Share

Bab 6

Author: Lathifah Nur
last update Last Updated: 2022-09-25 10:30:08

Mark kaget. Ia sangat terobsesi dengan perburuan tanaman herbal, tapi kini Profesor Jansen mengajak mereka semua untuk pulang.

"Yaaah, padahal aku mulai jatuh cinta pada kemisteriusan hutan ini," keluh Dave, sama kecewanya dengan Mark.

"Dia harus melanjutkan hidup dan kembali ke kampus," tegas Profesor Jansen, melirik Karel yang masih sibuk berlatih bela diri.

"Karena dia?" Mark dan Dave kehabisan kata untuk mendebat Profesor Jansen.

Di tengah area bersih yang tak begitu luas, Karel seperti orang kesetanan memukuli Mok Yan Jong.

Pukulan demi pukulan seakan merupakan pelampiasan dari kemarahannya yang terpendam.

Semakin jelas bayang wajah Tuan De Groot bercokol pada puncak Mok Yan Jong itu, bertambah besar pula tenaga yang ia kerahkan pada pukulannya.

"Hiyaaa!"

Tanpa diduga, seseorang menyergap Karel dari belakang.

Bugh!

"Aaakh!"

Karel menggaruk kepalanya setelah sang penyergap mendarat di tanah. Rasa bersalah menggulung jiwanya melihat Dave terkapar.

"Maaf! Aku tidak tahu itu kau." Karel mengulurkan tangan, menawarkan bantuan agar Dave bisa bangkit.

Dave terbungkuk-bungkuk sambil mengusap perutnya yang terasa sakit. Dadanya nyeri saat menarik napas.

"Gila! Tenagamu nyaris saja membuatku kelojotan."

"Apa itu sangat sakit?" Karel memapah Dave, kembali ke gua.

Dave menyingkap baju kaus yang dipakainya. "Kakimu meninggalkan stempel terang begini, mana mungkin tidak sakit!" sungutnya.

"Iya. Maaf. Salah sendiri kenapa menyergapku diam-diam."

"Namanya juga menyergap, masa iya harus koar-koar dulu."

Karel kembali menggaruk kepala.

"Lo, Dave kenapa?" tanya Mark yang baru saja selesai menyusun tanaman herbalnya ke dalam ransel.

"Aku—"

"Tidak apa-apa. Kepeleset di area latihan," potong Dave sebelum Karel menjawab dengan jujur.

Bisa-bisa ia kehilangan muka bila Mark tahu bahwa ia tumbang akibat tendangan putar dari Karel.

"Makanya, jangan pernah mengusik naga yang sedang tidur! Kena semburan apinya, kan?" ledek Instruktur Lennon.

Dari kejauhan ia menyaksikan bagaimana muridnya, Dave, sengaja menyerang Karel dari belakang.

"Apa?! Naga? Di mana naganya sekarang?" Mark berlari ke mulut gua.

Profesor Jansen geleng-geleng kepala melihat tingkah konyol muridnya. "Anak itu pintar, tapi tidak terlalu cerdas dalam memahami kata-kata. Aku jadi bertanya-tanya, apa sejak kecil ia hanya mengenal buku-buku ilmiah dan ensiklopedia?"

"Setidaknya, dia sangat cekatan dalam menyelamatkan nyawa orang dan menyelesaikan tugas dari Anda, Prof!"

"Ya. Anda benar, Instruktur!"

Selang beberapa waktu, Mark kembali dengan wajah lesu. "Instruktur, Anda pembual ulung! Tidak ada naga di sekitar gua."

Empat orang pria yang berada dalam gua itu serentak menepuk jidat. Dave bahkan melupakan rasa sakit di perutnya.

Jay dan Ben yang baru bergabung hanya bisa saling lempar pandang seraya mengedikkan bahu. Tak mengerti.

"Bagaimana perutmu? Apa masih sakit?" tanya Karel pada Dave keesokan harinya.

Mereka baru saja selesai menikmati sarapan dengan ikan bakar, hasil tangkapan ketika mandi pagi di sebuah sungai kecil berair jernih.

"Berkat ramuan dari Profesor Jansen, aku bangun dengan perut terasa nyaman. Tidak lagi merasa sakit. Terima kasih atas tendangan mautmu itu!"

Dave mengucapkan kalimat terakhir dengan nada sarkastik.

"Andai kau bersikap layaknya seorang ksatria yang menghadapi lawan dari depan, kau mungkin akan berakhir dengan lebih baik. Hanya pengecut dan pengkhianat yang menikam seseorang dari belakang."

Karel menepuk dan mencengkeram lembut pundak Dave.

Jelas-jelas Dave lebih tua darinya, tapi pola pikir Karel malah lebih bijak. Hikmah dari setiap pengalaman hidup adalah guru terbaik untuk melatih pola pikir seseorang menjadi lebih dewasa dari usia sebenarnya.

"Kalian semua sudah siap? Ayo kita mulai perjalanan pulang!" Profesor Jansen berseru lantang.

"Lo, Prof ... bukankah masih tersisa waktu dua hari lagi?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 259

    "Bukankah kamu merasa puas setelah berhasil melampiaskan dendammu?" balas Xela, dengan suara yang juga bergetar.Bohong bila ia mengatakan membenci Karel dan tak lagi mencintainya.Karel melepaskan dekapannya, lalu memutar badan Xela."Tatap mataku!" pinta Karel. "Apa kau menemukan kepuasan di sana?"Xela memberanikan diri menantang netra kelam Karel. Yang ia temukan adalah secarik luka dan penyesalan yang mendalam.Entah kenapa Xela merasakan hatinya tersentuh dan tak tega melihat semburat derita yang bersemayam dalam manik mata Karel.Haruskah ia memberi kesempatan kedua kepada Karel?Allah saja Maha Pemaaf. Tidak sepatutnya ia menolak permintaan maaf yang tulus dari Karel.Karel tidak berselingkuh. Lagi pula, lelaki itu memperlakukannya dengan kasar karena ada alasan yang kuat. Andai dia yang berada di posisi Karel, mungkin dia akan melakukan hal yang lebih kejam dari itu.Dia mungkin tidak akan bersedia menyelamatkan mantan mertua yang telah menyiksanya.Berpikir bahwa masih ada ha

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 258

    "Anda baru saja kembali, Nona. Sekarang, mau pergi lagi. Tidak bisakah tinggal lebih lama?" rayu Bibi Lizzy, berdiri di depan pintu seraya menggenggam erat jemari Xela. Enggan untuk melepaskannya.Xela tersenyum tipis. "Bibi, hanya untuk beberapa hari. Aku akan kembali."Sungguh Xela juga enggan untuk beranjak dari desa nan bebas polusi itu, tapi apa daya, ia tidak ingin mengambil risiko jika nanti yang mencarinya ternyata benar-benar Karel.Ia belum siap untuk bertemu dengan lelaki yang masih mengisi relung hatinya itu. Bukan karena benci, bukan. Dia malu pada diri sendiri.Rasa bencinya pada lelaki itu atas perlakuan kasar yang diterimanya menguap setelah mengetahui kejahatan ayahnya.Rasa sakit yang ia derita sungguh belum seujung kukunya penderitaan Karel.Jiwanya bergetar setiap kali membayangkan Karel disiksa, lalu dibuang ke tengah belantara dalam kondisi sekarat.Belum lagi kejahatan lain yang ditujukan ayahnya untuk Karel dan keluarganya. Bahkan, Karel harus kehilangan saudar

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 257

    "Bersiaplah untuk menyambut kematian keduamu, Dokter! Ah, tidak, Karel! Panggilan 'Dokter' terlalu mewah untukmu. Cuih!" Lewis meludah jijik."Huh! Coba saja!" tantang Karel seraya mengayunkan rantai di tangan kirinya, melibas anak buah Lewis yang mulai menyerang.Enggan terlalu lama bermain tarik rantai dengan Lewis, Karel membetot kuat. Seketika suara gerincing memekakkan telinga.Di tangan Karel, dua rantai tersebut berubah menjadi senjata sakti yang meliuk di udara bak dua ekor kobra sedang menari.Jerit kesakitan melengking tinggi setiap kali rantai itu berhasil menghantam dan melilit tubuh lawan, lalu membantingnya dengan kuat.Sungguh Karel tak ingin berlama-lama menghabiskan waktu di ruang bawah tanah itu. Ia ingin menyudahi pertarungan tersebut secepatnya.Karel mengamuk seperti orang gila. Tak memberi kesempatan kepada lawan untuk menyentuh tubuhnya.Tas! Tas!Bunyi tebasan yang berpadu dengan gerincing rantai menjadi musik horror bagi Lewis dan anak buahnya. Satu per satu m

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 256

    "Heh, bangun!"Setengah sadar, Karel merasakan tamparan keras di pipinya, diikuti kalimat makian."Dasar lemah!"Karel berjuang membuka kelopak matanya yang terasa berat. Samar netranya menangkap cahaya temaram."Di mana ini?" lirih Karel dengan suara lemah."Bagus! Akhirnya kau sadar. Aku tidak suka bermain-main saat kau pingsan. Tidak asyik!"Kepingan ingatan Karel telah sepenuhnya menyatu, melukis gambaran peristiwa yang ia alami sebelum tak sadarkan diri.Darahnya seketika mendidih, teringat kecurangan yang dilakukan komplotan Lewis dalam pertarungan.Cuih!Karel meludahi wajah Lewis yang tersenyum mengejek."Pengecut! Kau menjijikkan!""Hahaha ... ya, ya ... terserah apa katamu." Lewis mencengkeram dagu Karel. "Bagiku, kau bodoh! Sama seperti keledai."Keledai terkenal sebagai simbol kebodohan lantaran masuk ke lubang yang sama sampai dua kali.Manusia yang cerdas akan belajar dari kesalahan dan pengalaman pahitnya. Sementara si bijak akan memetik hikmah dari pengalaman orang lai

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 255

    "Saya telah menemukan jejak istri Anda, Bos.""Katakan!"Netra kelam Karel berbinar penuh harapan. Tak sia-sia ia meminta bantuan Red."Istri Anda terbang ke Belanda. Di—""Terima kasih. Aku akan segera mentransfer bayaranmu," potong Karel, tak butuh penjelasan lebih panjang.Pikirannya hanya tertuju untuk menyusul Xela.Sebuah tas sandang cukup untuk memuat beberapa potong pakaian yang akan dibawanya.Agar lebih cepat tiba di Bandara, Karel memacu motornya.Ckiit!Decit rem membelah sunyi.Sebuah mobil SUV berwarna silver menggunting laju motor Karel, tepat di daerah sawangan."Mau kabur dariku? Dalam mimpi!" hardik suara yang sangat akrab di telinga Karel.Merasa keselamatannya terancam, Karel segera turun dari motor seraya menyingkirkan helm yang melindungi kepalanya."Aku tidak ada urusan denganmu! Kenapa kau selalu menggangguku?" balas Karel dengan nada dingin."Kau, lelaki berengsek yang membuat hidup Xela-ku menderita. Kali ini aku tidak akan mengalah lagi!"Plok! Plok!Karel be

  • Lelaki Dua Wajah   Bab 254

    "Di mana istriku?" tanya Karel setelah mempersilakan Herds untuk duduk."Saya tidak tahu," sahut Herds, mulai mengeluarkan sesuatu dari tas kerjanya."Kau ke sini atas perintahnya, 'kan? Tentu berkomunikasi dengannya. Apa masuk akal kau tidak mengetehui keberadaannya?""Saya mengatakan yang sebenarnya, Dokter," timpal Herds, terlihat tak terpengaruh dengan kemarahan Karel. "Nona De Groot memang menemui saya untuk menyerahkan berkas gugatan cerai untuk Anda. Sayangnya, saya tidak berpikir bahwa di saat yang sama, dia juga meninggalkan rumah Anda." Herds menyodorkan berkas perceraian tersebut kepada Karel. "Tolong tanda tangani, Dokter!"Karel memeriksa kelengkapan berkas yang disodorkan oleh Herds. Matanya membelalak melihat fotokopi buku nikah yang terlampir. Seketika ia membanting berkas tersebut ke atas meja, kemudian berlari ke kamar.Karel memeriksa laci nakas dan mengobrak-abrik isinya."Berkas itu ... Ya Tuhan!"Karel mengusap mukanya dengan kasar kala tak lagi menemukan kumpula

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status