Compartilhar

Bab 163

last update Última atualização: 2025-10-28 22:09:37

Di balkon ruang kerjanya Aizar tampak bertelanjang dada, lalu Satrio datang untuk memijatnya, “Pak Aizar sepertinya kurang istirahat,” ucap Satrio mulai menyapu krim urut di punggung Satrio.

“Lebih tepatnya mulai banyak tanggung jawab yang harus aku jalankan, istirahat pun tidak akan pernah cukup,” ujar Aizar mulai memejamkan mata saat jari-jemari Satrio mulai memijatnya.

“Belajar di mana kamu? Enak pijatanmu?” tanya Aizar merasa pijitan Satrio seperti seorang ahli terapis.

“Sejak kecil aku sudah terbiasa memijat ayahku,” jelas Satrio.

“Pijat seluruh badan bisa juga?”

“Iya, bisa, Pak.”

“Kapan-kapan aku mau coba, nggak apa-apa, kan?”

Satrio hanya mengiyakan sambil terus memijat punggung Aizar yang tegap dan kekar, lalu ia pun memijat lengan Aizar yang kekar, “Bossku ini memang benar-benar lelaki perkasa,” batin Satrio sambil terus memijat Aizar.

“Rio, jangan lupa pesan komputer untuk Furi, kirim langsung ke kantornya sore ini,” ujar Aizar tiba-tiba teringat janjinya pada Furi.

“Siap,
Continue a ler este livro gratuitamente
Escaneie o código para baixar o App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 165

    Sesuai rencana, Aizar membawa Satrio berkunjung ke rumah keluarganya setelah pulang dari kantor Aiwa. Selalu merasa kesepian setiap berada di rumah merupakan salah satu alasan, sehingga punya teman ngobrol di rumahnya yang besar dan mewah. Apalagi Kek Pram dan Nek Ariyanti sedang tidak ada di rumah, bertambah sepi sunyi sajalah rumah keluarga besar Pramudya itu.“Eh, Aizar, baru pulang, Nak?” ucap Cempaka yang sedang duduk bersantai di depan teras rumah sambil menikmati kudapan petang, saat melihat Aizar datang."Iya, Mah,” balas Aizar menyalami mamanya. “Ini staf-ku di kantor, namanya Satrio,” balas. Aizar memperkenalkan Satrio.“Sore, Bu…” sapa Satrio sambil menundukan sedikit tubuhnya.“Oh iya, kamu staf baru ya? Kelihatan masih muda sekali,” balas Cempaka sambil tersenyum penuh keramahan.“Rio masih magang, Mah,” ujar Aizar menjelaskan.“Lho…, maksudnya kamu anak kuliahan?”“Iya, Bu, saya sedang mengerjakan tugas akhir,” jelas Satrio.“Oh… berarti kamu seumuran dengan Aizar ya?”

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 164

    Belum lama kembali ke ruang kerjanya, telepon di meja kerja Adirah berdering, “Halo, Dirah, tolong naik ke ruanganku sekarang,” ucap Aizar di sana saat ia mengangkat panggilan itu.Gawat! Pasti Aizar tahu aku baru saja menemui Pak Sony! pikir Adirah panik seketika.Huft! Adirah menghela napas perlahan sebelum keluar ruangannya, ia harus mempersiapkan jawaban sebaik mungkin jika nanti Aizar menanyakan pembicaraannya dengan Pak Sony.Sesampainya di ruangan Aizar, Adirah melihat Satrio masih ada di sana. Ia tampak sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon di meja kerja Aizar.“Dirah pada surat perjanjian yang kamu buat, ada beberapa bagian yang harus kamu revisi, terutama mengenai pasal tuntutan ganti rugi pada pihak klien seandainya prototype yang kita beli juga dijual atau dimiliki pihak lain. Nominal dendanya juga kamu ubah jadi 100 Juta. Pahamkan, Dirah?” ucap Aizar sambil menyerahkan file di tangannya pada Adirah.“Oh… iya baik, Pak, nanti akan aku revisi filenya,” jawab Adi

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 163

    Di balkon ruang kerjanya Aizar tampak bertelanjang dada, lalu Satrio datang untuk memijatnya, “Pak Aizar sepertinya kurang istirahat,” ucap Satrio mulai menyapu krim urut di punggung Satrio.“Lebih tepatnya mulai banyak tanggung jawab yang harus aku jalankan, istirahat pun tidak akan pernah cukup,” ujar Aizar mulai memejamkan mata saat jari-jemari Satrio mulai memijatnya.“Belajar di mana kamu? Enak pijatanmu?” tanya Aizar merasa pijitan Satrio seperti seorang ahli terapis.“Sejak kecil aku sudah terbiasa memijat ayahku,” jelas Satrio.“Pijat seluruh badan bisa juga?” “Iya, bisa, Pak.”“Kapan-kapan aku mau coba, nggak apa-apa, kan?”Satrio hanya mengiyakan sambil terus memijat punggung Aizar yang tegap dan kekar, lalu ia pun memijat lengan Aizar yang kekar, “Bossku ini memang benar-benar lelaki perkasa,” batin Satrio sambil terus memijat Aizar.“Rio, jangan lupa pesan komputer untuk Furi, kirim langsung ke kantornya sore ini,” ujar Aizar tiba-tiba teringat janjinya pada Furi.“Siap,

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 162

    “Dirah, kenalkan ini Furi, putri pemilik perusahaan Aiwa Group,” ucap Aizar memperkenalkan Furi yang duduk di sampingnya pada Adirah. Detik itu juga Adirah merasa tidak berarti apa-apa setelah tahu siapa sebenarnya wanita cantik yang bersama Aizar itu. Ternyata dia bukan wanita sembarangan, tetapi wanita dari kalangan atas, pikir Adirah.“S-saya Adirah, Bu…, sekretaris Pak Aizar,” ucap Adirah memperkenalkan dirinya pada Furi. “Bu Adirah imut sekali sih…, pasti Pak Aizar senang ya punya sekretaris muda seperti Bu Adirah ini…” ujar Furi sambil tersenyum pada Adirah. Adirah tak menduga kalau Furi ternyata memujinya, seketika itu juga membuat rasa percaya dirinya timbul kembali, “T-terima kasih, Bu…” ucapnya sambil sedikit menundukan badan.Sebaliknya Aizar merasa itu sindiran dari Furi, agar dia tidak macam-macam dengan sekretarisnya itu. “Adirah ini anak dari sekretaris Kek Pram, sekarang ibunya sudah pensiun, dia yang menggantikan,” jelas Aizar sekadar mengalihkan pembicaraan.“Oh b

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 161

    “Furi…” ucap Aizar menyapa gadis yang duduk di depannya.“Hei, Aizar… biasa makan di sini juga rupanya?” balas Furi sambil tersenyum.“Nggak juga, ini pertama kali aku ke sini, diajak ini nih…” Aizar memperkenalkan Satrio pada Furi dan seorang wanita yang duduk di depannya. “Ini karyawan magang di kantorku, namanya Satrio,” jelas Aizar. Satrio di sampingnya hanya mengangguk sambil tersenyum pada Furi dan temannya. “Kalau ini, Santy, salah satu staf di kantorku,” balas Furi memperkenalkan wanita berkacamata mengenakan seragam ungu yang menemaninya makan. Wanita yang tampak seumuran dengan Furi itu mengangguk dan tersenyum pada Aizar dan Satrio.Kemudian Furi mengajak Aizar dan Satrio untuk makan bersamanya, tentu saja itu yang Aizar inginkan. Furi menyuruh pelayan menyambung meja di sebelah mejanya.“Kata Papah semalam kamu menelepon?” tanya Furi memulai obrolan. Aizar yang duduk di duduk di sampingnya mengiyakan. “Memangnya ada apa sih?” tegasnya.“Nggak, lagi gabut saja, nggak ada t

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 160

    Kedekatan Satrio dengan pimpinan tertinggi Shine Group menjadi buah bibir di kalangan karyawan. Mengherankan, dalam waktu sehari Aizar kemana-mana didampingi Satrio. Tidak ubahnya seperti asisten pribadi yang harus selalu ada di sisi. Alhasil, peran Adirah seperti telah tergantikan olehnya. Padahal Adirah sudah lama menunggu-nunggu saat ini, menjadi sekretaris pribadi Aizar. Tapi, kenyataannya kini berbeda, apa yang dia harapakan agar bisa selalu bersama-sama dengan Aizar malah tergantikan dengan kehadiran si anak magang.“Adirah, kamu tolong siapkan saja berkas-berkas yang diperlukan untuk pembelian prototype alat elektronik yang baru,” pinta Aizar pada Adirah saat rapat beberapa menit lagi akan dimulai. “Iya, Pak, nanti selesai rapat akan aku kerjakan semua yang Bapak butuhkan,” jawab Adirah sambil menundukkan tubuhnya pada Aizar.“Sekarang saja kamu kerjakan, Dirah, jadi selesai rapat langsung bisa diserahkan pada klien,” pinta Aizar.“Bukannya sebentar lagi rapat akan segera dimu

Mais capítulos
Explore e leia bons romances gratuitamente
Acesso gratuito a um vasto número de bons romances no app GoodNovel. Baixe os livros que você gosta e leia em qualquer lugar e a qualquer hora.
Leia livros gratuitamente no app
ESCANEIE O CÓDIGO PARA LER NO APP
DMCA.com Protection Status