.

Zhang Ji Long melihat Kakeknya, Zhang Ji Ming, duduk sila dengan tenang di atas sebuah batu. Cahaya entah datang dari mana seolah menyinari tubuhnya.

“Kakek! Kakek tidak apa-apa?”

Wajah dari Zhang Ji Ming tampak bersinar cerah dengan aura kebijaksanaan dan kedamaian, di tengah kerutan halus yang menghiasi wajah tua nya itu dengan mata berbinar dan senyuman hangat yang tersungging di bibirnya. Zhang Ji Long sangat bahagia melihat Kakeknya.

"Long Er, kamu adalah satu-satunya pewaris semua pusaka dari Sekte Pedang Putih. Kalung yang kamu pakai sejak kecil itu suatu saat nanti akan menuntunmu ke tempat dimana semua pusaka itu berada … .”

“Sirkulasi Qi dalam dantian mu berbeda, sehingga kamu sampai saat ini tidak bisa mengeluarkan tenaga dalam mu. Namun, Kakek yakin, nanti kamu akan bisa mengatasi masalah tenaga dalam mu itu … ."

"Di dalam gua ini ada dua aliran air yang mengalir menuju kolam air bersih yang bisa kamu pakai minum dan ke kolam air kehidupan yang bisa kamu pakai untuk mandi dan juga ada beberapa ikan yang bisa kamu makan. Selain itu, di ruangan ku ada sebuah pintu rahasia dengan mendorong sebuah lemari batu. Apabila dibuka maka disana terdapat ulat langka yang bisa langsung kamu makan, ulat-ulat langka ini memiliki kemampuan untuk memperkuat kekuatan tulangmu jika dimakan secara teratur satu kali sehari saja sudah cukup … ."

"Long Er, dekat kolam ada ruangan khusus yang di dalamnya ada api abadi yang bisa kamu pakai untuk membakar kayu-kayu yang telah Kakek persiapkan, cukup untuk kamu bertahan selama 3 tahun di Gua ini. Berlatihlah dengan giat, setelah kekuatanmu cukup baru kamu keluar dari gua ini. Jangan keluar dari tempat ini sebelum kamu yakin bahwa kamu kuat … .”

“Cucuku, maafkan Kakek karena meninggalkan dirimu di saat kau baru berumur 4 tahun. Namun, Kakek tahu kamu terlahir sebagai seorang Pendekar hebat, bukan hanya fisik tetapi otak kamu juga pintar, di umur 3 tahun saja kamu sudah bisa membaca semua kitab-kitab dari Sekte Pedang Putih … ."

"Baiklah, waktu ku sudah tiba. Jadi dengarkan dan ingatlah pesan kakek mu tadi … .”

Tubuh Zhang Ji Ming perlahan-lahan berubah menjadi butiran-butiran debu yang terangkat oleh angin. Seperti sinar matahari yang membelah kabut pagi, debu itu hilang dalam hembusan angin kecil, meninggalkan tempat yang kosong dan kehampaan di hadapan Zhang Ji Long.

"KAKEK!!!"

Zhang Ji Long terbangun dari pingsannya dengan jantung yang berdegup kencang. Wajahnya masih memancarkan ekspresi kebingungan dan ketakutan dari mimpi yang baru saja dialaminya. Namun, dalam pikirannya ia masih teringat oleh pesan dari Kakeknya, Zhang Ji Ming. Mimpi itu terasa begitu nyata, Kakeknya memberikan petunjuk dan penjelasan tentang langkah-langkah yang harus diambil setelah kepergiannya.

Tiba-tiba terdengar suara keras dari perutnya.

"Ahk! Perutku kenapa lapar sekali. Seperti sudah berhari-hari tidak makan saja."

Telapak tangan dari Zhang Ji Long terlihat memegang perutnya dengan erat, rasa lapar yang menggebu-gebu membuat suara yang keras dari perutnya. Ia masih tidak tahu bahwa rasa laparnya itu datang karena ia telah pingsan selama beberapa hari ini.

Kaki-kaki kecil Zhang Ji Long langsung bergerak dengan cepat, berlari menuju kolam kehidupan. Ia ingat dalam mimpinya, Kakeknya berkata bahwa bisa mengambil ikan di kolam kehidupan untuk di makan.

Sesampainya di kolam itu ia langsung melompat tinggi dan melayangkan tubuhnya ke dalam air yang jernih.

"Ahk! Segar sekali kolam air dingin ini!"

Air dingin yang menyegarkan menyentuh kulitnya langsung merasuki seluruh tubuhnya. Ia menikmatinya dengan membiarkan tubuhnya terapung dengan lembut dan merasakan energi alami dari kolam kehidupan itu.

Setelah puas merasakan kesegaran dari air kolam kehidupan, ia kembali naik ke permukaan lalu berdiri dengan wajah yang bingung.

"Bagaimana caraku untuk mengambil ikan-ikan yang ada di kolam ini yah? Selama ini kan Kakek yang selalu menyiapkan aku makan."

Zhang Ji Long menggaruk-garukkan kepalanya sambil menatap kolam kehidupan yang luas di depannya, berusaha mencari tanda-tanda ikan yang bergerak di dalam air itu. Tetapi tanpa pengetahuan dan pengalaman yang diberikan Kakeknya, pikirannya merasa buntu dan tidak tahu harus mulai dari mana.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Silalahi Sabam
mantap bah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status