Share

Bab 28

Aku duduk di ranjang dengan memeluk kedua lutut dan menopang dagu. Sudah jam 2 dini hari. Mata masih enggan terpejam. Detik demi detik berlalu terdengar lirih dari perputaran jarum jam weker.

Gaun pengantin yang tiba-tiba ada di rumah ini. Ucapan Bang Fajar yang ditulis pada secarik kertas. Sikap Farhan yang sama sekali tidak pernah terbuka tentang keluarganya. Dan terakhir ucapan gadis itu.

Semua berputar di kepala seperti film. Scene per-scenenya begitu jelas. Semakin aku pikirkan semakin aku yakin, tak ada yang kebetulan.

Pada akhirnya Bang Fajar memang harus kembali.

Sakit?

Lebih dari itu. Membayangkannya saja sudah membuat hati ini berkeping. Apa salahku hingga mereka begitu tega?

Menjelang jam tiga pagi, aku merebahkan diri di ranjang dengan kepala yang berdenyut nyeri, kebanyakan menangis.

Entahlah!

Apa memang aku yang terlalu cengeng atau memang takdir ini yang mengenaskan.

Paginya aku terbangun saat cahaya matahari menerobos masuk dari celah ventilasi. Menatap jam we
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status