Share

Bab 18

"Aku mengerti. Aku mengerti. Aku sangat mengenalmu. Kamu tidak mungkin tega meninggalkanku."

"Ayah, Ayah tahu kan betapa aku sangat mencintai Ayah?" Karel menyeka bulir bening di sudut mata ayahnya.

"Ya. Kita hanya berdua dan selamanya akan saling memiliki." Tuan Jaffan tersenyum. "Kamu pasti telah melewati hari yang berat selama belasan tahun ini. Ayo berbagi cerita sambil minum teh!"

Karel dan ayahnya bercengkerama hingga larut malam. Berbagi tangis dan tawa di ujung setiap kisah. Entah jam berapa mereka masuk ke kamar masing-masing.

Karel terbangun saat telinganya menangkap suara ribut-ribut di luar rumah.

Ia beranjak keluar dari kamar tanpa membasuh muka. Mengintip kejadian di luar rumah dari balik tirai jendela, yang telah robek di beberapa sudut.

Tampak empat orang lelaki bertampang sangar berdebat dengan ayahnya.

"Dia!" Karel menggeram tatkala mengenali salah satu dari mereka.

Karel berbalik ke kamar. Berdandan.

Di halaman rumah papan itu, Tuan Jaffan mendongkol. Saking jengkeln
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status