Share

Bab 168

last update Last Updated: 2025-11-23 19:41:08

Aizar membawa Satrio ke tempat yang sudah lama ingin ia sambangi, namun belum kesampaian. Kini ia tidak sendirian, jadi tidak ada alasan lagi untuk menahan semua keinginannya. Sebuah club malam mewah yang berada di tengah kota, Red Night Club, menjadi tujuannya untuk bersenang-senang malam ini.

“Kamu pernah masuk ke RNC, Rio?” tanya Aizar saat menghentikan mobilnya persis di depan bangunan yang dominasi warna merah itu, serta dihiasi lampu-lampu aneka warna di setiap sudutnya.

“Belum pernah, Pak, memangnya ini tempat apa?”

“Katanya sih club malam. Aku juga pertama kali ke sini. Ayolah kita masuk!”

Setelah keluar dari mobil yang terparkir di parkiran VIP bersama mobil-mobil mewah lainnya, Aizar berjalan beriringan dengan Satrio menuju pintu masuk. Tampak ada dua orang penjaga berpakaian serba merah sedang berdiri menunggunya di depan pintu.

“Selamat malam, boleh saya check kartu membernya?” sapa lelaki bertubuh tinggi dan gempal sambil menyilangkan lengan kanan di dadanya dan sedikit
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 168

    Aizar membawa Satrio ke tempat yang sudah lama ingin ia sambangi, namun belum kesampaian. Kini ia tidak sendirian, jadi tidak ada alasan lagi untuk menahan semua keinginannya. Sebuah club malam mewah yang berada di tengah kota, Red Night Club, menjadi tujuannya untuk bersenang-senang malam ini.“Kamu pernah masuk ke RNC, Rio?” tanya Aizar saat menghentikan mobilnya persis di depan bangunan yang dominasi warna merah itu, serta dihiasi lampu-lampu aneka warna di setiap sudutnya.“Belum pernah, Pak, memangnya ini tempat apa?” “Katanya sih club malam. Aku juga pertama kali ke sini. Ayolah kita masuk!”Setelah keluar dari mobil yang terparkir di parkiran VIP bersama mobil-mobil mewah lainnya, Aizar berjalan beriringan dengan Satrio menuju pintu masuk. Tampak ada dua orang penjaga berpakaian serba merah sedang berdiri menunggunya di depan pintu.“Selamat malam, boleh saya check kartu membernya?” sapa lelaki bertubuh tinggi dan gempal sambil menyilangkan lengan kanan di dadanya dan sedikit

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 167

    “Terima kasih, Pak Aizar,” ucap Satrio saat turun dari mobil saat berada di depan kosannya.Klik! Aizar mengunci pintu mobil sedannya, “Aku ingin tahu kosanmu nggak apa-apa, kan?” ucapnya setelah berdiri di depan Satrio. “Oh…, i-iya boleh sih, Pak, tapi… kamarku berantakan, maklumlah tinggal sendiri, jarang dibersihkan, ” ucap Satrio tidak menyangka kalau bossnya itu mau menyambangi rumah kontrakannya. “Nggak jadi masalah, Rio,” balas Aizar, lalu ia mengikuti langkah Satrio masuk ke rumah kosan yang memiliki belasan kamar berukuran sederhana yang tertata rapi. Kamar nomor 10 di deret belakang kamar yang ditempati Satrio.“Tunggu sebentar, Pak,” ucap Satrio terlebih dahulu masuk ke dalam kamarnya untuk membereskan beberapa barang berserakan di meja dan di lantai, setelah itu ia mempersilakan Aizar masuk. “Beginilah keadaan kosanku, Pak,” ucap Satrio berdiri di hadapan Aizar.“Lumayan luas juga kosanmu, ada ruang depannya lagi,” ucap Aizar sambil memperhatikan sekeliling kamar. Tampa

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 166

    “Aku mau ke kamar dulu, Rio, kamu tunggu sebentar ya di ruang tamu,” ucap Aizar saat kembali ke dalam rumah. Lalu, ia menyuruh pembantunya menyiapkan minuman untuk Satrio yang ditinggal sendirian.“Mah, itu siapa di ruang tamu?” tanya Debby melihat ada tamu di rumahnya.“Kawan kakakmu,” jelas Cempaka yang baru saja keluar dari kamarnya, lalu duduk berdekatan dengan Debby di ruang keluarga.“Sepertinya aku pernah bertemu dengan dia, Mah, tapi di mana ya?” ujar Debby sambil mengetuk-ngetuk pelipisnya dengan jari telunjuk.“Dia itu mahasiswa magang di kantor, mungkin saja kamu pernah ketemu di acara kampus,” jelas Cempaka.“Oh, sepertinya begitu, Mah.”“Pergilah, ngobrol dengannya.”“Tapi, Aizar memangnya di mana?”“Sedang mandi di kamarnya kata si Bibi.”Debby pun memutuskan untuk menemui Satrio karena ia masih penasaran dengan pemuda yang wajahnya cukup familiar baginya itu.Saat Debby datang menemuinya, Satrio merasakan seperti yang Debby rasakan, pernah bertemu dengan gadis berwajah o

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 165

    Sesuai rencana, Aizar membawa Satrio berkunjung ke rumah keluarganya setelah pulang dari kantor Aiwa. Selalu merasa kesepian setiap berada di rumah merupakan salah satu alasan, sehingga punya teman ngobrol di rumahnya yang besar dan mewah. Apalagi Kek Pram dan Nek Ariyanti sedang tidak ada di rumah, bertambah sepi sunyi sajalah rumah keluarga besar Pramudya itu.“Eh, Aizar, baru pulang, Nak?” ucap Cempaka yang sedang duduk bersantai di depan teras rumah sambil menikmati kudapan petang, saat melihat Aizar datang."Iya, Mah,” balas Aizar menyalami mamanya. “Ini staf-ku di kantor, namanya Satrio,” balas. Aizar memperkenalkan Satrio.“Sore, Bu…” sapa Satrio sambil menundukan sedikit tubuhnya.“Oh iya, kamu staf baru ya? Kelihatan masih muda sekali,” balas Cempaka sambil tersenyum penuh keramahan.“Rio masih magang, Mah,” ujar Aizar menjelaskan.“Lho…, maksudnya kamu anak kuliahan?”“Iya, Bu, saya sedang mengerjakan tugas akhir,” jelas Satrio.“Oh… berarti kamu seumuran dengan Aizar ya?”

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 164

    Belum lama kembali ke ruang kerjanya, telepon di meja kerja Adirah berdering, “Halo, Dirah, tolong naik ke ruanganku sekarang,” ucap Aizar di sana saat ia mengangkat panggilan itu.Gawat! Pasti Aizar tahu aku baru saja menemui Pak Sony! pikir Adirah panik seketika.Huft! Adirah menghela napas perlahan sebelum keluar ruangannya, ia harus mempersiapkan jawaban sebaik mungkin jika nanti Aizar menanyakan pembicaraannya dengan Pak Sony.Sesampainya di ruangan Aizar, Adirah melihat Satrio masih ada di sana. Ia tampak sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon di meja kerja Aizar.“Dirah pada surat perjanjian yang kamu buat, ada beberapa bagian yang harus kamu revisi, terutama mengenai pasal tuntutan ganti rugi pada pihak klien seandainya prototype yang kita beli juga dijual atau dimiliki pihak lain. Nominal dendanya juga kamu ubah jadi 100 Juta. Pahamkan, Dirah?” ucap Aizar sambil menyerahkan file di tangannya pada Adirah.“Oh… iya baik, Pak, nanti akan aku revisi filenya,” jawab Adi

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 163

    Di balkon ruang kerjanya Aizar tampak bertelanjang dada, lalu Satrio datang untuk memijatnya, “Pak Aizar sepertinya kurang istirahat,” ucap Satrio mulai menyapu krim urut di punggung Satrio.“Lebih tepatnya mulai banyak tanggung jawab yang harus aku jalankan, istirahat pun tidak akan pernah cukup,” ujar Aizar mulai memejamkan mata saat jari-jemari Satrio mulai memijatnya.“Belajar di mana kamu? Enak pijatanmu?” tanya Aizar merasa pijitan Satrio seperti seorang ahli terapis.“Sejak kecil aku sudah terbiasa memijat ayahku,” jelas Satrio.“Pijat seluruh badan bisa juga?” “Iya, bisa, Pak.”“Kapan-kapan aku mau coba, nggak apa-apa, kan?”Satrio hanya mengiyakan sambil terus memijat punggung Aizar yang tegap dan kekar, lalu ia pun memijat lengan Aizar yang kekar, “Bossku ini memang benar-benar lelaki perkasa,” batin Satrio sambil terus memijat Aizar.“Rio, jangan lupa pesan komputer untuk Furi, kirim langsung ke kantornya sore ini,” ujar Aizar tiba-tiba teringat janjinya pada Furi.“Siap,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status