Share

Bab 6# Keenam

Mereka masih terus berbincang. Saling menanyakan keadaan satu sama lain.

Sebenarnya yaya bukan melamar kerja karena dia bosan dengan pekerjaannya di Rumah Sakit sebagai Dokter Kandungan. Tapi Itu karena yaya dipaksa oleh mami dan papinya untuk bekerja di perusahaan papi sebagai direktur. Tentu saja yaya menolak.

Bahkan rumah sakit tempatnya bekerja juga milik keluarga mami yang akhirnya memang menjadi bagian mami. Yaya dulu menolak menjadi direktur di rumah sakit tersebut dan memilih bekerja di rumah sakit lain. Tapi mami nya memaksa agar dia bekera disana. Akhirnya yaya setuju, tapi dengan syarat hanya menjadi dokter kandungan.

Sekarang terjadi lagi. Yaya tidak ingin menjadi direktur di perusahaan papa yang bergerak di bidang properti tersebut. Yaya bukan anak tunggal kaya raya okey. Dia punya kakak laki-laki yang juga memilih untuk menjadi pebisnis. Kakak nya juga memegang kendali salah satu perusahaan papa di jakarta. Sayang nya, kakak yaya sudah menikah sekarang. Sudah punya satu putri dan akan segera bertambah.

“Mami nggak boleh banyak pikiran. Santai aja sama teman-teman nya mami,” saran yaya

“Iya. Mami tiap hari santai kok.” jawab mami dan yaya tahu itu memang benar.

“Mami cuman pengen cucu aja dari kamu.” ujar mami tiba-tiba.

Sejak kapan mami mulai berpikir seperti itu ? Ini pasti karena teman arisan dan para tetangga di kompleks rumah mereka.

“Temen mami aja banyak yang bawa cucunya ke mana-mana,” ujar mami lagi

Tuh kan. Sudah yaya duga.

“Kan mami udah punya cucu dari abang!” kata yaya

“Beda dong. Itu kan dari abang. Dari adek juga dong.” jawab mami

Mereka memang dipanggil seperti itu. Abang dan adek. Itu hanya jika mereka sedang berbicara tentang satu sama lain.

“Yaya tutup yah mi. Dadah mami..” ucap yaya yang langsung memutuskan panggilan tersebut.

Ada-ada saja mami nya itu. Calon suami saja belum punya. Bagaimana bisa punya cucu ?!

Hidup setiap orang memang telah ditentukan. Tapi apa salah jika kita ingin mencari yang terbaik menurut kita ?

Yaya hendak meletakkan ponsel nya diatas nakas. Namun belum sampai semenit, ponselnya sudah berdering kembali.

“Ini mami kenapa lagi sih ?” tanya yaya pada dirinya sendiri

 

"Halo selamat malam!" jawab orang diseberang sana saat yaya baru saja mengangkat teleponnya.

Untunglah orang itu berkata lebih dulu sebelum yaya berkata apapun. Bisa saja dia memanggil orang itu mami karena mengangkat telepon tanpa melihat namanya lebih dulu.

Dan lebih parahnya, yaya mengira itu adalah mami nya.

 

"Iya malam!" jawab yaya ramah

 

"Maaf mengganggu malam-malam begini. Saya dari Sanjaya Company, ingin memberitahu bahwa anda diterima di perusahaan kami dan besok anda bisa mulai menandatangani kontrak kerja." ucap pria di seberang sana

 

"Sebentar, apa saya tidak perlu interview ?" Tanya yaya bingung

 

"Tidak perlu. CEO kami ingin anda langsung saja bekerja besok!" jawab pria itu lagi

 

Yaya semakin bingung dengan jawaban itu. Apa perusahaan sebesar itu tidak melakukan interview ?. Atau karena CEO mereka merasa bersalah sudah meninggalkan yaya begitu saja tadi ?. Seperti nya tidak mungkin.

 

Tapi tak apalah. Nanti saja dipikirkan. Yang penting yaya bisa menghindar dari desakan mami dan papi.

 

"Baik pak, terimakasih banyak" ucap yaya lalu menutup sambungan telepon itu setelah di rasa tidak ada lagi yang perlu di bicarakan.

Baiklah. Mulai besok yaya akan bekerja dari di kantor.

Jadwal nya senin-jumat. Dan hari sabtu-minggu dia akan bekerja di rumah sakit. Seperti itulah. Setidaknya dia bisa menuruti perkataan mami dan papi. Walau tidak menjadi direktur di perusahaan papi dan juga rumah sakit milik mami.

Semoga saja semua nya berjalan lancar.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status