Share

Life or Not
Life or Not
Penulis: Moody Moody

Bab 1 Prolog

Kehidupan manusia sebagaimana yang terjadi pada dasarnya memang tidak luput dengan tragedi. Banyak yang berpikir dunia ini tidak adil setiap nafas terasa sesak seakan oksigen hampir punah. Namun diriku mencoba terus berjalan beriringan dengan beban yang kupikul disetiap nafasku. Jeritan jiwaku membuat tidak berdaya hari demi hari aku mencoba untuk melewati dan membuatnya menjadi nyata.

Namaku Brian McDonnie kini diriku seorang dokter bedah disebuah rumah sakit di kota Beverley. Usiaku hari ini tepat 25 tahun. Diantara semua rekan kerjaku bisa dibilang aku paling muda. Mungkin aku termasuk orang yang beruntung diantara semua orang dalam lingkungan pekerjaanku semua tugas yang diberikan padaku selalu berjalan dengan baik tanpa adanya sedikit pun kesalahan. Bukannnya ini sombong hanya saja kenyataan lah memberikan jawaban.

Aku tinggal di apartemen tidak jauh dari tempatku bekerja hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit saja menggunakan mobil. Hidupku bisa terbilang rumit. Orang tuaku tinggal di luar kota sudah lama sejak aku lulus dari Universitas kedokteran mereka tidak pernah bertemu denganku karena kami saling sibuk. Hanya berkomunikasi dengan video call saja. Namun diriku sudah terbiasa dengan hal seperti itu aku tidak terlalu mempermasalahkan tentang mereka.

Mengingat keluargaku aku memiliki satu adik perempuan 3 tahun lebih muda dariku yang kini dia menjalani kuliah di kota Domino namanya Bella McDonnie. Dia sangat mirip denganku memiliki warna mata cokelat dengan rambut hitam lurus. Sudah lama sekali tidak bertemu dengannya terakhir kali ketika aku sebelum berangkat ke Baverley.

Orang-orang mengatakan jika diriku jenius tapi dari lubuk hatiku itu tidak realistis. Hanya ambisius itulah yang ku sadari. Hidup ini terus berjalan dimana aku tidak lagi berada ditempat yang sama semuanya perlahan berubah seiring dengan berjalannya waktu hal itu berlaku untuk setiap manusia di dunia ini tidak terkecuali diriku. Sorot mata yang terpancar padaku seakan orang-orang mengisyaratkan suatu makna. Kadang dalam kepalaku terlintas suatu ide yang menakjubkan dimana aku bisa melakukan banyak hal dalam waktu singkat tanpa khawatir dengan konsekuensi yang akan menimpaku.

Imajinasi itu terus bermunculan dalam benak ku. Menandakan bahwa diriku masih terbilang cukup kekanakan. Padahal usiaku sudah berada di tingkat remaja akhir secara medis seperti itu. Dulu aku tidak berpikir untuk menjadi salah satu pekerja dalam bidang kesehatan aku hanya mengedepankan hobiku yang mana saat itu bahkan sampai sekarang aku masih menggelutinya bermain video game dan fotografis dua hal yang tidak bisa terpisah dariku. Sebelum akhirnya orangtuaku menyuruhku seperti pamanku bergelut dalam dunia medis. Sungguh sangat berat awal yang kurasakan hanya saja begitu seiring berjalannya waktu sepertinya ini tidak buruk dan tentu saja aku menikmatinya. Begitu juga dengan keluargaku mereka sangat membanggakanku bahakan kata-kata berlebihan sering terucap.

Setiap hari setiap waktu yang ku jalani begitu berharga sama sekali aku tidak pernah menyesal meskipun begitu aku masih mengundang tanda tanya kenapa pamanku dan kepala rumah sakit dimana tempat ku bekerja berikeras untuk memindahkanku ke Domino. Di satu sisi aku bersyukur mungkin disana aku lebih bisa banyak belajar lagi untuk membuat karirku semakin bagus tidak hanya itu saja aku juga bisa bertemu dengan adik perempuanku. Perasaan yang tidak biasa ini selalu menghantuiku menjadikan diriku overthinking. Mungkin ini jalan yang harus ku lalui ujian yang harus di lewati tanpa sadar aku begitu menyayangi keberadaan juga kebersamaan bersama rekan-rekanku di Mourin Hospital tempaku bekerja.

Keputusan yang berat kini ku putuskan dengan banyak pertimbangan pada akhirnya lagi-lagi aku melunak yang menyetuji semuanya tanpa banyak berkomentar. Aku hanya berharap keputusan yang telah ku ambil tidak berujung ke dalam penyesalan. Dua hari yang lalu setelah berpamitan dengan rekan-rekanku bahwa aku akan dipindahkan tugas mereka seraya mengucapkan salam perpisahan dengan mengadakan party BBQ terlebih dahulu pada malam hari di restoran BBQ. Kami merayakannya dengan acara minum-minum sebagai tanda party terakhir kalinya. Waktu sudah menunjukan pukul 02:00 kami langsung pulang ke rumah masing-masing sambil mengucapkan salam terakhir.

Aku menghubungi keluargaku untuk memberitahu mereka bahwa aku akan pindah ke Domino dikarenakan pekerjaan. Mereka dengan tenang memberikan dukungan padaku dan sepertinya tidak ada kekhawatiran sama sekali terlihat dari ucapan mereka di telpon.

Sekali lagi aku berpikir apakah yang ku lakukan ini benar? Apakah aku terjebak dalam perangkap? Ini terlihat janggal? Akankah aku baik-baik saja? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu bermunculan sampai aku tidak bisa tertidur bahkan sudah beberapa kali memejamkan mata. Hingga aku kembali membuka ponsel dan membaca banyak webtoon agar aku merasa ngantuk dan mulai terlelap. Pemikiran yang terlalu berlebihan sudah sering terjadi padaku bahkan sampai membuatku terjaga sepanjang malam dan besoknya aku mengantuk beruntungnya hari itu aku libur sehingga tidak perlu risau dengan kerjaanku.

Kota Domino tempat dimana semua orang terlihat sibuk suasana metropolitan yang membuat kota ini terkenal dengan sangat metropolis. Orang-orang berlalu lalang kesana kemari menjadikan terasa hidup mereka telihat akan berangkat bekerja ada juga yang sepertinya pergi ngampus dan hal lainnya. Awalnya aku pikir akan berjalan semestinya dalam bayanganku terlintas pikiran seperti itu. Aku yang tengah bergegas menuju ke rumah sakit Holive yang mana itu adalah tempatku kini bekerja. Dalam perjalanan menuju ke sana kali ini aku akan menaiki bis sesampainya di halte tepat dekat Holive Hospital dengan bersemangat aku pergi kesana. Ini akan menjadi awal yang baik mungkin. Namun takdir berkata lain secara tidak sengaja aku bertemu dengan dia apakah ini suatu kebetulan yang nyata? Perasaanku yang tadinya tenang kini sebaliknya.

Apakah pertemuanku dengan dia ini sudah di takdirkan? Seketika hal ini telintas dalam kepalaku ataukah ini sebuah bencana yang membuatku terseret dalam kegelapan? Atau ini sesuatu yang manis yang akan menjadi ending yang ku nantikan? Rasanya aneh kenapa diriku dipenuhi dengan rasa penasaran sampai telintas memori yang sudah lama ku kubur.

Masa depan memang tidak bisa ditebak begitu juga dengan hari esok kita tidak bisa memperkirakan sesuai dengan ekspektasi yang terlintas dalam benak. Kadang takdir memang selalu memberikan kejutan. Semua kembali ke dalam diri apakah akan menerimanya dan menghadapinya? atau justru lari dan menghindarinya? Semua pilihan ada dalam genggaman setiap orang tinggal bagaimana cara dia memilihnya. Hidup bertumbuh dan jatuh adalah beberapa hal yang tidak bisa dihindari bagi semua manusia tidak terkecuali diriku. Apakah yang ku lihat ini nyata? Sampai pada akhirnya semuanya tenggelam dalam jurang teka-teki. Jawaban yang akan menetukan hidupku semuanya akan terungkap dalam suatu kisah yang tertulis melalui garis yang terikat dalam benang merah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status