Share

BAB 22. AYAH YANG BURUK

"Gavin di pindahin ke ruang Vip, dia udah di tangani sama dokter," ujar Bagas ketika dia melihat Gina yang sudah membersihkan diri dan berganti pakaian berjalan mendekat ke arahnya.

Gina menghela nafas lega, seolah batu besar yang menekan dadanya telah di angkat. Bagas membawa Gina ke ruang rawat yang Gavin tempati. Ketika keduanya masuk, Gavin masih berbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit dengan perban melilit kepalanya.

Gina ingin menangis lagi melihat putranya dalam keadaan seperti itu.

"Dia udah enggak pa-pa, Gin. Tinggal nunggu siuman aja." Bagas mengusap punggung Gina dengan lembut.

Dalam hidupnya, Bagas tidak pernah begitu panik. Bahkan ketika peluru lawan melukai tubuhnya, dia akan sangat tenang. Ini pertama kalinya jantung Bagas berdetak kencang melihat seseorang terluka dan itu adalah putranya.

Mengangguk, Gina mengusap sudut matanya. Bagas membawa Gina duduk di atas sofa, wanita itu menatap lurus pada sang putra, jantungnya hampir berhenti ketika melihat putranya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status