Share

Bab 32

Penulis: Lathifah Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-21 13:04:53

Amisha melirik lelaki bertopeng penuh tanya. Lelaki itu tak menoleh kepada Amisha. Matanya menatap lekat pada lukisan di dinding.

“Apa kau bisa mengingatku sekarang?” tanya lelaki itu, setelah sekian lama hening. Ia mengalihkan pandangannya dari lukisan pada Amisha.

“Apa itu istrimu?” tanya Amisha, sedikit prihatin.

Lelaki itu mengempaskan napas kuat. Ia melepaskan tangannya dari pinggang Amisha, berjalan menuju meja ukir di bawah lukisan itu. Ia menarik lacinya dan mengeluarkan sesuatu.

“Pakailah!” Lelaki itu menyodorkan benda yang diambilnya dari laci kepada Amisha. Ternyata benda itu adalah sebuah topeng.

Sesaat Amisha mengamati topeng emas di tangannya. Bentuknya sama persis dengan topeng yang dipakai oleh wanita dalam lu

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 289

    "Masuk!" teriak Amisha dari meja kerjanya begitu mendengar suara ketukan pintu.Sebelah alisnya terangkat ketika melihat Gianna melangkah masuk dengan tangan kosong. Gadis itu tidak membawa tumpukan dokumen di tangannya. Sungguh sebuah kebiasaan yang bertolak belakang dengan kesehariannya di tempat kerja selama ini."Maaf, petugas resepsionis menelepon. Katanya ada seorang remaja menunggu di lobi," beritahu Gianna."Apa dia menyebutkan nama?" tanya Amisha."Petugas itu sudah menanyakan namanya, tapi anak itu bersikeras untuk merahasiakannya. Katanya sih biar jadi kejutan.”Kening Amisha otomatis berlipat laksana kertas diremas. Hatinya tergelitik untuk mengetahui siapa anak ingusan itu. Harus diakuinya bahwa mental anak itu cukup kuat hingga mendatanginya di kantor tanpa mau memperkenalkan diri."Berani sekali dia pagi-pagi mengacau di kantorku," sungut Amisha."Hidupmu memang selalu penuh kejutan," kelakar Gianna, menco

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 288

    Obrolan serius tentang keputusan lamaran Gianna telah beralih rupa menjadi bincang-bincang santai seputar kehamilan Amisha.Gianna merasa bersyukur pertanyaan Harist tentang cucunya yang masih dikandung Amisha dapat menghentikan aksi usil Amisha dan Zain. Mereka berdua sedari tadi terus saja menggoda, membuatnya merasa jengah."Jadi, aku akan punya dua cucu sekaligus?" tanya Harist, berseru girang.Kebahagiaannya terasa makin sempurna. Sesaat lagi ia akan melepas tanggung jawabnya sebagai orang tua bagi Gianna dan menyerahkan tanggung jawab itu sepenuhnya pada suami Gianna nantinya.Menerima kehadiran dua cucu tentu akan membuat hari-harinya akan lebih berwarna. Gelak tawa dan tingkah lucu mereka akan menjadi pengobat sepi yang paling mujarab. Harist makin bersemangat untuk menjalani hari-hari yang akan datang."Iya, Pa. Dua cucu perempuan," bangga Zain."Alhamdulillah. Rasanya papa sudah tidak sabar ingin menimang bidadari kecil

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 287

    "Wah, lucunya!" seru Zain, riang.Gerakan lincah yang terlihat dari layar monitor alat USG itu sungguh membuat hatinya diselimuti rasa bahagia yang tak terkira.Amisha yang masih terbaring menjalani pemeriksaan hanya bisa tersenyum, menyaksikan kegembiraan Zain. Suaminya tampak persis seperti anak kecil yang sedang menonton pertunjukan sirkus.Dokter yang memeriksa Amisha pun ikut tersenyum geli, melihat kehebohan Zain. Jarang-jarang ia menemukan seorang suami bersikap begitu terbuka, menunjukkan kebahagiaannya saat menemani sang istri memeriksakan diri."Mau tahu jenis kelaminnya?" tawar sang dokter.Ia sengaja tidak langsung memberitahu jenis kelamin anak yang dikandung pasiennya, karena terkadang sebagian dari mereka justru lebih memilih untuk menjadikan hal itu sebagai sebuah kejutan."Tentu, Dok!" sahut Zain, bersemangat.Dokter itu pun menggeser posisi ujung transduser USG yang dipegangnya untuk menemukan bagian tu

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 286

    "Papa yakin lelaki ini yang melamar Gianna?" tanya Zain. Matanya terus menatap lembaran foto yang terselip di jarinya. Beberapa kali ia melirik Amisha, membuat Amisha penasaran, lalu merampas foto yang dipegang Zain. Amisha mengernyit, melihat foto lelaki yang berniat mempersunting saudara angkatnya. "Serius, Pa?" Amisha ikut bertanya. Ia melirik Gianna. Gadis itu sepertinya juga tertarik untuk mengetahui siapa calon suami yang ditawarkan papa angkatnya. Sayangnya, Harist lebih memilih merahasiakan jati diri lelaki itu dari Gianna. Harist bangkit dari duduknya, mengeluarkan sesuatu dari sebuah stoples yang tersimpan di dalam sebuah lemari kaca. "Ini. Lelaki itu meninggalkan benda ini. Ia meminta papa untuk menyerahkannya kepadamu." Harist menyodorkan sebuah kotak kecil kepada Gianna. Namun, Gianna tak langsung menyambut benda yang diulurk

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 285

    "Kau tunggu di sini. Aku akan mengeceknya," pinta Zain pada Amisha. Ia membantu Amisha duduk, lalu segera berdiri."Tapi, aku juga pengin tahu," bantah Amisha.Zain membungkuk, meletakkan kedua tangannya di pundak Amisha. Sepasang netra gelapnya mengunci tatapan iris mata unik Amisha."Dengarkan aku, Sweetie! Kita belum tahu pasti keributan apa yang terjadi di luar sana. Jangan bahayakan dirimu dan anak kita. Aku akan memanggilmu kalau semuanya aman," jelas Zain, memberi pengertian pada istrinya yang gampang merajuk itu.Amisha berpikir sejenak, lalu mengangguk, menyetujui saran Zain."Baiklah. Hati-hati!" pesan Amisha, mengusap lembut lengan Zain."Good girl!" puji Zain, tersenyum lega. Ia pun melangkah menuju pintu.Di saat bersamaan, Yoshi juga meninggalkan meja kerjanya. Suara hingar-bingar yang baru saja terdengar di luar sana menggelitik rasa ingin tahunya."Hah!" kaget Gianna, tiba-tiba bangkit dengan mat

  • Lelaki Penakluk Nona Muda   Bab 284

    "Eit! Mau lari ke mana?"Zain menarik bagian belakang kerah baju Yoshi ketika adik sepupunya itu terlihat sedang berusaha melarikan diri.‘Akh, sial! Tertangkap lagi!’ pikir Yoshi, pasrah, tapi tak rela.Ia berjuang membebas diri dan berkilah, "Aku haus.”Kakak sepupunya itu telah menahan lehernya dengan kepitan lengan."Jangan cari alasan!" bisik Zain, dengan suara ditekan.Di ujung lorong menuju ruang kerjanya, Amisha dan Gianna berjalan mendekat dengan langkah santai. Zain terus berdiri menanti kedatangan Amisha tanpa membiarkan Yoshi lolos dari kunciannya.Ia tahu Yoshi sudah menyadari kemunculan Gianna di kantor mereka. Makanya ia berusaha kabur.Semenjak keceplosan kata di acara bakar jagung malam itu, ia memang selalu berupaya menghindari Gianna."Mau sampai kapan kau terus menghindar? Hadapi saja! Lagi pula, belum tentu Gianna mendengar ucapanmu malam itu," saran Zain.Namun, pandangann

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status