Beberapa hari setelahnya, audrey datang terlambat ke kantor hari ini. Itu karena dia mengobrol panjang lebar dengan yaya semalam. Jadilah dia terlambat bangun pagi ini.
Tapi untunglah. Dia belum terlalu terlambat. Jadi itu masih bisa ditoleransi.
“Ah sayang. Jangan disini!” ucap seorang wanita yang sepertinya baru Audrey dengar disini.
Dia penasaran dengan suara itu, dan berjalan mendekat kesana. Sepertinya tidak jauh dari lift.
“Oh astaga!” ucap audrey sembari menutup matanya dan langsung berbalik.
Audrey kaget saat melihat vano sedang mencium seorang wanita berpakaian sexy di depannya.
“Apa yang kamu lakukan di situ ?” tanya vano yang menyadari kehadiran Audrey
“Tidak pak.” Jawab audrey
“Kita ke ruangan saya saja.” Ucap vano yang masih bisa Audrey dengar
Mereka berdua berjalan kearah lift khusus petinggi perusahaan.
“Kamu tidak ingin masuk ?&rdquo
Vano datang ke kantor pagi ini dan dia melihat audrey sedang berbincang bersama beberapa karyawan lain.Bagaimana bisa dia tampak baik-baik saja ?Dia sudah sembilan hari tidak bertatap muka dengan vano semenjak kejadian itu. Mungkin saja itu alasan dia tampak baik-baik saja. Cewek memang tidak pernah peka.“Selamat pagi pak”“Pagi pak vano”Para karyawan menyapa-nya tapi dia hanya diam saja.Dia melirik Audrey namun dia tidak terganggu dengan kehadiran vano sama sekali.“Aud!” panggil temannya“Iya ?” ujar audrey“Barusan pak Vano liatin elo. Kok nggak lo sapa sih ?” tanyanya“Masa sih ?” ucap Audrey yang berpura-pura tidak tahu.“Iya beneran. Masa sih lo nggak lihat ?” tanya temannya lagj“Enggak tuh. Nggak gue perhatiin sih tadi.” Jawab audrey“Lo mah. Seganteng pak Vano aja lo anggurin.&rd
"Permisi mba” ucap seorang office girl saat audrey hendak pergi keruangan pak vano“Iya..” jawab audrey“Mba audrey ngeliat pak dika ? Dicari sama boss soalnya” jelasnya“Pak dikanya lagi makan siang. Tapi nggak usah dicari. Nanti saya yang kasih tahu sama pak boss” ujar audrey“Saya kebetulan mau kesana” ujar audrey lagi“Baik mba. Makasih sebelumnya. Saya pamit dulu” ucapnya lagi dan audrey mengangguk mengiyakan.Kenapa vano suka sekali marah-marah ?. Habis semua pekerja dia marahi di kantor ini.“Permisi pak..” ucap audrey yang langsung masuk ke ruangan vano tanpa mengetuk lebih dulu.“Ngapain kamu disini ?” tanya pak vano“Loh. Bukannya bapak tadi nyariin saya ?” bukannya menjawab, Audrey malah balik bertanya.Dia langsung menutup pintu ruangan dan duduk di sofa yang ada disana.“Itu tadi. Sekaran
“Percuma. Sekeras apapun mencoba, dia nggak akan bisa cinta sama kamu”Yaya sudah mulai bekerja lagi di rumah sakit. Kali ini dia mengambil jadwal di hari Jumat-Minggu. Itu akan membuatnya sibuk sehingga tidak akan bertemu dengan kak ryan saat akhir pekan.Ini adalah hari sabtu. Jadi yaya sudah siap dengan pakaian kerjanya. Dia bahkan tidak meminta izin pada kak ryan.Yaya bekerja dari pukul 08 pagi, hingga pukul 05 sore. Dia juga tidak bekerja di kantor kak ryan lagi. Sepertinya kembali ke sana bukanlah ide bagus.“Yaya” teriak seseorang saat yaya sedang membeli beberapa cemilan di minimarket.“Eh yudha” jawab yaya saat melihat yudha lah yang memanggilnya“Lagi ngapain ?” tanya yudha“Ini lagi beli cemilan aja. Kebetulan lewat sini tadi” jawab yaya dan
“Baiklah. Mari lakukan satu hal yang lebih baik hari ini”Beberapa hari kemudian yaya memasak di dapur seperti biasa. Sepertinya bahan makanan-nya berkurang, dia harus berbelanja.Dia berjalan hendak ke kamarnya tapi melihat kak ryan yang masih terlelap. Dia akan terlambat jika masih tidur jam begini.Apa yaya harus mempersiapkan semua perlengkapan ke kantornya juga ?Yaya berjalan ke arah kamar kak ryan dan membangunkan-nya"Kak.. kak" kata yaya mengguncang tubuh kak ryan“Bangun kak” ucap yaya"Emmm.." hanya itu yang terdengar dari kak ryan. Matanya pun masih setengah tertutup."Bangun. Enggak ke kantor ? Nanti telat" kata yaya memberitahu"Eh” kaget kak ryan. Dia langsung bangun dari tidurnya dan kaget saat melihat yaya yang berada di sana.
“Cantik. Singkat, namun mampu membuat perasaan ku bahagia”"Mana ryan ?" Tanya diana yang baru saja datangAstaga. Siang ini yaya kedatangan tamu yang tidak ada sopan nya sedikitpun. Kenapa dunia yaya berisi orang seperti diana ?.“Mana ryan ?” Tanya diana sekali lagi"Apa sopan bertamu seperti itu ?" Sinis yayaYaya sangat bosan dengan tingkah wanita ini. Dia bahkan sudah mengatakan nya berkali-kali. Dia sangat bosan."Gue enggak perlu ceramah dari lo" kata dianaYaya menatapnya sinis. Yaya tidak merasa sedang memberikan sebuah ceramah. Lebih tepatnya dia sedang melakukan sindiran."Kamu pikir ini rumahmu ?" Tanya yaya"Cepat keluar sebelum saya memanggil security lalu menyeretmu keluar" ucap yaya geram. Sudah cukup dengan semua tingkahnya selama ini. 
“Awalnya dia ingin bertahan. Tapi jika seperti ini, apa yang harus di pertahan kan ? ”~Hari terus berganti dan sekarang hubungan yaya dan kak ryan semakin dekat. Walau diana masih saja berada diantara mereka. Tapi setidaknya hubungan mereka jauh lebih baik sekarang."Dek" panggil kak ryanYaya yang sedang menyiapkan makanan pun tidak mendengarnya."Sayang" panggil kak ryan. Dia memanggil yaya lagi saat berada di ujung tanggaYaya menghampiri nya yang masih setia berdiri di tangga"Ada apa ?" Yaya bahkan sempat kaget tadi saat mendengar nya"Gitu kan. Jawabnya ketus banget" kata kak ryan cemberutYaya hanya menghela napas pasrah"Kenapa sih ?" Tanya yaya lagi"Dipanggil dari tadi kok enggak nyahut" jelas kak ryan
“Mungkin dia memang egois. Karena dia tidak akan membiarkan nya pergi. Tidak hari ini, esok, atau nanti”Keesokan harinya ryan masih menunggu yaya untuk menyiapkan pakaian kantornya. Dia hanya berjalan kesana kemari dan sangat ragu untuk mengetuk pintu kamar yaya.Sepertinya dia harus menyiapkan semuanya sendiri kali ini. Semoga saja semuanya segera membaik. Ryan pergi meninggalkan kamar yaya dan menuju kamarnya. Yaya pasti tidak akan berbicara dengan nya. Jika ryan keras kepala, maka yaya juga sama keras nya."Pagi tuan" sapa bibi saat melihat ryan baru saja menuruni tanggaRyan kembali merasakan suasana itu. Dimana sapaan pagi itu berasal dari para pelayan dan bukan yaya. Rasanya sangat berbeda.Ryan hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia tidak sedang dalam mood yang baik untuk berbicara atau menjawab."Ini sarapannya tu
Hubungan audrey dan vano semakin membaik beberapa hari ini. Itu berawal dari kebersamaan mereka saat di ruangan vano waktu itu.“Aud!” panggil vanoAudrey sedang berada di pantry untuk membuat kopi untuknya saat ini.“Saya pak ?” ujar Audrey“Tolong buatin saya kopi.” Pinta vano“Loh. Pak vano langsung turun ke sini ?. Kenapa tidak menyuruh petugas saja ?” tanya audreyPadahal boss itu tidak pernah datang langsung ke sana. Biasanya, dia akan menyuruh karyawan umtuk membuatnya.“Saya tahu kamu pasti ada di sini. Jadi saya sengaja ke sini supaya ketemu sama kamu.” Jelas vano sembari tersenyumAudrey hanya mengangguk setelah mendengar itu.“Baiklah. Jadi saya akan meminta petugas disini untuk mengantrakan kopi ke ruangan pak vano.” Ucap audrey“Loh. Kok gitu sih ?” tanya vano“Kenapa dengan bos