Share

Bab 27

Beberapa menit berlalu, Aara dan Citra telah kembali. Mereka lantas duduk kembali di tempat semula.

“Kita bisa lanjutkan?” tanya Hari, pada Aara. “Iya. Kak,” jawab Aara.

“Saya mewakili Keenan, ingin memperjelas pertimbangan apa yang Aara maksud tadi. Adakah hal lain, yang perlu dilakukan atau dipersiapkan Keenan?”

“Di pertemuan kami sebelumnya Kak, Aara membahas tentang pentingnya kesiapan menjadi seorang imam, kepala keluarga. Saya tidak ingin merendahkan suami Aara kelak, jika Aara harus membimbingnya dalam hal agama. Aara tidak ingin mempermalukannya di hadapan Allah.”

Hari mengangguk.

Kei dan Fajar terlihat fokus. Sedangkan Citra, sibuk dengan ponselnya. Dia mulai mengalihkan perhatiannya, dari kondisi yang terus tanpa kepastian ini. Membuat dadanya sesak, khawatir.

“Ketika kesiapan menjadi seorang imam sudah terpenuhi, Aara sangat bahagia Kak. Tapi, ada satu sisi yang juga, sangat penting untuk diperhatikan.


Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status