Share

Masalah Prioritas

"Are you okay?" tanya Bagus berkali-kali melirik Caca yang sedang menyandarkan bahu lelah ke kursi mobilnya.

"Memang aku kenapa?" Caca pura-pura terkekeh, padahal hatinya menjerit.

Caca memang patah hati melihat interaksi Adelia dan orang yang dicintai. Apalagi saat keduanya dansa berdua, dan Caca terpaksa dansa dengan Bagus sehingga laki-laki berwajah baby face itu senang sekali. 

Tapi, Caca memutuskan akan lebih kuat. Apalagi saat mendengar Adelia dengan sombong mengingatkan posisinya di hati Abian. Caca tidak mau terlihat lemah, dia menahan diri agar tidak tersulut emosi. 

Barulah saat Adelia hendak mengejeknya lagi, dengan gerakan santai Caca menumpahkan sisa cocktailnya ke gaun merah marun yang membalut tubuh ideal Adelia sampai perempuan itu hendak memaki.

"Sorry, aku nggak sengaja," ucap Caca tadi bertepatan dengan mamanya datang. Arnita langsung meminta maaf, sedangkan Adelia kembali memasang ekspresi sok baik.

Adelia tersenyum, sebelah tangannya mengusap-usap gaun yang terkena cocktail. "Nggak apa-apa, kok."

"Sebagai permintaan maaf, gimana kalau pakai gaun aku dulu. Kayaknya ada yang ditinggal di rumah." Caca menawarkan dengan senyuman mengejek. Dia akan senang melihat ekspresi Adelia kesal harus memakai gaunnya.

Acara anniversary papa dan mamanya memang berlangsung di halaman rumah yang sudah didekorasi tema outdoor. Warna hijau dan putih mendominasi sesuai selera Arnita.

Adelia melirik ke arah Caca dengan tak suka, kalau saja tidak mengingat ada calon mertua. Pasti sudah memaki Caca habis-habisan. Adelia memang pintar sekali berwajah dua, sampai Caca takjub sama aktingnya.

"Sayang, Caca benar. Ukuran badan kalian kayaknya sama. Sebentar lagi mau dansa sama Abian, 'kan?"

Ada yang menusuk mendengar mamanya mendukung Adelia, dia tahu mamanya akan melakukan apa saja demi kebahagiaan Abian. Termasuk membiarkan keduanya dansa tanpa mengetahui anak gadisnya terluka.

Tapi, Caca menahan rasa sakitnya. Dia cukup puas menyaksikan Adelia menahan geram harus mengenakan gaunnya yang jauh dari kata seksi atau glamor apalagi milik Caca, calon adik ipar yang tidak disukainya. Rata-rata gaun Caca itu simpel. Dipakai juga jarang, paling saat acara penting. Dan Caca tahu sekali selera model berkelas seperti Adelia.

Perempuan itu meringis. "Aku bersihkan saja ke kamar mandi, Tante."

"Lho, mending pakai punya Caca saja. Ayo Mama antar." Arnita mengapit lengan calon menantunya.

Caca tersenyum pahit mendengar Arnita menyebutkan dirinya Mama pada Adelia. Seakan-akan sudah menganggap perempuan sialan itu menantu resmi.

"Caca." Arnita menoleh ke anaknya agar ikut mengantar. Bagaimana juga itu masih kamarnya dan semua isinya privasi sang anak.

"Mama masuk saja, aku mau cari Bagus. Mama punya kuncinya, kan?"

Berkali-kali Caca mengatur pernapasan mengingat adegan di acara anniversary mamanya. Kemesraan Abian dan Adelia paling mengganggu pikiran.

"Ca?" Bagus menoleh lagi mendapati perempuan yang malam ini semakin cantik dibalut gaun putih sedang melamun.

Caca tergagap dan panggilan Bagus menyadarkan dari lamunan. "Eh, iya."

"Kenapa sih menunggu orang yang jelas-jelas tidak mengharapkan kamu." Bagus berdecak seakan-akan memberi kode kalau ada dirinya siap menerima.

Caca memiliki kecerdasan di atas rata-rata menurun dari sang ayah. Dia lalu terkekeh. "Ngarep ya kamu, aku tahu kode-kodenya."

"Namanya usaha." Bagus menyengir selagi melajukan mobilnya pelan ke apartemen.

Bagus cukup senang melihat Caca kembali tegar, selama mengenal perempuan di sampingnya. Caca memang bukan gadis cengeng kecuali melibatkan hubungan Abian. 

"Berhenti berharap, Gus. Lagian aku heran, perempuan tuh pada kesengsem sama kamu cuma di-PHP." 

Memang Caca tidak pernah mencantumkan nama Bagus dalam rencana masa depannya. Dia tidak berniat membalas perasaan Bagus, baginya cukup bersahabat dan tidak akan kehilangan Bagus gara-gara cinta.

"Aku maunya kamu, Hon." Bagus menaik turunkan alisnya. Caca hanya menatap muak mendengar alasan Bagus tidak berubah dari dulu, namun selalu merespons wanita-wanita yang mendekati tanpa menjadikan salah satunya pacar.

Hobi Bagus membuat perempuan menangis gara-gara patah hati sering membuat ketiga sahabatnya geleng-geleng. Bahkan ada yang terang-terangan meminta Bagus jadi pacarnya di depan umum, juga masih ditolak.

Menurut Malika perasaan Bagus pada Caca yang tidak kunjung dibalas adalah karma sering melukai perempuan. 

Ketiga sahabatnya memang tidak pernah iba pada Bagus, juga tidak pernah merasa sungkan menyusahkan Bagus kapan saja butuh. Seakan-akan Bagus dilahirkan untuk mengurus ketiga sahabat perempuannya, terutama Chessy yang naik taksi saja takut diculik.

"Ca, kenapa sih kita nggak coba dulu?" Bagus tidak menyerah, apalagi mengetahui kalau saingan terberatnya akan menikah. Jelas merasa ada kesempatan terbuka lebar.

"Ngaco!" 

Bagus mengerang sedih, entah berapa ratus kali ditolak Caca sejak dulu. Hebatnya ia masih setia menunggu status sahabat naik menjadi sepasang kekasih. 

"Besok acaranya mau ke mana?" Bagus mengganti topik pembicaraan dan akan mencoba peruntungan lain kali. Jangan harap Bagus akan mundur teratur. Cintanya pada Caca sudah menempati bagian terdalam.

Caca mengedikkan bahu. "Nggak tahu, mungkin akan menemui klien mungkin. Kemarin bilang mau atur jadwal ketemu."

Hidup Caca tidak bergantung pada orang tua. Dia bisa membayar sewa apartemen dan membeli kebutuhannya dengan hasil menulis. Namanya tidak perlu ada di buku, asalkan bayaran sesuai. Itu prinsip Caca yang lebih suka mendapatkan uang banyak daripada terkenal.

Caca tumbuh dari keluarga berada apalagi saat Abian bergabung ke perusahaan sang ayah. Nama perusahaannya semakin terkenal di dunia bisnis. Abian seorang arsitek yang semua rancangannya terbukti sukses. Tidak heran kalau banyak pihak mau bekerja sama dengannya. 

Tapi, Caca selalu menolak jatah bulanan dari sang papa selagi bisa mendapatkan uang sendiri dari jasanya sebagai gost writer.

*** 

"La, tolong kirim ke saya laporan buat proyek pembangunan apartemen Herlin. Saya mau review secepatnya." 

Perempuan yang dipanggil Lala mengangguk, dia adalah staf di kantornya. Saat ini Abian sibuk menangani beberapa proyek, bahkan harus ada di kantor usai malamnya merayakan anniversary mama dan papanya.

Lala kerjanya cekatan sekali dan Abian sangat percaya pada staf-nya ini. Terbukti hasil kerjanya tidak pernah mengecewakan. Lima tahun sudah bergabung dengan KA Architects.

"Ya sudah saya tunggu laporannya di meja," ujarnya sebelum memasuki ruang kerja yang luas dengan jendela besar menampilkan pemandangan Jakarta yang didominasi gedung bertingkat.

"Baik, Pak." Lala mengangguk.

Abian harus menyelesaikan pekerjaan sebelum jam makan siang karena Adelia semalam sudah mengajak makan seafood bersama.

Setelah kelar review proyek apartemen mewah dan mal besar yang harus di submit besok. Abian mengecek ponselnya mendapati banyak sekali chat masuk dari tunangannya. 

"Astaga, jam makan siang sudah lewat sepuluh menit." Abian mendesah panjang, padahal sudah berusaha secepat mungkin menyelesaikan pekerjaan.

Panggilan dari Caca di smartphone-nya mendahului sebelum Abian mengirim balasan untuk tunangannya.

"Mas, aku mau ke kantor, ya. Soalnya aku baru ketemu klien di dekat sini." Suara Caca terdengar di ujung telepon.

Abian sedang merapikan map-nya, sedangkan sebelah tangan menempelkan ponsel ke daun telinga. Dia mendesah pelan, merasa bersalah menolak permintaan adik kesayangannya, namun Adelia pasti sudah menunggu dengan kesal.

"Ca, Mas mau makan siang sama Mbak Adelia. Kalo kamu mau gabung nggak apa-apa, Mas akan senang." Abian paham ada ketegangan antara keduanya, entah apa masalahnya. Dan Abian berharap keduanya bisa akrab.

Terdengar helaan napas panjang dari seberang. "Oh, ya sudah aku pulang saja. Sekarang waktu luang Mas cuma milik Adelia!"

Abian menggeleng, dia sudah berjalan menuju lift untuk menyusul Adelia di restoran yang sudah ditentukan. 

"Kamu bicara apa, Ca," ujarnya merasa heran dengan tingkah Caca berubah menyebalkan akhir-akhir ini. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
ci panda
aduh jadi penasaran ama lanjutannya deh,critanya bagus bangeeet! btw kak author kalo ada sosmed aku pingin follow dong
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status