Share

Bab 6 Rencana Sebelum pergi

Mahira POV.

Walaupun sudah beberapa jam berlalu, tapi ucapan mas Gani masih terus terngiang-ngiang. Bolehkah aku bertanya padamu mas, kenapa kau begitu membenciku? Bukan aku yang menghendaki pernikahan ini, lalu kenapa kau selalu mengagap aku akan menggantikan posisi mba Rahma?

Tidak, mas! Aku sama sekali tak pernah mempunyai niat menggantikan mba Rahma.

Bahkan hanya sekedar bermimpi saja aku tak berani. Aku pikir, seiring berjalannya waktu kamu akan sedikit membuka hatimu untukku. Namun aku salah, sangat sulit menggapai hatimu. 

Kau berkata Dita adalah anakmu satu-satunya, seolah menegaskan bahwa anak dalam kandunganku adalah sebuah kesalahan. Kau tidak hanya menyakitiku mas, kau juga menyakiti calon anakku. 

Kau tau, mas? Aku tulus menyayangi Dita, aku tak pernah menyuruh Dita untuk melupakan mendiang mba Rahma. Bahkan aku tak pernah menyuruh Dita memanggilku  bunda.

Kau tau Mas, aku selalu merasa bersalah pada Dita karena selalu berpikir kau menjauhi putrimu karena Dita memanggilku bunda dan itu akan membuatmu mengingat mba Rahma. Bisakah mulai sekarang kau bersikap seperti dulu pada putrimu mas.

Kau tidak tau bukan bahwa putrimu selalu

menangis diam-diam saat dia merindukan mendiang mba Rahma dan merindukan sosok ayah seperti dulu.

Tapi kau dimana saat putrimu terus menanyakan kehadiranmu? Dan tentu saja kau sibuk rasa bencimu padaku. 

Dan kini, semua telah jelas. 

Hari ini,  hari dimana aku mendengar semua dari mulutmu sendiri tentangku dan tentang anakku. Maka hari ini aku menyerah padamu dan menyerah pada pernikahan ini.

Aku tau, saat aku keluar dari rumah ini, kesulitan akan menantiku. Aku harus menjadi orang tua tunggal untuk putraku, dan aku harus menghidupi putraku seorang diri dan tentu akan banyak lagi kesulitan yang akan menyapaku. Tapi tak mengapa,  setidaknya itu lebih baik dari pada aku bertahan denganmu tapi aku harus menyaksikan saat nanti putraku mengemis kasih sayang pada ayahnya. 

Author pov

Setelah lelah menangis, Mahira pun akhirnya tertidur. Dia kembali terbangun saat kumandang azan magrib.

Mahira pun perlahan turun dari ranjang dan berjalan kearah kamar mandi.

Setelah menyegarkan diri di kamar mandi dan melakukan wudu. Mahira pun melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Dihadapan Sang Kuasa,  Mahira mengadukan segala keluh kesahnya, Mahira tak meminta banyak padan Allah,  dia hanya berharap Allah mempermudah jalannnya ketika setelah berpisah dari Gani.

Setelah selesai melakukan sholat magrib,  Mahira mengambil tas besar dari lemarinya. Ia memasukan semua pakaiannya kedalam tas. Mulai malam ini, Mahira memutuskan untuk tidur di kamar bk Karti. 

Ya,  Mahira memang memutuskan untuk pergi, akan pergi ketika dia akan melahirkan. Dia tak bisa pergi karena walau bagaimana pun, dia harus memberi pengertian pada Dita tentang kepergiannya nanti.

Walau tak mungkin, esok hari,  Mahira memutuskan untuk mencari pekerjaan untuk makan dan kebutuhannya sehari-hari. 

Saat awal pernikahan, Gani tanpa prasaan melemparkan Atm pada Mahira, walau pun Mahira menerima atm tersebut, Mahira sama sekali tak pernah memakainya. Dia tak tau cara mengambil uang di atm sedangkan dia juga takut untuk bertanya pada Gani. 

Alhasil, untuk kebutuhannya selama ini dia memakai gajih yang dia tabung saat menjadi pengasuh Dita. 

Setelah selesai membereskan pakaiannya pakaiannya. Mahira pun berjalan untuk keluar dari kamar. Sebelum keluar,  sejenak Mahira menoleh kebelakang dia melihat kamar yang penuh dengan kenangan menyakitkan.

"Mahira!" Panggil bi Karti saat melihat Mahira keluar kamar sambil menjinjing tas besar.

"Mahira, kau mau kemana, Nak?" Tanya bi Karti lagi. Bi karti yang akan membangunkan Mahira malah dibuat takut saat Mahira tas besar, bi karti sungguh takut Mahira pergi dari rumah. 

Mahira tersenyum. "Bi, bolehkah mulai saat ini aku tidur dengan bibi?" Tanya Mahira. 

Bi karti menghela napas lega, saat tau Mahira tak akan pergi.

"Ayo! Biar bibi  bawa tasmu." Bi karti mengambil alih tas yang di tangan Mahira. Bi karti tak mau repot-repot menanyakan kenapa Mahira ingin tinggal di kamarnya. Bagi bi Karti yang terpenting Mahira tidak pergi. 

Ada yang gemesh sama Gani🤣🤣

Jan lupa subs ya

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status